Lebih Baik, Lebih, Sehat, & Lebih Manfaat di Tahun Mendatang




            Tahun 2017 segera berlalu beberapa hari lagi. Terlepas dari beberapa kegagalan—penolakan penerbit dan naskah cernak yang belum ada kabar—saya mensyukuri apa yang saya capai di tahun ini.
            Pertama, kesempatan belajar dari ahlinya. Dua tahun lalu saya sudah berkeinginan untuk  ikut kursus menulis cernak online pada dari Ibu Nurhayati Pujiastuti. Tetapi, karena uangnya tidak terkumpul juga, keinginan itu akhirnya batal. Tidak terduga tahun ini saya justru mendapat kesempatan belajar langsung pada beliau dengan cara yang berbeda. Saya mendapakan bonus kelas nulis gratis berkat membeli bukunya. Kelas nulis pertama pada bulan Juni, kedua pada bulan Nopember. Meskipun hanya berlangsung sepekan dengan waktu belajar kurang lebih dua jam, tetapi apa yang beliau ajarkan itu memberikan saya pemahaman baru soal apa dan bagaimana menulis cerita anak. Bahkan hasil belajar pada beliaulah beliau ajarkan membantu saya lolos pelatihan Room To Read Agustus silam dan berkesempatan langsung belajar pada mentor-mentor hebat seperti Alfredo, Mbak Eva Nukman, Mbak Grace, dan lainnya.
            Sayangnya saya tidak lolos sampai akhir. Akan tetapi, ilmu yang saya dapatkan disana membuka mata lebih lebar ikhwal proses menulis cerita anak sebenarnya. Dua diantaranya adalah adalah  mengenali target pembaca  dan menempatkan diri menjadi anak-anak. Dua hal ini ternyata suka dilewatkan oleh orang-orang dewasa seperti saya. Acap kita memakai kacamata dan pemahaman orang dewasa, lupa bahwa yang pembaca yang hendak kita tuju masih belia.
            Kedua, terbit buku-buku baru. Di awal tahun 2017 terbit satu buah antologi baru. Antologi berjudul Aku Bukan Perempuan Cengeng ini merupakan hasil sayembara  menulis Jangan Jadi Cewek Cengeng yang diadakan oleh penerbit Indiva tahun sebelumnya. Yang lebih menyenangkan, ada buku lain yang menunggu di terbitkan di DAR Mizan. Naskahnya sendiri saya ikutkan dalam sayembara KKJD Hunt tahun 2015 silam. Tidak disangka, ternyata tahun 2017 saya dan beberapa kawan lain dihubungi untuk diterbitkan. Jelang akhir tahun, dapat kabar gembira. Ternyata naskah cerita saya lolos dalam lomba menulis cerita anak yang diadakan oleh UNSA. Alhamdulillah, berarti tahun depan tambah satu lagi antologi cerita anak saya.

            Ketiga, bersyukur dapat rejeki darimana saja. Jalan Allah memang tidak terduga. Ada saja tawaran pekerjaan. Entah terkait dengan kepenulisan atau justru jadi buzzer di sosial media. Sehingga saya bisa terus membiayai kegemaran saya menulis. Saat saya butuh bacaan, saya memenangkan kuis berhadiah buku. Wah, benar-benar luar biasa. Saya tidak tahu harus berkata apa terkait hal-hal tersebut, kecuali satu : syukur!
            Akan tetapi dibalik itu ada beberapa hal penting yang harus saya perhatikan yakni karya tulis dan kesehatan. Dengan sedikitnya buku yang diterbitkan, saya merasa harus melakukan pembenahan. Hal-hal yang menjadi titik lemah seperti moody, tidak konsisten, dan seringkali terlampau santai memang harus segera diperbaiki. Jika ingin terus menjadi penulis saya harus tekun apapun kondisinya.
            Begitu pula soal kesehatan. Bekerja sebagai penulis memang membuat saya lebih banyak duduk dibanding orang kebanyakan. Bahkan lebih dari tujuh jam. Padahal kurang gerak justru berefek buruk bagi kesehatan. Tidak hanya obesitas, penyakit lain juga mengancam. Hal tersebut diungkap oleh James A. Levine lewat laman mayoclinic. Bahkan laman  BBC menegaskan bahwa kurang gerak lebih berbahaya ketimbang orang yang terkena obesitas.
 


