Berkomentar, berpendapat, apapun namanya syah-syah saja. Tak ada yang
melarangnya. Tetapi jika itu komentar itu negatif, rasanya kita harus berpikir
ulang untuk mendengarnya. Percuma, itu takkan membawa kebaikan bagi kita.
Sebaliknya komentar semacam itu justru membawa keburukan.
lihat, saya bulet-bulet gimana gitu...
Semua dimulai ketika bobot saya naik banyak. Saat itulah orang-orang mulai
berkomentar nyinyir saya gendutlah, kegemukanlah...FYI tinggi saya 150 cm
(jinjit) dengan berat tubuh 50 kg (lewat banyak). Jadi bisa anda bayangkan
betapa unyunya saya ini. Bulet-bulet gimana gitu...
Komentar pedas mereka tentu saja bikin merah telinga saya. Meski tidak
menampakkan di muka tapi saya jelas kepikiran apa yang mereka ketakan. Ah,
andai saya kurus pasti mereka nggak bakalan ngomong begitu, batin saya. Well,
okelah saya mau melakukan sesuatu. Karena menurut pakar olahraga lari itu bisa
membakar lemak yang cukup banyak, kenapa saya tidak melakukannya saja? Olahraga
ini bisa dilakukan dimana saja, nggak butuh biaya pula. Hari pertama, jangan
ditanya bagaimana rasanya. Waktu itu saya nggak yakin bisa menyelesaikan jarak seperempat
kilo. Fuuh, gile! Berat banget! Napas kayak mau putus.
Tapi saya nggak nyerah. Setelah istirahat beberapa hari akibat efek njarem
a.k.a pegal-pegal sekujur badan, saya lari lagi. Di pikiran saya, kalau mau
kurus ada harganya. So, saya teruskan niat saya untuk lari pagi. Karena
terbiasa pada akhirnya saya bisa juga lari sejauh dua kilo meski yah...larinya
secepat kura-kura. Swear, saban kali lari yang ada saya disalip sama banyak
orang.
Satu pagi, saya ketemu teman. Layaknya orang-orang Indonesia pada umumnya
kalau ketemu teman pasti saling sapa. Apa yang terjadi setelahnya? Si teman
dengan enteng berkata ,”Sampeyan itu lho, udah lari pagi kok ndak kurus juga?”
Jeng, jeng! Kalimat itu terdengar seperti “Kamu sudah gagal! Buat apa
diterusin wong nyatanya ndak ada perubahan”. Bodohnya saya mengamininya. Saya
mengiyakan saja bahwa memang tidak ada perubahan pada tubuh saya. Tubuh saya
segitu-gitu aja. Perlahan semangat saya hilang. Saya nggak minat lagi lari karena
merasa kegiatan itu useless.
Lho, padahal kalau dipikir sebenarnya kurus itu memang bukan sesuatu yang
instan. Seperti naik tangga, untuk mencapai puncak tentu saja kita harus
menaikinya. Nggak langsung nemplok gitu aja dipuncaknya.
Saya pikir-pikir lagi ada sesuatu yang salah saat saya mulai lari pagi. Apa
itu? Saya melakukannya bukan karena keinginan diri sendiri untuk menjadi lebih
sehat. Tetapi lebih karena keinginan untuk kurus. Pada awalnya niatan itu
membuat saya bersemangat. Namun setelah muncul komentar miring di perjalanan, saya
ilfil dan berhenti melakukannya.
What a shame!
Saya merasa seharusnya saya bisa lebih pandai dari itu. Seharusnya saya
tidak menggunakan penilaian orang lain untuk membuat keputusan dalam hidup
saya. Dan lihat hasilnya begitu dinyinyirin sedikit saja saya berhenti
berolahraga. Padahal harusnya saya lanjut aja.
Ya, saya menyadari saya memang kegemukan. Saya tahu bahwa saya harus
berjuang mengatasinya. Mungkin memang benar teman saya bilang, lari pagi itu
tak memberikan perubahan. Mungkin dari luar, tetapi dari dalam bukankah saya
merasa jauh lebih ringan. Napas saya jauh lebih panjang. Dan saya jadi tidak
gampang kelelahan. Mengapa itu saya lupakan? Kenapa saya hanya fokus pada
penurunan berat?
Maka ketika saya mulai berolahraga kembali setengah tahun silam (dengan
yoga dan pilates) saya singkirkan niatan kurus, langsing atau apalah namanya.
