Banyak yang harus
disesuaikan ketika virus corona merebak dan jadi pandemi di seluruh dunia. Social distancing diberlakukan demi
mencegah penyebarannya. Seruan untuk stay
at home juga digaungkan dengan tujuan sama. Maka tak heran, sejak Maret
silam Bapak tak lagi jogging, jalan pagi
atau bersepeda bareng teman-temannya. Sebagai gantinya ia jalan-jalan pagi dan
lari kecil di seputaran rumah saja. Tentu tidak lupa memajang masker di
wajahnya. Kalau Bapak ke pasar untuk belanja, masker tak pernah dilupakan. Setiba
di rumah, Bapak segera mencuci tangannya sesuai anjuran untuk mematikan
virus-virus yang mungkin ikut terbawa sewaktu belanja.
Kerumunan? Ah, Bapak
benar-benar menghindarinya. Bukan karena takut, tapi paham bahayanya jika
melanggar. Bahkan ketika ada orang yang bilang “Heleh gitu aja nggak mau
salaman, nggak-nggak kalau kena virusnya!”, Bapak hanya berkata ,”Sampeyan
yakin nggak bawa virus. Nah, apa sampeyan yakin aku nggak bawa?”
Jreng! Kawannya hanya
tertawa-tawa saja mendengar ucapan Bapak sambil mengiyakan ucapan itu. Saya terbahak
waktu mendengar cerita tersebut dari mulut Bapak. Ah, orang-orang itu belum
tahu kalau Bapak saya itu orangnya konsisten. Saya ingat sewaktu Bapak divonis
hipertensi, ia langsung mengubah pola makannya. Gula, garam, dikurangi. Makanan
yang menurut dokter harus dihindari karena kurang baik bagi penderita
hipertensi, segera dilaksanakan tanpa
tapi. Kalaupun makan makanan tersebut, ia mampu menakar kecukupannya sendiri.
Apalagi ketika pandemi
corona merebak seperti sekarang. Oh, jelas Bapak tak mau sembarangan. Anjuran resmi
demi mencegah penyebaran virus corona akan dilakukannya tanpa pikir panjang.
Mau refreshing? Bapak tinggal buka YouTube
sambil berjemur di halaman belakang. Sembari melihat beragam resep masakan,
Bapak membiarkan matahari menyapu badannya kurang lebih 15 menitan. Setelah itu
masuk ke dalam, meneruskan kegiatannya entah ngurusin ayam atau memasak. Eh,
masak? Iya, Bapak saya suka masak. Kadang-kadang hasil nonton di YouTube
dipraktekkannya. Terkadang gagal, tapi tak jarang juga berhasil.
Sama dengan Bapak. saya
pun tidak banyak keluar rumah kecuali untuk hal yang penting-penting saja.
Misal bayar listrik, air, atau belanja bulanan. Pergi jalan-jalan ke alam di
akhir pekan tak lagi saya lakukan. Kegiatan kerelawanan pun demikian. Saya memilih
untuk tidak ikut demi mencegah penyebaran virus corona. Nggak keren kalau
kegiatan yang tujuannya membawa manfaat justru berbalik jadi bumerang,
menyebabkan diri sendiri dan orang-orang yang di sekitar kita sakit karena
kurangnya kewaspadaan.
Sebagai gantinya saya refreshing di rumah saja. Dengan nonton
drama korea atau justru melihat hewan-hewan dan tumbuhan yang tayang National Geographic.
Ngobrol dengan tante dan nenek yang rumahnya berjarak sepelemparan batu juga
jadi cara saya untuk menyegarkan hari setelah penat menulis.
