Tahun akan segera berganti. Tentu saja masing-masing orang punya harapan masing-masing kedepannya. Begitu juga saya. Nah inilah dia, resolusi 2014 milik saya.
Menikah dan Punya anak
me and my family picture
Selama menjadi jojoba (hahaha), Allah begitu mencintai saya
dengan menunjukkan betapa rumitnya pernikahan itu dari lingkungan sekitar. Ada
beberapa teman yang akhirnya tak sanggup mempertahankan pernikahan, masalah
perbedaan pandangan yang bikin pasangan cekcok tak berkesudahan, sampai
selingkuh itu (tak lagi) indah setelah ketahuan dan masih banyak lagi yang
bikin saya mikir kenapa ya Allah kok sebaik ini?
Lama-lama saya pikir saya sedang diberi pelajaran gratis
bahwa pernikahan yang sempurna itu tak ada. Yang ada untuk menjadi bahagia
masing-masing harus mengusahakannya.Dan saya tak perlu takut bahwa pernikahan saya kelak akan serunyam mereka. Masing-masing sudah ada garisnya.
Menelurkan Karya Lebih Baik Dari Sebelumnya
Terpacu oleh berkarya lebih baik, jika tahun 2013 terbit satu
buku keroyokan dan satu novel gokil bareng Fitri dan Tya (yang insyaAllah
terbit tahun depan), serta memenangkan beberapa lomba menulis. Tahun depan semoga lebih baik dan lebih beragam. Terutama buku yang berkaitan dengan anak (picbook, novel anak dst). Harapannya hasil nggak cuma
bermanfaat untuk diri sendiri, tapi juga banyak orang. Eh, eh...siapa tahu
malah bisa mendukung kegiatan sosial yang saya tulis di bagian belakang.
Sekolah Psikologi
Bermula saat saya menjadi guru les Inggris bagi anak-anak. Saya melihat masing-masing punya keistimewaan, ada yang tangguh ada yang tidak. Dan beragam polah tingkah mereka menarik bagi saya. Dari sana jadi pengen belajar psikologi anak. Berkitan dengan menulis dan kegiatan sosial saya pikir ilmunya bisa diterapkan disana.
Kegiatan Sosial
let's make a good future with good education for kids
Sudah sejak lama saya suka memperhatikan anak-anak di sekitar
saya. Terutama anak-anak tak mampu. Saya tahu betapa beruntungnya saya punya
orang tua yang mengutamakan pendidikan. Saat orang lain mengeluhkan betapa
besarnya biaya sekolah, mereka justru berpikir ilmu itu investasi yang tak ada
matinya. Saya ingin berterima kasih dengan mereka, dengan melakukan hal yang
sama. Tak hanya pada anak-anak sendiri, atau anak saudara tapi juga anak-anak
lain di sekitar saya.
Tahun-tahun sebelumnya nekat mencoba, tapi memang
banyak kendala. Terutama dana.
Aih, tapi siapa tahu tahun depan jalannya lapang.
Aamin, aku doakan semoga lancar ya
BalasHapustararenkyu mbak lidya, amin
BalasHapussemoga terijabahi afin, my inspiration :)
BalasHapusini kisah resolusi sederhanaku : http://braveandbehave.blogspot.com/2013/12/akherat-dan-dunia-resolusi-2014.html
aku juga makasih mbak Lyta, waktu lagi sedih saya mbrebes baca inbox mbak lyta. Meraih cita-cita rek betapa berliku-liku, xixixi
HapusWah, ada cireng forever :p *pinjem dong :D
BalasHapusSukses ya resolusinya. Sukses juga buat kontesnya :D
Kalau lagi senggang, main ke lapakku yuk mbak : http://goresanpemenang.blogspot.com/2013/12/resolusi-2014-menulis-ulang-kehidupan.html ^^
mari sini, ke Banyuwangi kalo mau pinjem hehehe
Hapussmoga mimpi resolusinya terwujud ya mbaa :)
BalasHapusAmin Mbak Christanty, Begitu juga dengan Mbak :)
HapusSepertinya, ada ketertarikan kita yang sama, bahagia rasanya jika bisa diskusi soal psikologi, meskipun Saya kuliah bukan di jurusan psikologi. :-D
BalasHapusmemang secara tidak langsung saat kita sedang ada bermasyarakat kita pakai ilmu psikologi juga. Misalnya nih menghadapi tetangga mengesalkan xixixi
Hapus