Kali ini saya ingin bersenang-senang dan jadi sehat karenanya. Tidak apa-apa
ketika orang masih juga berkata ,”Astaga! Kamu belum kurus juga!”. Manfaat olahraga tidak hanya
menguruskan badan. Dengan olahraga mood akan terjaga, menghindarkan diri dari
penyakit, melancarkan peredaran darah, juga membuat kita memiliki lebih banyak
energi saat jantung dan paru-paru kita bekerja lebih efisien. Kurus akan
mengikuti seiring banyaknya kalori yang terbakar. Dan tentu prosesnya nggak
seperti sulapan. Begitu abrakadabra, langsung langsing keesokan harinya.
Jadi kawanku kata kuncinya “Stop Dengerin
Komentar Negatif Orang!”.
Seandainya suatu hari kamu ingin memakai baju polkadot warna pink berenda,
jangan sampai gagal hanya karena orang berkata kamu terlihat childish. Pakai saja. Pendapat satu
orang tidak mewakili pendapat lainnya.
Psst, I told you kawanku sayang...Boleh saja kamu mendengar apa pendapat
orang semasa pendapatnya positif.
Sementara pendapat negatif mending
disingkirkan.
Well, kita nggak harus selalu menyenangkan orang lain bukan?
Salam.
makjleb banget itu kata2nya,hasil olahraga itu kan g instan,sehari lari langsung bb turun 10 kg,jadi bisa jadi badan masih gemuk tapi lebih sehat.betul g mbak??
BalasHapusmakasih mbak sharingnya^^
sama-sama Mbak Hana.
Hapusha bener banget, nggak ada orang yang olahraga langsung langsing heheh
Pengen banget sih stop dengerin komentar negatif, tapi kl lg sensitif sih suka kepikiran aja :D
BalasHapusAh, pasti bisa Mbak Tian.
HapusSaring aja yang diperlukan. Kalau lagi sensitif mending menghindar. Kalau memang tidak bisa dihindari usahakan senyum lebar. SEmangat
ga papa mbak bulet2 daripada kotak kotak
BalasHapusklao kotak-kotak terus ada ukirannya nggak apa juga kali ya?
HapusLho lemari ukiran jepara dong jadinya
Kalo aku tipe yg amat santai mbak. Bkn hnya komentar negatif, saya pernah difitnah utk hal yg ga saya lakukan dan ternyta mmg ketauan. Komentar negatif kl trll didengerin malah bikin kita down. Let it flow aja kita mah mbak...emngnya mereka tau kita? Mereka cm mandang luarnta. Semngat mbak
BalasHapusKeren banget Jeng Agia, iya kita memang perlu bersikap let it flow. Wis ra sah dipkikir. Belum tentu yang ono juga mikir kita ya?
Hapusyang penting fokus ke niat sendiri ya, mba afin. biar sehat. aku juga mulai rutinin olahraga dan ngurangi makan. inget bapak yang kena diabetes jadi ngeri gimana gitu kalo nanti ga jaga kesehatan bakal sama sakitnya. :')
BalasHapusBener Jeng Ila, yang penting sehat dulu ketimbang lainnya.
HapusBiarlah lainnya ngikutin aja.
haahhahah tenang Mbak, saya aja yang 78 kg masih santay kok.... yang penting sehat aja, raport general check up nggak jelek. Semangat terus olahraganya ya
BalasHapusHihihi, terimakasih udah disemangati MBak Junita. Ahai emang kita selain olahraga general check up juga diperlukan buat ngelihat kondisi kita. Biar kita aware kan ya?
HapusJangan dengarkan komentar negatif orang, karena hal itu akan membuat kamu tidak semangat dan down.
BalasHapusBener banget Mas, komentar negatif kalau didengerin banget malah ngerusak . Jadi stay cool aja ya
HapusHihihihi. .
BalasHapusNjaremnya pasti luar biasa ya, Mbak. Ora popo ndut, yg pnting sehat dan makin rajin olahraga, ya.
ihihihi, benar banget mbak Idah. Endut tanda makmur kan?
HapusYapsss kita nggak harus selalu menyenangkan orang lain, pendapat satu orang tidak mewakili pendapat lainnya
BalasHapusmakasih mbak atas sarannya
BalasHapusTrima kasih mbak dika, semoga ada manfaatnya ya