Untuk olahraga, pilihan
saya berbeda dengan Bapak. Jika Bapak lebih senang jalan kaki, jogging, atau bersepeda
di luar rumah bareng teman, saya pilih yoga yang bisa dilakukan di rumah tanpa
harus ribet ganti pakaian. Sebelumnya saya mengandalkan video yoga yang saya download dari YouTube. Namun sejak
laptop saya dihajar virus dan seluruh data tak bisa diselamatkan, saya memakai
aplikasi yoga di ponsel. Cukup memencet latihan mana yang hendak kita lakukan,
instruksi pun muncul dan tinggal diikuti saja. Waktunya bisa di set sesuai
keinginan, ingin yang 30 menit, 50 menit, atau lebih dari itu pun bisa.
Ketika
Era New Normal Tiba
Setelah kurang lebih
tiga bulan ngerem di rumah, Bapak mulai berani keluar. Kegiatan bersepeda yang
sempat mandeg dilakoninya lagi. Bahkan sekarang jauh lebih sering ketimbang
jogging atau jalan kaki. Pagi-pagi kalau sudah terdengar suara gladag-gludug,
itu berarti beliau sudah bangun dan bersiap pergi mengayuh sepeda.
Tak selalu dengan
teman, kalau ketemu ya barengan, kalau tidak pun ia biasa gowes sendirian.
Biasanya rutenya dari rumah ke arah Utara hingga daerah Sempu, lalu balik ke
rumah. Kalau tidak begitu keliling-keliling seputar Genteng sejauh 6 km.
Setelah itu pulang, ngademin diri di kursi depan sambil leha-leha.
Belakangan Bapak juga mulai berani menyambangi Simbah. Semenjak virus corona merebak, Bapak memang tidak berani ke sana. Simbah sudah sepuh dan punya penyakit hipertensi. Bapak khawatir kedatangannya justru tidak membawa kebaikan bagi Simbah. Itu sebabnya Bapak menahan diri di rumah. Saat hari raya, Bapak juga tidak berlama-lama di sana. Setelah maaf-maafan, Bapak langsung pulang. Tidak ada acara ngobrol seru seperti tahun-tahun silam.
Saya? Masih tetap
memilih yoga. Nggak terpicu untuk pindah ke olahraga lainnya. Gerakannya memang
tak seintens lari, namun karena itulah nyaman dengan olahraga ini. Selain bisa meningkatkan
keseimbangan, yoga juga membantu meningkatkan keselarasan tubuh sehingga bisa
mengurangi ketegangan pada sendi. Sewaktu saya penat karena kelamaan duduk dan
menatap layar komputer, dengan yogalah saya berelaksasi. Rasanya segar setelah
melakukan gerakan-gerakan yoga yang membantu menurunkan ketegangan di seluruh
badan. Utamanya di punggung, leher, dan pinggang.
Tak pernah melupakan protokol kesehatan dimanapun berada, bahkan di tempat bersantai seperti Pantai Cemara. |
Saya juga mulai berani keluar rumah. Mulai dari membayar sepeda hingga menyambangi pantai cemara usai menemani Bapak memperpanjang SIM. Tentunya menerapkan protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan tentunya bawa cairan disinfektan sendiri di tas untuk jaga-jaga. Itu pun nggak lama. Setelah makan bekal kami langsung pulang. Rasanya seperti apa? Ada sedikit was-was, tak setenang sebelum virus corona menyerang, meskipun protokol kesehatan diterapkan di sana.
Baru-baru ini saya
bahkan mengikuti kegiatan Banyuwangi Ayo Mengajar (BAM). Acaranya sendiri tak
jauh-jauh dari KI (Kelas inspirasi) atau ISL (Inspirasi Sekolah Literasi).
Hanya materinya memang disesuaikan dengan keadaan sekarang. Selain memberi
inspirasi dan motivasi pada peserta didik, ada pula materi tentang Covid-19 dan
menumbuhkembangkan karakater Pancasila.
Apakah protokol
kesehatan diberlakukan? Tentu saja. Semua pakai masker, cuci tangan, serta jaga jarak aman. Face shield? Tentunya tak dilupakan. Sepanjang hari itu saya memakainya berikut masker. Hanya sewaktu mulai bicara saya melepasnya, karena masker flanel yang saya gunakan mengganggu pernapasan. Alhasil baru bicara sekejap jadinya engap!
