• Manusia akan menemui rintangan di depannya dan melaluinya dengan keberatan
• Jangan tinggalkan pemimpinmu jika dia berbuat kesalahan, pergilah saat ia tengah khilaf, dan kembalilah jika ia telah sadar dari perbuatannya itu, sesungguhnya ada hikmah dibaliknya
Dua kalimat itu terasa pas dengan kondisi sekarang dimana banyak pemimpin yang terpeleset, menjauhi komitmen awal yang digembar-gemborkannya saat ia berusaha menduduki posisi pemimpin umat. Tengok saja berapa banyak koran nasional yang menjadikan berita tentang korupsi, perselingkuhan atau poligami yang dilakukan pemimpin kita sebagai headline. Banyak kan?
Maka jika dicermati lebih lanjut, sebenarnya mereka tengah diuji dengan rintangan yang ada di bumi. Seseorang yang berakhlak baik, dihormati, tiba-tiba saja dijauhi masyarakat saat ia tengah tersangkut sebuah masalah. Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan kalau mereka adalah pemimpin masa depan mendadak mencibir,” Uh, katanya pemimpin bangsa tapi kok doyan duit, doyan kawin. Apa ini?
Jika pemimpin itu kuat menendang semua cobaan, maka selamatlah ia sampai ke seberang. Ia akan belajar banyak dari setiap kesulitan yang mampu dilewatinya. Tetapi kenyataan tak semudah membalik telapak tangan, tidak mudah bagi mereka melalui cobaan saat ia tengah berada di puncak, saat ia tengah menjadi sesuatu. Pas bukan dengan kalimat Manusia akan menemui rintangan di depannya dan melaluinya dengan keberatan diatas?
Bagaimana kaitannya dengan kalimat kedua? Kenyataan yang terjadi adalah umat dari pemimpin yang khilaf itu langsung melesat meninggalkannya begitu saja. Cukup susah bagi kita untuk mengerti dan menghormati mereka, meski akhirnya ia tersadar dari kesalahan yang dilakukannya. Contohnya saya, dengan kedangkalan saya, saya tak mampu mencerna ada hikmah apa dibalik semua kesalahan para pemimpin kita. Dengan seluruh pemahaman saya, saya cuma bisa melihat They did something wrong saja. Tapi jika saya berandai-andai menempati posisi seperti mereka akankah saya mampu melewati seluruh batu penghalang itu? Ah jangan-jangan malah nangis minta pulang, lah wong baca buku sambil dengar lagu mellow yellow hujan lokal turuh deras di bantal (plus ingus lagi). Hmmmm……..(sambil mikir kencang)
• Jangan tinggalkan pemimpinmu jika dia berbuat kesalahan, pergilah saat ia tengah khilaf, dan kembalilah jika ia telah sadar dari perbuatannya itu, sesungguhnya ada hikmah dibaliknya
Dua kalimat itu terasa pas dengan kondisi sekarang dimana banyak pemimpin yang terpeleset, menjauhi komitmen awal yang digembar-gemborkannya saat ia berusaha menduduki posisi pemimpin umat. Tengok saja berapa banyak koran nasional yang menjadikan berita tentang korupsi, perselingkuhan atau poligami yang dilakukan pemimpin kita sebagai headline. Banyak kan?
Maka jika dicermati lebih lanjut, sebenarnya mereka tengah diuji dengan rintangan yang ada di bumi. Seseorang yang berakhlak baik, dihormati, tiba-tiba saja dijauhi masyarakat saat ia tengah tersangkut sebuah masalah. Orang-orang yang tadinya mengelu-elukan kalau mereka adalah pemimpin masa depan mendadak mencibir,” Uh, katanya pemimpin bangsa tapi kok doyan duit, doyan kawin. Apa ini?
Jika pemimpin itu kuat menendang semua cobaan, maka selamatlah ia sampai ke seberang. Ia akan belajar banyak dari setiap kesulitan yang mampu dilewatinya. Tetapi kenyataan tak semudah membalik telapak tangan, tidak mudah bagi mereka melalui cobaan saat ia tengah berada di puncak, saat ia tengah menjadi sesuatu. Pas bukan dengan kalimat Manusia akan menemui rintangan di depannya dan melaluinya dengan keberatan diatas?
Bagaimana kaitannya dengan kalimat kedua? Kenyataan yang terjadi adalah umat dari pemimpin yang khilaf itu langsung melesat meninggalkannya begitu saja. Cukup susah bagi kita untuk mengerti dan menghormati mereka, meski akhirnya ia tersadar dari kesalahan yang dilakukannya. Contohnya saya, dengan kedangkalan saya, saya tak mampu mencerna ada hikmah apa dibalik semua kesalahan para pemimpin kita. Dengan seluruh pemahaman saya, saya cuma bisa melihat They did something wrong saja. Tapi jika saya berandai-andai menempati posisi seperti mereka akankah saya mampu melewati seluruh batu penghalang itu? Ah jangan-jangan malah nangis minta pulang, lah wong baca buku sambil dengar lagu mellow yellow hujan lokal turuh deras di bantal (plus ingus lagi). Hmmmm……..(sambil mikir kencang)
Setiap kita adalah manusia biasa. Dengan karunia potensi fujur/kejahatan dan takwa/kebaikan. Semata itu saja, dibalik tugas sebagai khalifah/pemimpin di Bumi Allah. Kita bukan malaikat, yang dalam diri mereka, hanya potensi kebaikan yang bertahta.
BalasHapusMakanya, kesalahan adalah hal yang wajar, selama istighfar dan kembali ke koridor syariahNya tetap menjadi pilihan saat dosa terlakoni.
Namun, jika masih dalam kebijaksanaan dan keadilan hukum Islam, mengapa kita malah mempermasalahkannya? Adakah hukum yang lebih mulia di alam ini selain hukum yang menciptakan semesta ini?
wah sambungan dari poligami yg di blogku ya..???
BalasHapusbiarlah fin..ntar juga mati sendiri..ehhehhe
hidup apinnn...tetep puasa ya..????
memang cobaan ternikmat sekaligus terberat manusia adalah harta, tahta, dan wanita :)
BalasHapusmanusia memang enak di dunia relativitas :))
BalasHapusSemakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya khan? Pohon yang hebat adalah yang tetap kokoh meskipun menghadapi angin sekencang apapun.
BalasHapusSo ... biarlah semuanya jadi pembelajaran bagi kita yang belum jadi pemimpin, agar bekal yang dibawa benar2 berguna :)
pancen pemimpim sekarang
BalasHapus"janji tinggal janji" lagunya dian piseshasawskj