CAPAIAN KEMENHUB DALAM MENINGKATKAN KONEKTIVITAS UNTUK PEMERATAAN PEMBANGUNAN



Sumber gambar : hpgruesen dari Pixabay

Dikenal sebagai negara kepulauan, Indonesia memang memiliki keuntungan tersendiri. Selain sumber daya laut yang potensial, letaknya yang strategis—berada diantara dua benua dan dua samudra—menjadikan Indonesia sebagai jalur  logistik  dan perdagangan dunia. Di sisi lain kondisi ini juga memberikan tantangan di bidang konektivitas domestik. Yang dimaksud konektivitas dalam hal ini adalah tersedianya transportasi bagi orang dan barang ke berbagai wilayah dengan biaya yang wajar dan masuk akal.
Keterbatasan di bidang ini menyebabkan terjadinya  kesenjangan laju pembangunan di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tak merata, begitu juga kegiatan industrinya. Bisa dikatakan wilayah barat lebih baik daripada wilayah timur. Penyebabnya tak lain adalah kendala konektivitas antar wilayah. Untuk mengatasi kesenjangan semacam ini  diperlukan sarana serta prasarana yang kuat, sehingga proses transportasi serta distribusi barang bisa berjalan lancar. Tercapainya hal ini akan  berpengaruh besar pada produktivitas serta daya saing wilayah tersebut secara regional maupun nasional.
Memahami situasi ini Kemenhub kemudian menetapkan prioritas pembangunan sarana dan prasarana transportasi, utamanya terkait penguatan konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan. Dikutip dari laman JJP, Menhub Budi Karya Sumadi berujar guna mencapainya ada beberapa strategi yang dilakukan, diantaranya :
  1. Membangun dan mengembangkan 65 pelabunan penyeberangan yang menyambungkan sabuk wilayah utara, selatan, dan tengah Indonesia.
  2. Pengembangan short sea shipping di wilayah pesisir, yang bertujuan sebagai alternatif kapal angkutan barang (Ro-Ro).
  3. Pengembangan angkutan masal perkotaan.
  4. Pembangunan dan pengembangan 100 pelabuhan non komersil untuk mendukung  tol laut.
  5. Penyelenggaraan tol laut.
  6. Penurunan dwelling time di pelabuhan demi efisiensi penyelenggaraan logistik.
  7. Pembangunan dan pengembangan 3258 km rel kereta api.
  8. Pembangunan kereta api perkotaan.
  9. Pembangunan 15 bandara baru. 
  10. Pembangungan dan pengembangan bandara di wilayah terpencil, terbelakang, serta perbatasan.
  11. Penyelenggaran tol udara (jembatan udara).
 Tentu saja, implementasi strategi itu tak mudah mengingat Indonesia terdiri dari pulau-pulau. Untuk membangun infrastruktur transportasi ada tiga hal yang harus direalisasikan, yaitu konten lokal, harga yang efisien, serta pemain lokal sebagaimana yang disebut oleh Menhub Budi Karya Sumadi  di laman Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Tidak hanya itu saja, dua skema pembiayaan yang terdiri dari  skema proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan Kerjasama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara juga disiapkan untuk mengatasi gap financing pembangunan infrastruktur transportasi. Melalui kedua skema tersebut APBN yang dianggarkan oleh Kemenhub tahun 2014-2019 lebih efisien dan tepat guna.
Yang penting untuk diketahui, dalam skema pembiayaan tersebut Kemenhub melakukan kerjasama konsesi dalam jangka waktu tertentu—dimana seluruh biaya capex (capital expenditure) atau opex (operative expenditure) ditanggung oleh penerima konsesi—dan bukannya menjual proyek. Contohnya kerja sama pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara antara Kemenhub dengan PT. Angkasa Pura 1 (Persero) dan PT. Angkasa Pura II (Persero) yang meliputi Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Bandar Udara Fatmawati Soekarno (Bengkulu), serta Bandar Udara Kelas I Utama Sentani (Jayapura). Lewat kerja sama ini satu bandara bisa menghemat APBN kurang lebih 100 milyar per tahunnya. Dengan masa konsesi tiga puluh tahun, total efisiensi APBN dari ketiga bandara tersebut adalah 9 triliun.

Sumber gambar : Kaique Rocha dari Pexels

Adapun capaian Kemenhub selama periode 2014-2019 adalah :
1.  Pembangunan infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia sentris
Akses daerah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal) dan perbatasan mulai terbuka, tak lagi terisolir seperti sebelumnya dengan tersedianya :
     a. 18 rute tol laut
         Keberadaan tol laut ini berfungsi untuk menekan perbedaan harga pasokan sembilan bahan pokok di Indonesia Timur.      
b. 891 trayek angkutan perintis yang terdiri dari berbagai moda transportasi.
     c. Pembangunan serta pengembangan 131 bandara yang dilakukan di areal terisolir, rawan bencana, dan perbatasan.
2. Program Jembatan Udara (Tol Udara) untuk meningkatkan konektivitas logistik
Untuk program ini Kemenhub berhasil menyediakan 39 rute sampai ke wilayah pedalaman, terpencil, serta terluar. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia Timur lebih merata.

