ARE YOU STILL SINGLE?

Are you single? Still looking for a great person to lay your head? Truss jadi mumet sendiri karena kerjaanmu juga cuma gitu-gitu aja, nggak naik kemanapun juga? Sementara itu sebuah pertanyaan “ Mo nikah mpe tahun kapan? Lebaran kera?” mampir pula ke telinga? Ugh, pasti deh saat itu kamu cuma bisa nyengir kuda seraya menggenggam erat keinginan nimpuk orang agar tetap terendap di otak. Sudahlah biarkan saja, mereka tidak kejam kok hanya kurang kerjaan (hehehehe….). Karena itulah sebelum “Orkes Sakit Hati” menghasilkan banjir lokal, lebih baik kita jalan-jalan sambil belajar tersenyum lebar seperti ini…..

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

( Sekian menit bersama Mbak Vie di warnet, gara-gara dokter yang ditunggu masih melakukan operasi)
Susahkah tersenyum selebar dan setulus itu saat hati tersiksa? Iya, seolah-olah ada batu yang membebani mulut ini untuk menampakkan sederet gigi dengan cerah bila saat itu tiba. Jika begitu dekat-dekatlah dengan sahabat yang lejitan tawanya menyegarkan hingga kamu tertular untuk ikut larut dalam keceriaanya (kira-kira seperti Mbak Vie yang punya tawa disetiap suasana, ya kan Mbak? : ) )

Bagaimana? Masih susah juga tersenyum? Yuk kita teruskan perjalanan hingga bertemu kawan-kawan seperti Pipin dan Naam yang tetap bisa tertawa meskipun kesusahan berputar disekitarnya. Sebagai anak yatim, Naam terbiasa bekerja untuk menghidupi dirinya dan kebutuhan sekolahnya dengan menjadi penjahit kecil-kecilan. Hal itu dilakukannya agar tak membebani ibunya yang hanya bekerja sebagai tukang prithil brambang* di pasar. Sementara Pipin yang tak bisa meneruskan sekolah usai SD, tidak malu untuk bekerja apa saja demi sedikit rizki. Setiap hari ia bangun sebelum matahari terbit untuk berjualan tempe dan sayuran di pasar.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

(asyik makan gorengan sehabis Rotib (manakib) di Baitul Munir, Naam, Fir dan Pipin khusyu’ menghadapi makanan ditemani para penyamun, ups perawan : ) )

Sudah? Mari kita lanjutkan lagi menemui Nita yang tinggal bersama sang nenek dirumahnya yang sederhana. “ Embah (baca : nenek) kerja jadi tukang prithil brambang di pasar Mbak,” begitu jawabnya saat saya tanya apa kegiatan neneknya sehari-hari.
“Kalau saya kerja apa aja, kan rizki itu datangnya dari mana-mana ,” lanjutnya menjawab pertanyaan saya tentang kerjaannya setelah ia tak lagi bekerja di toko kain di pasar.

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

(Nita tengah bengong di depan ceret minumnya)

Masih kurang? Rasanya kita perlu melihat bagaimana Nik yang ‘blind’ menghadapi bocah-bocah kecil yang mengejeknya dengan nakal. “Mbak….Mbak ,” segerombolan bocah kecil memanggil saat ia lewat.
“Mbak buta…hiks…nggak bisa lihat ,” bocah-bocah itu tertawa seraya melambai-lambaikan tangan di depannya.
“Iya Mbak memang buta kok ,” sahutnya tanpa terlihat kesal. Wah…..
“Dulu mungkin, tapi sekarang sih enggak,” jawabnya saat seorang teman bertanya apa ia kesal karenanya. Wah, semudah itukah memendam perasaan kecewa dan justru menyebarkan senyuman? Hufff……kayaknya enggak deh.

Jadi masih susahkan tersenyum hari ini? Hehehehe …tersenyum itu memang sesuatu yang mudah dan indah tapi sulit dilakukan bila hati tak merasa nyaman, dan belajar menerapkannya disegala suasana takkan berhasil dengan serta merta. Tapi jika hal-hal diatas nggak berhasil juga bikin kamu ketawa, jangan sebut namaku tiga kali…percuma masalahmu nggak bakalan teratasi (: P)…
Jadi gimana? Seorang bijak berkata (bukan saya lho) jika ketenangan itu asalnya dari hati, jadi ringan saja berpikir dan serahkan semua pada-Nya, barangkali rizki yang seolah jalan di tempat hari ini sebenarnya akan digandakan esok hari. Wei…kedengaran indah ya, tapi kok susah siih di lalui? Oh ya jika pertanyaan usil tentang kapan menikah muncul jawab saja dengan “ May ..maybe yes maybe no” seperti iklan yang wara-wiri di teve. Bila masih kurang juga sambut saja dengan perkataan ,” Semangat amat tanyanya, ngomong-ngomong mo nyumbang berapa?”
Nggak usah sangsi mereka pasti sewot dan mendelik selebar-lebarnya : ))
Note : Prithil brambang = membersihkan bawang merah dari tangkainya

Komentar

  1. saya juga mesti banyak beajar untuk selalu tersenyum nih mbak afin...

    BalasHapus
  2. setujuh sayah, serahkan semuanya kepada-nya, tapi usaha teteup aja perlu dong meski semuah sudah diatur kan yak...

    BalasHapus
  3. senyum itu ibadah

    sya juga mo senyum ah

    =) =) =) =) =)

    BalasHapus
  4. tersenyum dan tertawa emang berbeda ya mba...

    BalasHapus

Posting Komentar