KAPAN LAGI BISA NYAMBIT PAK BM PAKE SANDAL?

Jam 15.15.
Di luar hujan. Suasana muran. Tapi muka Pak BM lebih seram. Segala vampire, hantu, atau jin perayangan lewat kalau disandingkan dengan Pak BM sekarang. Nggak ada yang berani dekat, apalagi nyapa. Bukan kenapa-napa sih. Hanya males dapat ganjarannya. Lha mosok yang paling ringan lirikan setajam silet. Po ra remuk nanti? Ck, ck, ck…sampeyan makan apaan tadi siang? Semut rang-rang?
Mendadak…
“ Intaaaaan…Moleeen! Reek… Aduh piye iki?!”
Jeritan itu bikin hati kita rontok sendiri-sendiri. “ Alamat bakal di sate sama Pak BM,” bisikku di telingan Mbak Intan. Mbak Intan bermuka pasrah, udah siap aja kalau nanti ditimbuni gunungan sampah amarah.
Pintu ruang dibuka. Pak BM lagi naik di atas kursi sambil nunjuk-nunjuk ke bawah meja. Dimana seekor kecoak ber-asereje gila! Mainin sungutnya kemana-mana, maju mundur semaunya, dan bikin Pak BM geli-geli gimanaaa…
“ Bunuh! Bunuh dia!”
Aku dan Mbak Intan saling pandang. Tak mau saling mendahului. Apalagi menyaingi.
“ Bunuh! Tunggu apa lagi?!”
“ Pak kalau kita kena pasal pembunuhan terencana gimana?” takut-takut aku bertanya.
“ Uggh! Kamuuuuuh!” Pak BM melotot.
Aku mengkeret, Mbak Intan mukanya sepet. Dengan setengah hati kami ambil sandal jepit Pak BM. Langsung mengejar dan melakukan pembunuhan yang diperintahkan. Eh dasar kecoak ngesot! Doi enggak mau juga ditangkap. Malah main kabur-kaburan kayak maling jemuran mau dihajar. Terakhir dia malah terbang…swiiiit! Pluk! Mancep di hidung Pak BM. Pak BM jejeritan. Mukanya pucat seperti kehabisan darah.
“ Bunuuuh!”
Siap graaak, Bos! Hyaaaaaat! Syuuuut! Kita timpuk itu kecoak dengan kekuatan 10 tenaga kuda.
Pluk!
“ Wadaw!”
Kecoak ngesot megap-megap. Sementar Pak BM ngamuk sambil memegangi hidungnya yang kemerahan kena efek samping lemparan sandal.
Pintu ruang ditutup kembali. Aku dan Mbak Intan buru-buru pergi. Di luar kita langsung beraksi. Nari-nari kesana kemari mengungkapkan kebahagian hati. Ohohoho, kapan lagi bisa nimpuk muka Pak BM kalo enggan gini. Hihihihi!
“ Moleeen…” aku geragapan. Paduan suara jeritan itu telah membuat gendang telingaku serasa terbakar.
Ngucek-ucek mata. Manyun jaya.
“ Mimpi apa sih lo, bisa seru gitu?” tanya Ney sambil tertawa.
Hah? Acara timpuk sandal tadi itu cuma bagian dari dreaming dot com. Asyeeem! Tak pikir beneran.
Hwaaah, penonton kecewa!


Only joking
Sambil dengerin Spanish guitar (Al di Meola, Paco de Lucia, Jhon McLaughlin) dan mikir , “kapan kejadian ajaib ini terjadi beneran. Hehehehehe…”

Komentar

Posting Komentar