            Aduh membaca ini saya jadi khawatir. Sebab nyata-nyata saya saya sudah mengalami efek mager (malas gerak). Berat badan saya bertambah dari tahun ke tahun. Setiap kali bertemu orang, hal yang pertama dikatakan selalu berat badan atau perut yang tampak buncit. Menurut laman Kompas, penyebabnya perut buncit adalah duduk terlalu lama. Jadi saat duduk metabolisme tubuh akan melambat, kalori yang terbakar pun akan lebih rendah karenanya. Efeknya lemah menumpuk di sekitar perut atau pinggang. Lebih jauh, perut buncit ternyata bisa memicu penyakit diabetes. Padahal dalam keluarga saya memiliki riwayat penyakit tersebut. Ibu saya mengidap penyakit ini sebelum meninggal dua tahun silam. Kondisi ini mau tidak mau menakutkan bagi saya. Saya ingin hidup sehat dan tentunya bermanfaat bagi sesama. Jika saya sakit bagaimana saya bisa melakoninya?
            Lalu, apakah saya tidak berolahraga?
            Ya, saya melakukan yoga. Akan tetapi, tahun ini saya tidak seaktif dua tahun sebelumnya. Saya kerap terlena. Jika sudah duduk di depan komputer suka lupa. Jadi yoga yang sebelumnya rutin saya laksanakan, tahun ini berkurang frekuensinya. Misalnya jika dulu saya bisa yoga 4-5 kali dalam seminggu, tahun ini paling dua kali atau malah sekali. Aduh, kacau sekali!
            Oleh karena itu saya berpikir untuk melakukan perubahan tahun depan. Harapan saya di tahun 2018 saya bisa lebih baik, lebih sehat, dan lebih manfaat. Lantas apa alasan di balik itu? Nah, berikut ini penjelasannya :
1.      Lebih Baik
            Saya berharap tahun depan saya lebih rajin menulis lagi. Tidak lagi tergantung mood. Konsisten? Tentu saja hal ini jadi hal yang harus segera dilaksanakan. Sebab tanpa konsisteni tidak mungkin saya bisa mencapai apa yang saya harapkan yaitu menelurkan karya lebih banyak dari tahu sebelumnya. Tidak hanya berupa buku tetapi juga artikel atau cerita anak.
2.      Lebih Sehat
            Menjadi penulis yang produktif tentu tidak lepas dari kondisi tubuhnya. Jika tubuhnya sehat maka penulis bisa lebih nyaman bekerja. Lain halnya jika sakit-sakitan. Hal ini bisa dicapai bila tubuh mendapat asupan makanan yang sehat dibarengi oleh istirahat cukup dan gerak badan.
            Khusus untuk makanan, sedari Bapak terkena hipertensi lebih dari sepuluh tahun silam, saya sekeluarga sudah jarang menikmati makanan yang berlemak seperti kulit, hati, ampela, atau usus. Santan juga jauh berkurang. Hanya saja kadar karbohidrat dan makanan berserat kalau dirunut ke belakang masih belum imbang. Karbohidratnya jauh lebih tinggi daripada serat yang masuk dalam tubuh. Disinilah yang perlu dilakukan pembenahan. Sehingga porsi seratnya lebih besar daripada asupan karbohidrat.
            Agar lebih sempurna tentu saja perlu dilakukan gerak badan. Seperti yang sudah saya ceritakan, saya suka melakukan yoga di rumah. Meski tidak se-ngoyo aerobik atau lari, tetapi manfaanya besar bagi tubuh kita. Tentu saja tahun depan porsinya ditambah, tidak lagi sekali dalam sepekan. Satu lagi, saya juga harus lebih banyak melakukan aktifitas fisik lainnya, seperti jalan kaki atau jalan cepat. Bagaimanapun juga banyak melakukan aktifitas fisik memberikan manfaat bagi tubuh. Seperti yang tersaji dalam gambar di bawah ini.

           


3.      Lebih manfaat
            Apa yang lebih berarti dalam hidup kecuali bermanfaat. Tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga sekitar kita. Beberapa tahun lalu saya dan beberapa teman memulai proyek kecil-kecilan, membantu teman yang hidupnya kesusahan. Mengumpulkan uang donasi dan kemudian disumbangkan, meski kemudian mandeg karena mengurusi hal macam ini memang tidak gampang. Tetapi, efeknya sangat panjang. Membantu orang lain memberikan rasa puas dan perasaan berguna. Rasa ini tak urung mengubah hidup saya, mengingatkan bahwa saya bisa dan mampu melakukan hal positif untuk sesama.

Jadi relawan inspirator di SDN 6 Sarongan, dua pekan silam
            Dorongan ini yang membuat saya mendaftar jadi relawan inspirator di kelas inspirasi yang diadakan RLB (Rumah Literasi Banyuwangi) dalam kegiatan yang bertajuk “ISL (Inspirasi Sekolah Literasi)” sejak tahun tahun lalu. Tahun depan saya ingin ikut kegiatan-kegiatan semacam ini lebih banyak lagi, karena kegiatan-kegiatan semacam ini bikin ketagihan dan ngangeni.

