Pelatihan Batik Banyuwangi: Hasilnya Berantakan, Tapi Saya Senang

 


Beberapa hari lalu saya mengikuti pelatihan batik Banyuwangi yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM di pendopo kelurahan Genteng Kulon.

Ada dua puluh orang peserta termasuk saya yang ikut dalam pelatihan batik Banyuwangi itu. Menurut saya mengasyikkan karena tidak bertele-tele dan lebih banyak prakteknya.

Lalu apa saja materi yang diberikan dari tanggal 11-13 April lalu? Nah, simak keterangan berikutnya.


Materi Membatik Hari Pertama

Hari pertama Pak Samsudin pemilik Batik Banjarsari selaku pembicara mengenalkan persiapan yang harus dilakukan dalam membatik, yaitu:

1. Siapkan kain berikut pola

2. Mencanting 

3. Mewarnai

4. Mengunci warna

5. Pelepasan malam (lilin)


Adapun peralatan yang diperlukan untuk batik tulis adalah:

1. Pensil

Fungsi pensil untuk menjiplak pola batik ke atas kain.

2. Kain

Kain yang digunakan adalah kain yang terbuat dari benang kapas, bukan kain sintetis.

Kain sintetis tidak bisa dibatik, karena malam sulit menempel.

3. Canting

Canting fungsinya adalah untuk menggoreskan malam ke atas kain. Ada beberapa jenis canting, yakni:

a. Nomor 0 

Canting ini disebut sebagai canting mingkem.

b. Nomor 1

Canting nomor satu gunanya untuk isen-isen

c. Nomor

Canting nomor dua berfungsi untuk klowongan atau pinggiran.

d. Nomor 3 s/d 7 

Canting nomor 3-7 digunakan untuk ngeblok atau nembok kain.

4. Siapkan malam

5. Hidupkan kompor

6. Siapkan dandang atau panci untuk ngelorot (menghilangkan malam).


Sebelum mulai membatik hal pertama yang dilakukan adalah menjiplak pola ke dalam kain. Namun sebelum itu tentukan dulu titik tengah kain dengan cara:

1. Kain polos dilipat




2. Lipat lagi seperti di bawah ini



3. Pilin bagian tengahnya untuk menandai bahwa itu pusat kain



 Nah, setelah itu ini saatnya menjiplak pola. Adapun caranya adalah:

1. Setelah selesai menentu titik tengah kain, buka lipatan kain

2. Pertemukan ujung kain kanan dan kiri ke bagian tengah.


3. Beri sisa 3 jari untuk lipatan jahitan


4. Masukkan pola batik ke tengah lipatan, agar pola tak bergeser beri jarum pentul di beberapa sisi


5  Jiplak gambar batik ke atas kain, setelah selesai buka jarum pentul dan lepaskan polanya

Selesai menjiplak, lepas jarum pentul berikut polanya.



Proses mencanting.

Setelah membuat pola, proses berikutnya adalah mencanting. Berikut ini langkah-langkah mencanting:

1. Panaskan malam hingga cair di dalam mangkuk 

2. Masukkan canting ke dalam cairan malam, biarkan terisi hingga separuhnya

3. Diamkan sejenak ujung canting di tepi mangkuk yang berisis malam tadi agar sisa cairan tidak menetes ke atas kain

4. Nglowong atau menggoreskan

malam sesuai pola dengan hati-hati, sambil sesekali goreskan canting pada kertas koran untuk meniriskan cairan malam

5. Lakukan hingga seluruh pola selesai dicanting

6. Ngiseni atau memberikan ornamen pada pola yang telah di-klowong


Contoh isen-isen.




Materi Hari Ke-2 Menyolet 


Proses nyolet.

Hari kedua kami belajar menyolet, atau mengisi warna pada pola batik yang telah dicanting. Proses ini butuh waktu apalagi jika motifnya banyak.

Cara menyolet:

1. Siapkan warna, misalnya merah dan hitam

Untuk warna, gunakan perbandingan 1 liter air : 10 gram warna. Agar presisi pakai gelas ukur.