Secara khusus, sektor perhubungan darat berhasil membangun Bus Rapid Transit (BRT), rehabilitasi terminal, juga pelabuhan penyeberangan dan pembangunan kapal. Tidak hanya itu saja, pengembangan transportasi perkotaan pun tak dilupakan. Dalam kurun waktu lima tahun perbaikan layanan angkutan umum berhasil meningkatkan proporsi perjalanan menggunakan angkutan umum. Contohnya lewat pembangunan MRT dan KRL yang kini menjadi moda pilihan masyarakat perkotaan.
Sementara di sektor perhubungan laut telah dilakukan pengembangan pelabuhan demi meningkatkan kapasitas prasarana serta pelayanan transportasi laut yang handal, berdaya saing serta memberikan nilai tambah. Diantaranya adalah pengembangan pelabuhan sebanyak 24 buah untuk menunjang tol laut, pengembangan 188 pelabuhan lainnya, pembangunan 104 unit kapal perintis, pengembangan 136 pelabuhan non komersial, serta pembangunan 295 kapal untuk mendukung program tol laut, serta 113 trayek perintis untuk daerah yang belum tersentuh kapal komersil. Selain itu untuk peningkatan bidang logistik, Pelabuhan Tanjung Priok yang arus bongkar muatnya terus mengalami kenaikan, akan dijadikan pelabuhan hubungan internasional.
Di sektor perhubungan udara, telah dilakukan pembangunan bandara di lima belas lokasi yang bertujuan untuk meningkatkan koneksi antarwilayah sekaligus meningkatkan pariwisata di lima Bali Baru. Sepuluh diantaranya sudah dioperasikan. Lima bandara sisanya, dua bandara menunggu proses peresmian dan tiga lainnya dalam tahap penyelesaian pembangunan.
Pertumbuhan penumpang dan kargo pun mengalami peningkatan. Sampai di tahun kelima pertumbuhan penumpang telah mencapai 8,5%, sementara kargo mencapai 6,8%. Di sisi lain, pelayanan penumpang pun mengalami peningkatan. Hal ini ditandai dengan indikator on time performance operator penerbangan yang rata-rata mencapai 80,23%. Tidak hanya itu saja, tujuh bandar udara telah mendapatkan penghargaan dari Airport Council International dalam kategori "telah memberikan pengalaman pelanggan terbaik".
Adapun capaian sektor perkeretapian adalah pembangunan proyek Double-Double Track (DDT), Reaktivasi jalur kereta api, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung, serta kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya.
Semua keberhasilan ini tak urung memberikan pengaruh positif pada pembangunan negeri ini. Berkat sarana dan prasarana transportasi yang  memadai, pemerataan kesejahteraan dan ekonomi yang berkeadilan bukan lagi sekedar cita-cita. Dialah pengantar kejayaan Indonesia sebagai negara ekonomi ke-4 tahun 2045.


Sumber  pustaka :
1.      "Strategi Kemenhub Tingkatkan Konektivitas Antarwilayah". Jpp. go.id. 18 Juli 2017. 6 Nopember 2019. https://jpp.go.id/24-nasional/308283-strategi-kemenhub-tingkatkan-konektivitas-antarwilayah
2.      "Menhub Sampaikan Tiga Hal Penting Dalam Membangun Infrastruktur Transportasi Indonesia". Dephub.go.id. 7 September 2019. 6 Nopember 2019. http://dephub.go.id/post/read/menhub-sampaikan-tiga-hal-penting-dalam-membangun-infrastruktur-transportasi-indonesia
3.      "5 Tahun Capaian Kinerja Kementerian Perhubungan". Merdeka.com. 22 Oktober 2019. 6 Nopember 2019. https://www.merdeka.com/uang/5-tahun-capaian-kinerja-kementerian-perhubungan.html
4.      “Kemenhub, Angkasa Pura I dan II Sepakati Kerja Sama Pengelolaan Tiga Bandara”. Tempo.co. 14 Oktober 2019. 6 Nopember 2019. https://nasional.tempo.co/read/1259347/kemenhub-angkasa-pura-i-dan-ii-sepakati-kerja-sama-pengelolaan-tiga-bandara/full&view=ok
5.      "Budi Karya Beberkan Kinerja 5 Tahun Kemenhub, Ini Daftar Capaiannya". Sindonews.com. 19 Oktober. 6 Nopember 2019. https://ekbis.sindonews.com/read/1450365/34/budi-karya-beberkan-kinerja-5-tahun-kemenhub-ini-daftar-capaiannya-1571495858
6.      "Ini Dia Beberapa Capaian Pemerintah di Sektor Perhubungan Laut Dalam Kurun Waktu 2014-2019". Tribunnews.com. 22 Oktober. 6 Nopember 2019. https://www.tribunnews.com/kilas-kementerian/2019/10/22/ini-dia-beberapa-capaian-pemerintah-di-sektor-perhubungan-laut-dalam-kurun-waktu-2014-2019?page=2.
7.      "Ini Capaian Ditjen Perhubungan Udara Lewat Konsep Indonesia Sentris". Detik.com. 23 Oktober 2019. 6 Nopember 2019. https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4756655/ini-capaian-ditjen-perhubungan-udara-lewat-konsep-indonesia-sentris

Komentar

  1. Mbak Afin, ini buat lomba blog yah? 😍😍

    BalasHapus
  2. Mbak Afin, ini buat lomba blog yah? 😍

    BalasHapus
  3. Memang sekarang transportasi lebih nyaman ya mba. Sukses untuk lomba blog nya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, transportasi memang sudah oke sekarang. Contohnya kereta api. Dulu boro-boro mau naik kereta karena lama dan kotor, sekarang kemana-mana sukanya naik kereta.

