Bab 1. Hayalan Tingkat Dewa
Candha
baru saja tiba di bandara Soekarno Hatta waktu melihat rombongan Paspampres.
Rupanya mereka mengawal anak Presiden Indonesia.
Candha
jadi teringat dirinya 8 tahun silam. Ia jingkrak-jingkrak begitu Bapaknya
terpilih dalam Pilpres 2014. Ia berlinang air mata membayangkan enaknya jadi
anak RI 1. Ia akan dikenal dan dielukan seantero negara. Soal cinta takkan lagi
merana. Jika dulu ditolak kini ia dicari-cari. Candha berlinang air mata,
sampai ia sadar satu kelas memandangnya bak alien salah naik pesawat.
Bab 2. Why Me?
Setelah Bapaknya resmi jadi
presiden, Candha mendadak jadi trending topik di mana-mana. Bukan karena prestasi melainkan
karena gaya berpakaian dan omongan medhoknya. Semua bilang ia norak dan
kampungan.
Kata
Mama ia tak usah menghiraukannya. Bagaimana bisa? Bila setiap hari berita
tersebut didengarnya. Untung ada Kiana,
gadis keturunan China yang punya nasib tak jauh beda dengannya. Dengan cewek
cupu itulah ia menemukan kawan senasib sepenanggungan. Mereka punya pola pikir
yang sama, mengapa harus ikut trend jika tak cocok dengan mereka.
Bab 3. Oh, Sial!
Sejak
jadi anak Presiden praktis Candha tak bisa bebas kemana-mana. Selalu ada
pengawal bersamanya. Sebagai protes, ia kerap berulah mengerjai mereka. Rupanya
hal itu terdengar oleh media dan jadi berita. Akibatnya seantero Indonesia
mencap buruk dirinya.
Tak
hanya itu, ia juga jadi bulan-bulanan setelah situs berita online mengunggah
foto dirinya menghadapi banyak makanan di sebuah restoran. Kiana, menyarankan
kenapa Candha tidak meminta sang Bapak membereskan masalah tersebut. Hampir
saja Candha menurutinya, kalau kedua kakak kembarnya mengingatkan ulah Candha
itu bisa menyulitkan posisi sang Bapak.
Bab 4. Fail In Love
Candha
ditolak kesekian kalinya. Zefa bilang Candha lucu dan baik hati. Sayang kulit,
tinggi badan, dan berat tubuhnya tidak ideal. Begitu juga Darren, cowok
keturunan Irlandia itu berkata syarat jadi ceweknya harus tinggi, cantik,
langsing, putih, dan berambut panjang.
Candha
merana, semua syarat itu tak ada padanya. Ia pendek, berkulit sawo matang, dan
berambut ikal. Kepada Kiana ia pun mendumal, kenapa cowok-cowok selalu
mengisyaratkan hal yang sama? Bahwa cantik itu harus tinggi, cantik, putih,
langsing, dan berambut panjang seperti model iklan.
Bab 5. Home Alone
Kiana mengeluh pada Candha tentang
kedua orang tuanya. Ia lebih sering ketemu foto mereka ketimbang bertatap muka.
Sebab mereka lebih sibuk berbisnis ketimbang mengurusi dirinya.
Candha
merasakan hal yang sama. Ia kini kehilangan mereka. Kedua kakaknya juga tak
bisa diharapkan. Sebagai mahasiswa baru mereka sibuk dengan kuliahnya masing-masing.
Jika boleh berharap, ia ingin keadaan kembali seperti dulu kala. Saat mereka
masih tinggal di Surabaya dan Ayahnya belum jadi Pemimpin Negara.
Bab 6. Dia, Dia, Dia
Akhir-akhir ini Candha
berbunga-bunga. Ada cowok cakep yang mengusir hari-hari sepinya. Tak ada Bapak
dan Mama tak apa-apa, asal ada Andrew
Blake tercinta. Bersama dia dunia ini jadi penuh warna. Melakukan hal-hal
berbahaya seperti ngebut di jalan, merokok, atau mencicipi bir.
Kiana yang menyadari perubahan pada
diri Candha segera mengingatkannya. Sayangnya Candha salah paham. Bukannya
sadar, Candha malah menuduh Kiana iri hati melihat ia jadian dengan Andrew.
Akibatnya hubungan mereka pun renggang.
Bab 7. New Candha
Sejak
jadian dengan Andrew, Candha pintar mengelabui orang tua dan pengawalnya.
Apapun ia lakukan asal bisa bersama Andrew. Tak hanya itu ia juga menuruti
apapun yang Andrew katakan. Termasuk diet ketat dan merubah penampilannya
menjadi lebih trendy.
Wah,
pokoknya Candha yang baru bikin orang ternganga. Efek positifnya media yang
dulu suka mengolok-olok dirinya kini berbalik memuji. Tak ayal hal itu membuat
Candha berpikir Andrew malaikat yang dikirim untuknya.
