KETIKA JENUH DATANG

Kehidupan itu seperti memintal benang. Bukan perkara gampang ketika mulai. Ada banyak proses sebelum jadi. Tak jarang benang yang dipintal tak sesuai harapan, harus memintal dari awal untuk mencapai yang diinginkan. Takut, gamang, tak percaya diri mewarnai. Menghambat proses pemintalan yang akan dimulai.

'' Kenapa sesulit ini hidup? Kenapa tak langsung saja Allah memberi yang kita pinta? Kenapa harus diberi cobaan?''
Tak jarang rasa itu memenuhi kepala. Sikap yang muncul mungkin pasrah, mengatakan pada diri untuk menerima peparinge Gusti tanpa bertanya lagi. Sedangkan lainnya percaya bahwa cobaan itu harus dihadapi dan singkirkan khawatir dalam diri. '' Kita bukan kelinci percobaan, nedha nrima dan pasrah apa adanya. Usaha dong, untuk apa kepala dicipta kalau tak mau berpikir ngudari kesulitan?'' seorang yang bijak berkata.

Terdengar tak nyaman mungkin bagi sebagian orang. Tapi jika direnungkan ada benarnya. Bayangkan tanpa cobaan kita takkan sekuat sekarang. Cobaan juga memberi kita pengetahuan bagaimana menghargai proses dalam kehidupan. Ada harmoni dalam cobaan. Ia memberi kita serentatan pengalaman yang membuat kita bisa menghindari lobang atau batu sandungan di jalan.

Mudahkan untuk dijalankan? Haha, memang tidak kawan. Begitu juga untukku yang dilanda kejenuhan menghadapi rutinitas pekerjaan, cita-cita yang masih mengawang setelah kian banyak anak tangga dijamah. Ah Allah Maha segala, lebih tau yang terbaik tatkala hambanya yang bengal bertanya-tanya.

''Kau harus lebih keras berusaha,'' aku dengar Ia berswara.


*sepertiga malam menjelang shalat fajar

Komentar