      Hapus
  4. Untuk lomba yaa ?
    Sukses ya mbak , semoga menang.

    BalasHapus
  5. Sebelum berangkat ke Jakarta aku ragu naik kereta api. Tapi begitu naik ekonomi (Kertajaya Premium) keretanya bagus. Mirip dengan kereta eksekutif. Cuma jarak bangkunya aja yang dempet. So far perjalanan lancar dan smooth.
    Jadi ikut merasakan, sekarang transportasi semakin bagus dan nyaman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak naik kereta itu nyaman banget. Dulu ogah. Lha wong naik kereta isinya umpel-umpelan. Udah gitu tukang burung, tukang pecel, apalah ... Bikin riweh. Sekarang, yang ekonomi pun enak.

      Hapus
  6. Demi konektivitas itulah infrastructure dibangun terlebih dulu. I see.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, tanpa infrastruktur yang baik sulit mencapai impian Indonesia sentris

      Hapus
  7. Setuju sekali. Apa yang dilakukan Kemenhub ini adalah faktor penting dalam pemerataan pembangunan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama Mbak, infrastruktur yang baik bisa mendukung percepatan pembangunan di Indonesia timur. Sehingga kelak kemakmuran merata di seluruh Indonesia.

      Hapus
  8. mantap ya mba pencapaian untuk konektivitasnya :) semoga Indonesia makin maju juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Jika infrastruktur transportasinya berkembang, akses ke berbagai daerah pun terbuka lebar. Insyaallah kemajuan Indonesia bukan impian.

      Hapus
  9. Luar biasa infonya. Sukses dg lombanya, Mbak

    BalasHapus
  10. Luar biasa pencapaian transportasi kita yah mbak. Jadi ingat kemarin waktu ke Bandung naik kereta dari stasiun Gambir, senangnya, karena tempat duduknya nyaman dan lowong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya suka dengan kereta api sekarang. Dulu meski sama murahnya saya milih bis karena lebih cepat. Naik kereta? Oh, tidak! Sudah lambat, dipenuhi pedagang, kotor pula. Sekarang nyaman, ber-AC, bahkan ekonomi sekalipun.

      Hapus
  11. Nice info, sy doakan sukses ya mba lombanya..

    BalasHapus
  12. Pembangunan tol laut, beberapa bandara dan 891 proyek perintis ini memang patut diapresiasi banget ya mbak. Dengan pembangunan transportasi yang bagus konektifitas antar Pulau lebih mudah dan pembangunan lebih merata di daerah Barat dan Timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dia, Mbak. Dengan transportasi yang baik, kesenjangan bisa ditekan. Contohnya disparitas harga pangan juga njomplangnya pembangunan di wilayah timur dibanding wilayah barat.

      Hapus
  13. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi memang penting banget untuk meningkatkan perekonomian dan pariwisata. Terutama di daerah-daerah yang selama ini agak terpencil. Semoga menang lomba blognya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mbak, akses yang mudah mendorong pelancong untuk datang ke tempat wisata. Secara tak langsung banyaknya wisatawan akan menghidupkan usaha setempat dari mulai tukang parkir hingga home stay.

      Hapus
  14. Memang kuakui pembangunan dalam hal transportasi dalam lima tahun terakhir memang maju pesat banget. Gak hanya Jakarta sebagai ibukota, namun di beberapa kota dan daerah lain juga mengalami kemajuan. Patut diapresiasi sih capaian kerja pemerintah ini... Semoga ke depanya dapat lebih maju dan memudahkan masyarakat juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju mbak, terutama di daerah 3T ((terluar, terdepan, dan tertinggal) dan perbatasan. Supaya semua bisa merasakan pemerataan pembangunan di berbagai bidang.

      Hapus
  15. Halo, Mbak Afin! Apa kabar? Lama sekali saya nggak mampir ke blog ini. Tapi, meski nyatanya sudah hampir 13 tahun, rasa-rasanya baru kemarin Mbak Afin ngasih tau saya salah satu istilah penting soal blog: blogwalking. Hehehe....

    Soal keterhubungan Indonesia, kayaknya memang masih perlu diimprovisasi, terutama daerah timur yang, jangankan transportasi publik, jalan saja masih banyak yang belum diaspal. Tapi saya lihat memang sudah banyak perubahan. Salah satu yang paling kentara adalah sistem perkeretaapian. :D

    BalasHapus

Posting Komentar