Bab 8. Efek Samping
Perubahan
Candha membuat Kiana jadi merasa asing
dengannya. Candha bukan teman yang asyik lagi. Yang doyan makan di kaki lima
dan dandan semaunya. Ah, pokoknya Candha enggak banget!
Di rumah Mama juga heran. Candha semakin keras kepala dan mengesalkan. Bapak juga sama, ia tak mengerti
kenapa putri manisnya jadi sering nyolot jika dinasehati. Para pengawal kerap
merasa kerepotan dengan ulah Candha. Sebab gadis itu tiba-tiba jadi suka
menghilang dalam pengawalan mereka.
Bab 9. Gap!
Hubungan Candha dan orang tuanya
semakin memburuk. Ia sering berselisih dengan Bapak dan Mama. Bahkan Candha
sempat dihukum tak boleh keluar sebulan setelah kedapatan membolos dan merokok
dengan kawan-kawan barunya (Andrew dkk).
Ia
juga sebal ketika mereka melarang ia berhubungan dengan Andrew. Alasan mereka
Andrew membawa pengaruh buruk bagi Candha. Ah, mereka tak tahu saja. Andrew itu
baik luar biasa. Ia ada saat Candha butuh teman bicara. Sementara mereka malah
tidak ada. Huh!
Bab 10. Merana
Kehabisan
akal membuat Candha jauh dari Andrew, terpaksa Bapak membuka rekanam percakapan
Andrew dengan teman-temannya. Cowok itu terang-terangan mengatakan menggaet
Candha demi ketenaran semata. Maklum ia newbie
di dunia keartisan. Kata manajernya, semakin banyak gosip semakin baik dan
bisa membantunya tetap eksis.
Candha tak percaya. Ia yakin hal itu
hanya rekayasa. Sayang begitu sadar, ia sudah banyak kehilangan. Tak hanya
teman, kepercayaan ortu, tapi juga uang di rekeningnya. Dirundung kesal, sedih,
dan malu, Candha pun kabur dari rumah.
Bab 11. Kemana Kau, Candha?
Bapak dan Mama kelimpungan begitu
tahu Candha tidak ada. Begitu juga Kiana, meski hubungan mereka kini agak
renggang. Para pengawal presiden dikerahkan untuk mencari-cari Candha. Belum
sampai ketemu, Nenek mengabarkan kalau Candha ada dirumahnya.
Bapak dan Mama menyusul ke
Banyuwangi. Tapi Candha tak ingin ditemui. Akhirnya Nenek-lah yang kemudian
mengatakan apa yang Candha rasakan selama ini. Betapa ia merasa kehilangan orang
tua dan justru Andrew dkk. yang ada saat ia butuh bicara. Bapak dan Mama merasa
bersalah, telah mengabaikan Candha. Meski sebenarnya hal itu terjadi karena
kesibukan sebagai Presiden Republik Indonesia.
Bab 11. Escape
Meski
hubungan dengan ortu sudah baik kembali, tak berarti Candha bebas begitu saja.
Candha dihukum tidak boleh keluar selama tiga bulan, kecuali sekolah. Uang
jajan pun di stop juga. Candha kelimpungan. Ia bingung mau apa selama itu di
Istana.
Dasar
bandel, Candha pun meloloskan diri dari istana. Tentu saja dengan bantuan
Kiana. Sayang Candha ketauan. Akibatnya mereka harus sembunyi dari kejaran
pengawal istana di kolong jembatan. Di tempat itulah Candha bersinggungan
dengan kaum miskin yang tinggal disana. Kemana ia selama ini, sampai mereka
luput dari pandangan matanya? Pikirnya trenyuh.
Bab 12. Gebrakan Baru
Gara-gara
ulahnya hukuman Candha ditambah. Candha tak menolak asal tiap minggu ia
dibolehkan pergi ke kolong jembatan.
Bapak dan Mama mula-mula keberatan tapi penjelasan Candha membuat mereka
mengiyakan.
Sejak
itu setiap minggu pagi Candha dan Kiana mendatangi kolong jembatan sambil
membawa makanan. Semula hanya mereka yang melakukannya. Tetapi kemudian banyak
yang ikut-ikutan. Mereka bergabung dengan Candha dan Kiana, bergerak tiap
minggu pagi untuk membagikan makanan pada orang-orang tidak mampu. Meski begitu
tak semua menyambut baik apa yang Candha lakukan. Ada saja yang bilang semua
itu untuk menutupi kesalahan yang ia lakukan dan bla, bla, bla...
Bab 13. Kok Gini Sih?
Salah satu stasiun teve muncul dan
mewawancari Candha dkk. tentang kegiatan minggu pagi mereka. Sayangnya begitu
tampil berita yang muncul tidak selurus hasil wawancara. Tayangan itu justru
diarahkan agar masyarakat berpendapat itu cara Presiden menarik simpati rakyat,
setelah salah satu pulau dimiliki oleh negara tetangga.
