SEBATANG POHON KEBENARAN




Sebatang pohon itu bernama Kebenaran. Amat sulit menumbuhkannya di masa sekarang. Ia menghendaki tempat tumbuh tidak sembarangan. Ia takkan berkembang jika hati diliputi keserakahan, keinginan untuk memiliki hal yang bukan milikmu, dan kedengkian.
Jangan khawatir, jika kau bersikeras menanam akan ada banyak kendala menghadang. Mulai dari hama, cuaca tak bersahabat serta cibiran akan datang tanpa diundang.
Bukan hanya itu, pohon kebenaran itu juga tergolong pohon yang lambat berkembang. Pertumbuhannya hanya perlahan-lahan, tidak secepat yang kau harapkan.
Tapi percayalah, ia akan menghasilkan buah yang menyenangkan. Tak terlalu manis, tapi cukupan. Yang ketika dimakan akan memberikanmu kesehatan dan bukannya penyakit sebagai efek sampingan.

Tapi sebatang pohon kebohongan lebih menarik untuk ditanam. Ia bisa tumbuh di segala medan. Tak perlu pupuk untuk menyuburkan sebab ia mendapat energi dari tiap dengki, iri, dan keserakahan. Tanpa sadar ia begitu cepat berkembang. Sebab hampir tak ada hama yang bisa membuatnya lambat dalam pertumbuhan. Daunnya rimbun dan buahnya secepat kilat bisa bermunculan. Maka tak ayal pohon menanam pohon ini begitu menggiurkan.
Setiap orang yang pernah merasakan buahnya akan menggeleng-geleng kesenangan. Duhai betapa lezatnya, seru mereka dalam beberapa gigitan. Hanya saja mereka mulai mulas di akhir gigitan. Getir dan pahitnya buah kebohongan mulai mencekam. Diakhiri tusukan mulas di perut yang berkepanjangan. Mencekikmu, menjeratmu dengan rasa sakit di sekujur badan...


*based on my chit chat with Raka, my li'l bro
 " Kini musimnya membenarkan apa yang biasa, bukannya membiasakan apa yang benar"

repost from my facebook note  310111
pic : www.cambreenotes.com



Komentar