Sehari menjadi relawan inspirator Banyuwangi Ayo Mengajar 2020. |
Namun, selain berolahraga
dan mematuhi protokol kesehatan, ada satu hal yang tak boleh dilupakan. Apa
itu? Tentu saja menjaga kebersihan pakaian dan masker kain yang kita gunakan. Bagaimanapun
juga virus itu mampu bertahan di permukaan suatu benda. Menurut Business
Insider, penyebab penyakit Covid-19 tersebut dapat bertahan pada kain selama 2
hari.
Oleh sebab itu, kita
membutuhkan mesin cuci seperti Modena Calma WD 1157, yang mampu menunjang gaya
hidup sehat di tengah pandemi corona. Mengapa demikian? Yuk, simak penjelasan
berikut ini.
Modena Calma WD 1157, Mesin Cuci Cerdas Yang
Memahami Kekhawatiran Kita
Mesin cuci Calma WD
1157 produksi PT. Modena Indonesia memahami betul kekhawatiran kita di tengah
pandemi Corona. Lewat fitur Automated Drum Cleaning, kita tak perlu cemas soal
kesterilan drum selama berlangsungnya proses pencucian dan pengeringan pakaian
serta masker yang kita kenakan. Selain itu, fitur tersebut juga memudahkan kita
untuk menyetel pencucian menggunakan air panas. Dengan demikian virus dan kuman
yang menempel pada masker serta pakaian akan mati. Proses pembilasan yang
berlangsung hingga lima kali menghilangkan kekhawatiran akan sisa deterjen yang
masih menempel pada cucian. Ih, keren banget kan ya?
Tapi, tunggu!
Jangan-jangan kalau mencuci pakai Modena Calma WD 1157 kainnya malah rusak?
Ck, jangan khawatir.
Ergodrum pada Modena Calma WD 1157 sangat ramah terhadap pakaian. Sehingga
struktur serat pada kain tidak akan terpengaruh meskipun pembilasan dilakukan
sampai lima kali. Modena Calma WD 1157 juga merupakan mesin cuci dual function, sehingga bisa digunakan
untuk mencuci dan mengeringkan sekaligus.
Pst, yang lebih keren
si Modena Calma WD 1157 ini merupakan mesin cuci yang smart energy. Kemampuan mengukur dan menyesuaikan kebutuhan air
yang diperlukan dengan banyaknyan cucian menjadikan mesin cuci ini mampu
menghemat air dan tentunya ramah lingkungan.
Asyiknya Modena Calma
WD 1157 dilengkapi pula dengan fitur Power-Off Memory. Apabila terjadi interupsi
di tengah proses pencucian, misal adanya pemadaman listrik, pengguna tak perlu
khawatir. Begitu listrik menyala, proses pencucian akan kembali dilanjutkan,
tak perlu mengulang dari awal.
Demikian pula jika ada
pakaian tertinggal dan ingin memasukkannya sewaktu mesin cuci tengah berjalan.
Tekan saja tombol untuk menghentikan prosesnya, tambahkan pakaian kotor ke
dalam drum, proses pencucian akan berlanjut sebagaimana mestinya. Tidak perlu
mengulang proses sedari awal.
Tidak hanya itu saja,
Modena Calma WD 1157 juga sangat
efisien. Teknologi motor inverternya tak hanya mampu menghemat energi hingga
40%, tetapi juga mengurangi kebisingan dan getaran pada mesin cuci.
Selain memperhatikan
fitur dan teknologi, mesin cuci besutan PT Modena Indonesia ini juga
memperhatikan estetika. Pemilihan warna titanium jelas bukan sembarangan, namun
sengaja dihadirkan untuk menambah kesan elegan. Sehingga Modena Calma WD 1157
tak hanya berfungsi sebagai mesin cuci semata, tetapi juga pelengkap interior
ruang. Sementara LED Display yang ditanam pada pusat kendali layar sentuh, tak
hanya memudahkan pengoperasian namun menyuguhkan kesan modern pada tampilan
mesin berkapasitas 11 kg ini.