            Nah, agar ketiga resolusi tersebut bisa berjalan lancar, dukungan vitamin Theragran-M tak boleh dilupakan. Apalagi bagi perempuan yang tiap bulan selalu kedatangan tamu bulanan. Apalagi kalau bukan menstruasi. Pada saat ini rasa nyeri muncul pada hari pertama dan kedua. Ditandai dengan pegal di punggung dan kram di bagian perut bawah yang menyiksa. Bila terjadi di rumah, kita  bisa berbaring sembari menyangga kaki dengan bantal, kemudian mengompres perut dengan air hangat agar nyerinya reda. Bila di luar rumah, misal sedang mbolang bersama teman-teman? Aduh, mana bisa! Lalu apa yang harus dilakukan saat demikian? 

Mbolang pun Theragran-M tak boleh ketinggalan.

            Solusinya sederhana, lakukan peregangan atau olahraga ringan. Hal ini bisa membantu mengurangi nyeri di bagian perut dan punggung. Jangan lupa minum air yang cukup, sebab haid bisa memicu dehidrasi. Penyebab dehidrasi adalah cairan tubuh yang secara secara tidak  langsung ikut berkurang sewaktu darah menstruasi keluar. Jika dibiarkan, tubuh akan lemas dan kita pun sulit beraktivitas. Yang ketiga, yang tak boleh ketinggalan adalah minum Theragran-M.
            Kok Theragran-M? Bukannya Theragran-M vitamin yang bagus untuk mempercepat masa penyembuhan saja?  
            Aih, nggak hanya itu saja manfaatnya, kawan. Theragran-M bermanfaat juga mengurangi nyeri haid. Kandungan magnesium di dalamnya mampu meredakan ketegangan pembuluh darah serta otot, sehingga nyeri pada perut berangsur-angsur hilang. Selain itu magnesium juga membantu meningkatkan suasana hati kita, sehingga tidak mudah depresi atau tersinggung. Akibatnya  kita tetap nyaman meski menstruasi tengah berjalan. 
Apapun kegiatannya, Theragran-M tak boleh lupa.

            Oleh karena itu apapun kegiatan Anda, Theragran-M tak boleh lupa! Sebab khasiatnya memang luar biasa. Theragran-M memiliki khasiat ganda. Bukan hanya vitamin untuk memulihkan kondisi tubuh setelah sakit, akan tetapi juga bermanfaat bagi mereka yang tengah haid.

*Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Theragran-M.


Sumber :
Levine, James A.2015. What are the risks of sitting too much?
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/expert-answers/sitting/faq-20058005
(25 Desember 2017)
Galagher, James. 2015. Kurang gerak lebih bahaya ketimbang obesitas
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/01/150115_majalah_kurang_olahraga
(25 Desember 2017)
Anonim.Physical Activity and Health.
https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/pa-health/index.htm
(26 Desember 2017)
 Maharani, Dian. 2016.Duduk Terlalu Lama Bikin Perut Jadi Buncit.
http://lifestyle.kompas.com/read/2016/11/07/140000223/duduk.terlalu.lama.bikin.perut.jadi.buncit
(26 Desember 2017)

Komentar

  1. mantap resolusinya mbak..smoga pencapaian tahun depan lebih baik dari tahun ini ya mbak...amin

    BalasHapus
  2. aku minum theragran m juga. nyeri haid jadi teratasi :)
    Semoga resolusinya terujud, aamiin

    BalasHapus
  3. Mudah-mudahan resolusinya tercapai mbak..aamiin...

    BalasHapus
  4. Semoga tahun 2018 makin sukses ya mba Afin. Menulis bisa melalui media apa saja. Aku pun udah bertahun2 gak nerbitin buku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Ley, halo!
      Terima kasih sudah mampir kemari. Setuju Mbak Ley, media menulis itu. Nggak hanta buku tapi juga blog atau web-web yg butuh ketrampilan kita menulis. Terima kasih didoakan sukses.

      Hapus
  5. Iyes, kesehatan itu penting banget. Kalo nggak sehat, mana bisa kan menjalankan resolusi 2018. Semangat terus ya mbak Afiiinn, semoga semua goals 2018 bisa terwujud yaaaaaa <3

    BalasHapus
  6. Betul, Mbak Dian. Banyak impian tapi kesehatan tak terjaga, wah bisa batal semua. Eniwei terima kasih didoakan goal saya terwujud. Mbak Adriana juga ya

    BalasHapus
  7. Wah, resolusinya keren mbak. Fokus dunia literasi ya :D
    Semoga tercapai ya mbak Afin.

    BalasHapus
  8. Saya juga pengen sehat-sehat di tahun 2018. Semoga bisa tercapai deh. Begitupun dengan resolusi mbak.. Mampir juga untuk resolusi tahun 2018 ku ya mbak.

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum wr wb,
    mbak afin salam kenal, aku dian temen e mbak maya damayanti, temennya mbak afin yg di Semarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo, Mbak Dian. Waduh, senang ketemu Mbak Dian. Salam buat Maya ya

      Hapus

Posting Komentar