AKU PERNAH MERASA

''Hei aku tengah melihat gerhana bulan sekarang…andai saja kamu juga disini menyaksikannya.''
Aku tertawa. Sialan dia! Email model begini yang dulu pernah membuatku termehe-mehe padanya. Aku pikir ia tertarik padaku hanya karena dia pernah mengirimkan email seperti 'aku kok kangen kamu ya?' atau ' kok mukamu nongol terus di mata?' atau ' I can't sleep well yesterday, I feel something is missing, don't know why, maybe I just need somebody to hold…' hingga aku pun tercengang dibuatnya. Dalam hati aku bertanya masa sih si cuek yang bicaranya cenderung terus terang dan kurang ajar itu bisa mengirimkan email seperti ini. Sepengetahuanku dia bukan jenis yang itu. Ck, ck, ck luar biasa betul akibatnya. Aku yang tadinya tak merasa apapun padanya mendadak jadi kepikiran. Pelan-pelan strange feeling itu mengakar, menyita sebagian ruang yang dulu tenang.

Well bisa kau tebak aku pun terhanyut setelahnya, meski sisi hatiku memperingatkan ," Ayolah jangan ikut arusnya, bisa jadi apa yang kau kira sesuatu itu justru tak berarti apa-apa." Tapi karena aku merasa hehehe… dia suka padaku aku mulai berpikir he is my destiny, lantas melompat cepat memberikan satu genderang kepemilikan tanpa sadar itu membuatnya tidak nyaman. Memaksa halus dengan seluruh pertanyaan ringan seperti kamu dimana, lagi apa tanpa tahu kalau ia bisa menganggapnya sebagai gangguan dan bukannya sebentuk perhatian. Masalahnya kadang susah juga menekan dorongan hati, hati seringkali tak terkendali bukan?

Suatu saat karena merasa jalan ditempat aku menanyakan perasaannya padaku dengan gagah berani. Dan…blaar! Jawabannya mengejutkanku, tanpa basa-basi ia kirimkan padaku gambarnya berdua dengan seorang wanita di sebuah keramaian.Whoaa! aku langsung pusing begitu membaca kalimat dibawah si gambar yang berbunyi ' aku sedang dekat dengannya'.Lalu email kangen itu apa artinya? Ia hanya mengatakan, rasa itu hanyalah rasa rindu seorang teman. Higghh!Aku merasa bisa menelannya bulat-bulat jika ia berada didepanku saat itu.

"Kaa…." Aku tumpahkan tangisku di punggung Kaka. Aku ceritakan semua padanya sambil srat-srot membuang ingus yang mendadak muncul.
"Kamu masih menginginkannya kan? Kenapa kamu nggak berusaha meminta pada-Nya? Aku pernah berdoa, ya Allah jika dia memang milikku tolong dekatkan padaku jika bukan pliis dekatkan juga. Dan berhasil kok, coba aja…" katanya sambil cengar-cengir jahil.
"Buat apa? Dia sudah ada yang punya…"
"Ah itu hanya perasaan adik aja,'' Kaka cengengesan." Mmm…Kadang saat seseorang merasa lelah, dia butuh seseorang yang membuatnya nyaman untuk berbincang dan mendengarkan. Itu saja, kebetulan saat itu kamulah orangnya. Tentang email itu, entah apa maksudnya...mungkin benar ia hanya merindukanmu sebagai teman. Hehehe…sudahlah, mungkin bukan dia lilin yang mbak cari, yang tenang menerangi, ia hanya kembang api, banyak membuat kejutan dengan percikan-percikan apinya lantas padam begitu saja."
Geblek, sok puitis kamu, Ka!

……….
Kau buatku menangis
Kau buatku tersiksa
Merasakan perih hancur perasaan ini
Tiada derita yang t'lah kualami
Sehancur denganmu
Sepanjang umurku
Saat kuinginkan dirimu…

Hahahaha…aku tergelak mendengar lagu itu dinyanyikan Kaka. Asem Kaka! Kenapa harus lagu itu sih? Euh lagu itu selalu membuatku teringat saat aku merasa jadi orang paling malang sedunia karena kejujurannya. Aku pikir aku akan seperti *Keane yang berkata 'Ya aku hancur, when she left she took half of my heart with her, she took the half I need most because the half she left is the half that only loves her' saat Nada pergi, lantas membencinya setelah kejadian itu, tapi ternyata nggak juga. Sekian lama terlewat aku tetap berada dilingkarannya, bukan sebagai pacarnya hanya sahabatnya seperti semula. Kembali ketawa-ketiwi, haha-hihi, saling lempar ejekan seperti dulu sebelum strange feeling itu menyerbu. Gak disangkal tempo-tempo aku merasa sebal juga saat ia bercerita tentang wanita disebelahnya. Aku pikir itu hal yang normal. Memang butuh waktu bagi kita untuk membalikkan perasaan yang telah memerah muda seputih semula, meski telah dilakukan proses bleaching sedemikian rupa.

Aku ingat seorang sahabat pernah berkata ,''Jangan lari, hadapi aja. The more you face it, the more you heal it. Kamu tahu nggak, semua akan terasa ringan dan tak membebani saat kamu bisa berdamai dengan kebencian dihati. Lihat kesedihanmu dari perspektif yang berbeda, kau akan temukan hal menyenangkan yang tak kau duga."
Kedengaran teoritis kan? Tapi kurasa benar. Dan aku yakin saat bertemu dengannya nanti, aku bisa menertawakan peristiwa konyol itu di suatu meja sambil minum kopi bersama, dan tidak lupa menghadiahi jitakan paling mengesankan dikepalanya.

*Keane dan Nada tokoh dalam buku Funny Feeling-nya Dilla Rossa

Done, 10:36 071107
Only story suatu hari, saat hal konyol terjadi :-)
Thx for all the stories I've heard to Di, Iu, Ka, and my gokilest friend (14 nov heh? selamat, gak ada sesuatu hanya kethak mubeng menunggu)







Komentar

Posting Komentar