Maka hanya satu yang
bisa disimpulkan lewat uraian di atas, Modena Calma WD 1157 merupakan mesin
cuci penunjang gaya hidup sehat dan bersih di tengah pandemi corona yang
berujung pada kebahagiaan penggunanya. Sesuai betul dengan jargon yang
didengungkan Modena, yakni “Live healthy
be happy”.
Sumber:
YouTube MODENA Indonesia (https://youtu.be/s8if9itGUG8)
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4218962/fitur-penjaga-mesin-cuci-selalu-steril-untuk-hasil-higienis-bebas-virus
https://www.businessinsider.com/coronavirus-lifespan-on-surfaces-graphic-2020-3?r=US&IR=T
https://www.modena.co.id/news.php?newsid=544
Pengen punya mesin cuci smart kayak gini. Ben ga kalah demgan smartphone heheh
BalasHapusAha itu dia. Btw harganya pun sebagus teknologi dan fiturnya ya, Mbak?
HapusCocok banget ini Mbak buat bapak dan mas-mas ngekos biar irit biaya londri. Yang paling penting tuh irit air karena air di tempat kami cenderung susah pas musim kemarau begini. Smar beneran Modena ini, mupeng aja deh :)
BalasHapusHwa itu juga, Kakak. Kalau air hemat, bayar tagihannya juga gak berat. Terus fitur power off memorynya itu kece, bisa masukin baju kotor tambahan tanpa harus ngulang proses dari awal.
Hapusprotokol kesehatan memang hrs digunakan sebagai bentuk kewaspadaan dan hrs jadi gaya hidup
BalasHapusBetul Mbak Tira, kalau bukan kita sendiri yang waspada, siapa lagi? Nunggu orang lain justru kita yang merugi. Mbak Corona masih gentayangan je.
HapusSelain kita menjalani gaya hidup sehat, mesin cucinya pun kudu sehat ya supaya makin lengkap gaya hidup sehatnya.
BalasHapusSuper canggih nih Modena Calma WD 1157, aku belum pernah mendengar yg pake air panas gitu. Kalau mesin cuci nya begini ngga perlu worry lagi yah sama keamanan baju kita dari virus
BalasHapusyes... selama pandemi rasanya pakaianku lebih sering berganti dan emang dibutuhkan mesin cuci yang mampu membersihkan dengan paripurna dan hemat dalam segala hal. boleh juga nih
BalasHapusCocok buat paautri baru nih, lebih bisa hemat dan praktis daripada harus melulu loundri di luaran
BalasHapusSaat pandemi ini, jumlah cucian rasanya makin tambah banyak. Adanya mesin cuci tentu sangat membantu dan memudahkan pekerjaan sehari-hari.
BalasHapusKece amat mesin cucinya, kapasitas lumayan gede pula 11 kg. Berapa watt ya ini?
BalasHapusCanggih benar mesin cucinya. Bisa jadi alternatif buat ganti mesin cuci di rumah.
BalasHapusWah mesin cucinya luar biasa keren banget kak langsung pengen banget punya, secara di rumah juga mesin cuci lagi rusak juga
BalasHapusKesan pertama melihat mesin cuci modena, mewah pakai banget ya kak. Mantap ini untuk membantu kita, jadi lebih simple dan menunjang kebutuhan kita juga
BalasHapusAku di rumah tuh bawaannya pengen masukin pakaian ke mesin cuci aja. Apa-apa pengen ta cuci semua. Rasanya was-was kalau ke luar rumah terus sampe rumah bajunya ga langsung dicuci
BalasHapusWhah menyenangkan jg dengan modena mesin cuci ini bs lebih hemat air dan dan tentunya hemat tenaga, apalagi skrg walau kegiatan banyak d rumah namun tetep kebersihan pakaian yg utama
BalasHapus