G-LAND, G-LAND, G-LAND........

Photo Sharing and Video Hosting at Photobucket

Aku ingat pada suatu hari yang menyebalkan aku datang padamu, dua kali malah. Kesan pertama berlalu begitu saga, terkalahkan oleh rasa lelah dan kesal. Kedua kali dengan resah, tapi kemudian jadi takjub dan terkagum-kagum padamu

Seingatku mendatangimu tidaklah mudah. Jalanan berbatu menanti di sepanjang jalan menuju keindahanmu. Andai saja tidak ada suara burung dan pepohonan hijau menjulang di kiri kanan jalan maka perjalan akan terasa membosankan. Huff!! Long way…kapan sih sampai?
Dan hujan yang berhari-hari mengguyur membuat jalanan jadi kubangan lumpur menyebalkan. Please, take off your shoes sebelum kejeblos lumpur dan jadi merepotkan. Pakai telapak kakimu untuk menjejak bumi, merasakan licinnya sambil sesekali berhenti karena Lumpur yang membebat jeansmu mulai terasa memberatkan.
Tapi perjalanan akan terbayar saat matamu disuguhi pemandangan yang menakjubkan di depan matamu. Rasakan angin laut yang menghembus itu, sentuh tekstur pasirnya yang bulat dan bukannya berbutir halus seperti yang kau temui di pantai lainnya. That’s why we called Pasir Gotri. Eits jangan! Jangan kau bawa pulang dia, biarkanlah terserak ditempatnya. Bayangkan kalau semua orang yang terpesona membawanya sekantung demi sekantung, pastilah pasir bulat nan lucu itu akan tinggal nama dalam sekejap mata.

Larilah, larilah menuju air yang hijau kebiruan itu, rasakan senangnya saat ikan-ikan berenang diseputar kakimu, berloncatan kesana kemari menggodamu untuk menangkapnya tanpa kau sadari tanganmu yang terbuka takkan bisa meraihnya.
Dan jika kau bangun pagi hari jangan takut untuk berteriak senang melihat indahnya pemandangan laut pagi hari.
Whuuuu! I wish I could stay there, merasakan kedamaian –jauh dari hiruk pikuk dunia, di suatu tempat yang terpendam jauh di hutan.
Jangan khawatir terganggu suara tulalit ponselmu. Tak satupun sinyal yang akan tembus disana, kecuali kalau mau nekat naik pohon atau menara pandang. Di beberapa tempat sinyal akan penuh tapi mendadak hilang lima langkah kemudian.
Ah tapi ogah kalau disana malam hari, suasana lengang yang ditingkahi suara binatang dan desau angin malam yang menggores dedaunan bisa membuat kuduk berdiri. Belum lagi kalau ingat cerita-cerita misteri yang disebarkah orang tentang hutan perawan yang dipenuhi mistis ini. Wiiii…….
Kapan lagi mendatangimu, merasakan hangatnya (puanas ding) pasirmu disiang hari dibawah kaki yang lelah dan melepuh? Kapan lagi duduk terkagum-kagum dikarangmu menikmati atraksi surfer asing berakrobat menelusuri gulungan ombak yang tinggi? Kapan lagi?

pic : courtesy of www.kapanlagi.com

Komentar

Posting Komentar