Kepel, jarang orang jaman sekarang mengenalnya. Pamornya kalah
dengan apel, melon, semangka, dan lain-lainnya. Tanaman yang biasa hidup di
atas ketinggian 600 m dpl ini bisa tumbuh hingga 25 m, dengan diameter 40 cm.
Kulit luar batangnya unik, terlihat benjol-benjol, sebab semula menjadi tempat
keluarnya bunga dan buah kepel. Warna buahnya coklat, berbentuk bulat, dengan
bagian bawah agak lancip. Daging buahnya berwarna jingga dan berbau harum.
Menurut sejarah, kepel
yang juga kerap disebut kecindul merupakan kesukaan para putri keraton. Sayang,
jaman sekarang buah satu ini sudah langka. Jika pun bisa hanya ditemui di
tempat tertentu seperti TMII, Taman Buah Mekarsari, Taman Kyai Langgeng ing
Magelang, kraton Jogja, lan Kebun Raya Bogor.
Jarangnya orang yang
membudidayakannya kemungkinan disebabkan karena menaati kepercayaan lama bahwa
kepel tidak bisa ditandur sembarangan. Hanya orang-orang tertentu seperti
adipati yang bisa menanamnya. Bukan untuk rakyat biasa. Tetapi, tidak hanya itu
sebabnya. Nilai ekonomis buah yang rendah menjadi penyebab lainnya. Meski
rasanya manis dan harum, buah satu ini tidak laku dijual. Sebab dagingnya yang
tipis dan hanya disesaki oleh biji.
Tentu saja keadaan ini
memprihatinkan. Apalagi tanamana yang telat dinobatkan sebagai flora identitas
Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut banyak manfaatnya. Menurut Purwatiningsih
dan Arif Rahman Hakim dari Fakultas UGM, ekstrak etanol dan heksan daun kepel
memiliki potensi menurunkan asam urat. Efek hipourikimia ekstrak etanol dan
heksan tersebut setara dengan allopurinol, obat untuk asam urat.
Selain itu kepel juga
kerap digunakan untuk mengurangi bau urin yang menyengat. Kenyataan inilah yang
membuat Purba lan Nur Adilla Adha dari IPB untuk meneliti apakah kepel bisa
mengurangi bau feses tikut mencit yang umumnya mengandung amonia, fenol, lan
trimethylamine. Ternyata dalam sepekan setelah diberi bubuk kepel, kadar amonia
yang terkandung dalam feses berkurang hingga 75,5% sedangkan kadar fenolnya berkurang
hingga 42,4%.
Tidak cukup sampai disitu,
rupanya kepel memiliki khasiat lain. Kandungan antioksidannya berguna untuk
kesehatan badan. Apa sih antioksidan itu? Antioksidan adalah senyawa yang bisa
menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh kita sekaligus mengurangi kerusakan
sel-sel yang diakibatkan oleh oksidasi radikal bebas. Radikal bebas itulah yang
selama ini memberi pengaruh terhadap munculnya penyakit seperti kanker, jantung
koroner, atau bahkan penuaan dini. Karena badan kita tak memilihi sistem
pertahanan antioksidan yang lebih, oleh karena itu dibutukan antioksidan dari
luar berupa nutrisi, contohnya yang terkandung dalam buah kepel.
Manfaat kepel lainnya adalah melancarkan buang air kecil, mencegah
radang ginjal, juga menjadi alat kontrasepsi alami bagi wanita. Kayunya yang
baik dan mampu bertahan lama (hingga 50 tahun), cocok digunakan untuk membuat
perkakas rumah atau bangunan.
Lalu bagaimana caranya
membudidayakan buah yang sekarang mulai terkenal di manca negara ini?
Kepel umumnya
dibudidayakan dari bijinya. Cara lain seperti cangkok dan stek belum
menunjukkan hasil. Caranya, biji dicuci bersih lalu diangin-anginkan di tempat
yang teduh. Setelah itu biji baru disebar. Untuk menanti tumbuhnya memerlukan
kesabaran, sebab biji baru bisa memiliki daun sekitar setahun disemaikan.
Dengan daun berjumlah 3 sampai lima. Saat masih muda kepel membutuhkan tempat
yang teduh, tidak terkena sinar matahari langsung. Dan agar tumbuhnya baik
kepel sebaiknya ditanam di tanam lempung yang basah dengan pengairan baik.
Semoga saja pengetahuan “KEPEL, BUAH LANGKA YANG KAYA MANFAAT” membuat kita kembali
mencintai buah ini, lalu melestarikannya sebelum punah dan sulit ditemukan di
bumi Indonesia.
elah saya malah baru tau ada buah ini mak
BalasHapusMaaaak di kampungku ada nih pohon kepel, klo lg musim, wuih ngedompol dompol buahnya, maniiiis banget, ah jadi pengen kepel aku
BalasHapuskirain buah sawo, agak mirip warnanya
BalasHapussaya kok baru tahu ya..., betul harusnya kalau kaya manfaatnya bisa dibudidayakan ya
BalasHapusDi daerah kelahiran saya masih ada yang punya pohonnya, Mbak. Dulu rumahnya di belakang rumah orangtua saya ...
BalasHapusCilacap bagian barat. Dusun Tegalsari-Kawunganten. Pohonnya lurus.
BalasHapusKawunganten blah mana y bu. Ancer2nya
Hapuskalo ada yang jual tolong email ke ardinee_putra@yahoo.com ya terimakasih
BalasHapus