Pak Sam juga mengatakan sewaktu menimbang warna (yang berbentuk bubuk) lebih baik gunakan timbangan emas. Timbangan digital menurutnya kurang presisi.

2. Siapkan waterglass

Perbandingannya adalah 5 cibuk air: 1 liter waterglass.

3.  Campur warna tersebut dengan waterglass

3. Aduk hingga rata campuran tersebut dan segera oleskan ke atas pola sesuai keinginan

Perlu diketahui campuran antara warna dan waterglass ini tak bisa bertahan lama. Kurang lebih satu jam warna akan mengental dan tidak bisa digunakan. 

Selain itu selama proses nyolet campuran  warna dan waterglass tadi harus sering diaduk.

4. Setelah pola batik tertutup warna seluruhnya, lapisi dengan malam cair hingga tembus ke balik kain

Menurut asisten Pak Sam, sebenarnya malam yang digunakan untuk proses ini berbeda dengan malam untuk membatik. Malamnya lebih cair, namun karena adanya malam untuk membatik maka itulah yang digunakan kemarin.

5. Jika lapisan tidak tembus ulangi proses pemberian malam di sebaliknya hingga rata

6. Biarkan hingga lapisan malam mengering


Proses melapisi dengan malam.


Namun proses pencampuran warna langsung dengan waterglass sekaligus ini memiliki kekurangan. Dalam waktu satu jam cairan akan kering dan tak bisa digunakan atau istilahnya mati.

Untuk amannya pulaskan saja warna ke atas pola yang batik terlebih dulu. Setelah selesai baru lapisi dengan waterglass. Jika proses ini selesai, baru tutupi pola yang telah diwarnai dengan lilin hingga tembus ke sebalik kain.



Materi Hari Ketiga Pewarnaan kain


Proses ngriwil kain batik yang sudah dicelup warna.

Proses pewarnaan kain dilakukan dengan:

1. Siapkan pewarna, satu untuk mencelup lainnya untuk memberi corak

2. Masukkan kain yang sudah dilapisi malam kemarin ke dalam pewarma coklat

3. Tebarkan di atas alas yang sudah diberi cairan pengunci warna

4. Kriwil kain (cubit-cubit kain hingga bentuknya seperti gambar di atas)

5. Tuangkan pewarna hitam yang telah diwadahi botol aqua bekas secara acak untuk memberikan corak

6. Diamkan satu jam

7. Masukkan dalam dandang berisi air mendidih, rebus hingga malam leleh

8. Masukkan dalam bak air, gosok-gosok kain agar malam yang tersisa bisa terlepas

9. Jemur dengan cara diangin-anginkan


Proses nglorod atau meluruhkan
malam.


Lalu bagaimana dengan batik punya saya? Berhasilkah?

Maaf saudara-saudara, batik saya gagal. Ada satu bagian yang warnanya putih, padahal sebelumnya sudah diwarnai merah. 




Menurut Pak Sam hal itu terjadi karena cairan warna yang dicampur dengan waterglass sudah terlalu kental. Jika demikian cairan pewarna tadi malam tak bisa digunakan alias mati. Tak heran jika warnanya tidak bisa nempel di kain. 

Tapi, saya merasa senang saja. Tidak terlalu kecewa karena menurut saya, kegagalan itu memang bikin saya punya catatan tersendiri. Saya jadi tahu kesalahan apa yang membuatnya warna yang dioleskan saat proses penyoletan luntur. Lain kali kita harus mencoba lagi.

Eniwei, ada satu hal penting lain yang saya dapati setelah ikut pelatihan ini yaitu tahu betapa rumit proses pembuatan selembar batik. Tidak hanya butuh waktu, tetapi juga kesabaran. Tidak heran jika harganya mahal.







Komentar

  1. ternyata di daerah Genteng ya mbak
    aku kurang info soal tempat membatik di daerah Genteng, sepertinya seru juga kalau belajar gini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini yang ngajar dari Licin Mbak, daerah yang menuju ke Ijen. Beliau datang ke Genteng waktu itu.

      Hapus

Posting Komentar