Candha kecewa. Namun nasehat Mama dan Bapak menguatkannya.
Biarkan saja mereka bicara apa saja, toh nanti mereka akan diam juga. Benar
saja, pada akhirnya orang-orang yang semacam tak berbunyi lagi selanjutnya.
Bab 14 Trendsetter
Candha
dan Kiana kini jadi trendsetter baru
di kalangan anak muda. Jargon “lakukan hal positif kalau lo pengen dikenal”
menjadi panutan. Jika dulu mereka suka
meniru-niru gaya di televisi, kini mereka malah mengacungi gaya “be
yourself”-nya Candha dan Kiana.
Omongan
gaya omong medhok Candha juga juga mendapat tanggapan positif dari banyak
pihak. Menurut mereka itu menunjukkan ciri “itulah Indonesia”, kaya ragam dan
warna. Jadi mengapa harus malu jika berbeda? Namun meski berkibar, Candha tetaplah Candha. Yang
baik, sederhana, lucu, dan ceria.
Bersama sahabatnya Kiana, ia menebar kebaikan dimana-mana.
Bab
15. Me and Famous Dad
Candha
melangkah pergi dari Bandara bersama Bapak dan Mama. Dua hari kemudian ia
muncul di salah satu talk show terkenal yang kala itu membahas topik “Suka
Duka Anak Orang Terkenal” ya. Bersama beberapa bintang tamu lain ia berbagi kisah
hidupnya. Candha mengaku lebih enak jadi anak orang biasa ketimbang jadi anak Presiden.
Banyak peraturan, kemana-mana harus dikawal, dan ia sempat merasa kehilangan kebersamaan
dengan kedua orang tuanya. Tak hanya itu ia juga merasakan pahitnya jadi bulan-bulanan
media. Tetapi semua itu justru memberi pengalaman luar biasa. Membuatnyat lebih
tangguh dari sebelumnya.
Sehari
setelah wawancara twitter Candha dibanjiri mention. Salah satunya dari anak Presiden
RI sekarang. Dalam DM ia bertanya kiat sukses menjadi anak Presiden.
sumber gambar : www.southbay.ymca.org
Wah, keren ide ceritanya. Afin, kalo bisa ditulis dengan gaya kocak dong, sesuai dengan gayamu itu lhoo, hihiiiii
BalasHapushahahah, mbak Ekky tau aja, kalo aye gak bisa serius xixixi
HapusBegitulah, jika sudah terkenal semua orang akan membicaraknnya..
BalasHapusSalam..
terima kasih mas Abdur Rosyid, salam kenal juga
HapusWaah, semoga lancar Mbak. Iya, tulis dengan gaya Mbak Afin yang kocak, renyah dan seger. :)
BalasHapusMenunggu jadi novelnya.
tararenkyu mbak Shab. Amiin
Hapusiihh keren keren mbak...... saya tunggu jadinya yaaa :-D
BalasHapusterima kasih mbak icha, amiin
Hapussmoga lancar dan sukses ya mbak :)
BalasHapusmakasih mbak Binta tuk doanya, peyuuuk
HapusBagus mba, ditunggu kalau sdh jadi cerita
BalasHapusterima kasih sudah dibilang bagus, xixixi.
Hapusada sesuatu yang hilang ya kalau sudah dikenal orang lain
BalasHapusiya mbak Lidya,bener banget itu
Hapuswah Mba Afin ini detail banget ya, ngga kayak punyaku yang di http://salmanbiroe.blogspot.com/2014/01/fiksi-blogfam-i-pop.html cuman beberapa paragraf aja, btw temanya menarik mba, minta saran balik donk mba :)
BalasHapuswalah, masa detil mas Faris? Enggak ah, saya ini masih baru belajar malahan
HapusIde ceritanya asyik. Numpang belajar ah :)
BalasHapusehehehe, terima kasih sekali Ragil Duta. Saya juga baru belajar
Hapusbagus bagus (y)
BalasHapuswah, masih belum bagus kok. Masih banyak kurangnya hehehe
Hapus1. Plottingnya bagus, tapi menurut saya temanya masih 'so-so' sangat mudah ditebak endingnya.
BalasHapus2. Untuk membuat tema yang mudah ditebak, harus punya kekuatan lain, misalnya gaya penulisan yang tidak mainsteram. Misalnya, kocak/ngocol.
3. Saran saya sisipkan karakter pendamping yang bisa membuat cerita lebih berwarna ( supir yang kaget, pembantu yang pelupa akut, dll).
Terima kasih Mas Benny untuk masukannya, ihihihi. Masuk dalam notes penting saya
Hapushatur nuhun
gak mudah ternyata jadi anak presiden ya
BalasHapushihihihi, kayaknya begitu. Ini mah ngarang doang mbak
Hapus