Masak-masak Sendiri Demi Halal Bihalal Bani Khusaini

Kami sekeluarga memutuskan untuk masak-masak sendiri demi halal bihalal Bani Khusaini.



Lebaran tahun ini memang beda. Panasnya luar biasa. Meski sudah ditemani kipas angin pun, tidur tak bisa nyenyak. Keringat terus keluar dan badan pun terasa sumuk alias gerah. 


Mau keluar juga mikir-mikir, saking panasnya. Sedikit banyak ada rasa takut  garing begitu keluar rumah. Bagaimana tidak? Baru selangkah dari pintu  sudah disambut oleh panas yang menyengat. 


Namun, namanya lebaran mau hujan atau panas silaturahmi tetap jalan. Tidak heran jika jalanan tetap ramai walau matahari enggan kompromi. Hanya hari pertama saja lengang. Hari kedua dan seterusnya jalanan dihiasi berbagai kendaraan yang lalu lalang.


Kebetulan tahun ini ada yang istimewa. Halal bihalal Bani Khusaini diadakan di rumah tepat di lebaran hari ke-4 atau tanggal 25 April 2022. Khusaini atau biasa disebut Mbah Saini adalah ayahnya Bapak. Bersama dengan Mbah Jumilah ia memiliki delapan anak. Namun anak pertama yaitu Budhe Qowiyah sudah meninggal. Jadi saudara bapak tinggal enam orang.  


Yang namanya kumpul-kumpul saudara pasti makanan tak boleh dilupakan. Pesen dong? Wah jelas tidak. Kami masak-masak sendiri demi halal bihalal Bani Khusaini. Menunya mulai dari bakso, ayam pedas, jangan kikil, lalapan dengan sambal super pedas, hingga rica-rica dan buras. Minumnya es klamud abal-abal dan  kopi. 


Khusus jangan kikil untuk lawan makan lontong Bapak yang menanganinya. Saya kebagian masak mie goreng. Si nomor dua dan istrinya masak rica-rica bareng buras. Sementara si nomor tiga masak ayam pedas, istrinya masak ayam goreng lengkap dengan lalapannya.


Baksonya langsung diserahkan ke penggilingan, pulang-pulang sudah  siap makan



Nah, kalau baksonya langsung diserahkan ke penggilingan daging saja. Sekaligus proses mencetaknya. Jadi pulang-pulang sudah jadi bulatan-bulatan siap makan. 


Khusus untuk ayam pedas ini kalau dicermati memang kerap tampil di acara makan-makan ini. Pedasnya yang nendang, bikin orang terpicu untuk menghabiskan nasi. Percayalah satu-dua centong takkan cukup. Pasti nambah lagi.


Proses memasaknya dimulai dari tanggal 24 atau sehari sebelum acara. Diawali dengan bakso, ayam pedas, rica-rica ayam, dan buras. Lontong kebetulan dapat dari Bulik tiga biji, ukurannya sebesar tangan yang gemoy. Ya sudah kita akhirnya nggak bikin lagi. Hanya mie, jangan kikil, kopi dan es degan kemlamut abal-abal yang dimasak keesokan harinya. 


Satu hal yang agak diluar dugaan saat belanja adalah harga ayam. Paling murah Rp40.000,00 per kilo. Di tempat lain bahkan sampai Rp45.000,00 per kilo. Ah, tetapi karena butuh yang beli tetap berjubel. Salah satunya keluarga kami.


Saking hectic, 

makanan dan minuman baru mulai ditata secara bertahap di meja saji saat tamu berdatangan.



Kalau ditanya apakah operasi masak-masak sendiri demi halal bihalal Bani Khusaini itu berhasil atau gagal, jawabannya tentu gagal kalau tolak ukurnya katering. Karena harusnya seluruh makanan dan minuman sudah tampil sebelum tamu datang. Lha ini nggak.


Mendekati jam 12, minuman belum dibuat. Akhirnya si nomer tiga dan dua ipar saya gradakan bikin es klamud ala-ala yang terbuat dari sirup merah, sprite, susu, dan agar-agar. Begitu selesai esnya, teringat kalau kopinya belum dibuat. 


Sebagaian anak, menantu, cucu, hingga cicit dari Bani Khusaini.



Jadi saat tamu mulai datang makanan dan minuman baru mulai ditata secara bertahap di meja saji. Tapi, rapopo … Next jika ada acara macam ini kami sudah paham apa yang mesti dikerjakan. Ha siapa tahu kelak kami punya perusahaan katering kan ya?  Hahahaha …


Alhamdulillah acaranya sendiri berjalan lancar. Sejam kemudian saat waktu  makan tamu-tamu terlihat senang disuguhi rica-rica, bakso,  ayam pedas, hingga lalapan. Plus kopi panas dan es klamud abal-abal.


Kurang lebih pukul 16.00, acara usai. Diakhiri dengan foto-foto bareng dari anak hingga cicit Bani Khusaini. Setelah itu tinggal kami yang ringkes-ringkes alias beres-beres. Sampai di sini semua lancar, hingga tiba waktu istirahat dan badan berteriak,"Woi awake njarem tenan!" 



Note:

Woi awake njarem tenan= woi, badannya nyeri betulan





Komentar

  1. Terimakasih atas sambutan dan masakan yang luar biasa 😍😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sami2, terima kasih sudah mau datang😁😁

      Hapus
  2. Mbaa Afin mau resep es klamudnya dong.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Resepnya sih mudah mbak. Kuahnya susu, sirup Marjan merah, dan sprite. Agar-agar panasnya dituang di atas es dengan adukan acak, butuh dua oramg kalau ini. Satu buang, satu ngaduk. Sendiri juga bisa tapi mungkin bentuknya kurang kece.

      Hapus
    2. Btw ini resepnya serba kira2 jadi nggak paten berapa

      Hapus
  3. Wah kebayang hetic dan cape nya gimana. Serba sat set ya. Abis lebaran udah mabok perdagingan, tahu pedas bikin ngiler 🀀 Alhamdulillah puas ya dan bahagia keluarga bisa kumpul, tinggal capeknya, hehe.

    BalasHapus
  4. Betul sekali mba tahun ini panasnya masyaallah, meski begitu sama sekali tidak menyurutkan semangat silaturahmi. Saya malah suka masak2 sendiri seperti ini dan bikin minuman dadakan yang akhirnya seru, jadi pengalaman yang tak terlupakan pastinya ya :) (iidyanie.com)

    BalasHapus
  5. Sedap nampaknya ni makanannya, jadi ngiler. Masak masak sendiri memang lebih puas ya mba dan terasa kebersamaannya

    BalasHapus
  6. Bulan mei disambut postingan makanan itu, bener-bener menggugah selera. Lihat segitu banyaknya menu yang dihidangkan, nggak kebayang njaremnya gimana. Tapi, bener² terbayar ya dengan rasa happy kumpul keluarga ❤️

    BalasHapus
  7. Waaah ... Seru maksimal nih. Seluruh pasukan turun tangan membuat makanan untuk acara kmpul-kumpul. Udah gitu, tengah hari belum siap munumannya hahaha... Kali lain semoga makin heboh ya.

    BalasHapus
  8. Kebayang deh serunya mbak, keluarga ibu mertua yang 11 anak juga heboh, senang banget deh kalau kumpul bareng gitu
    kalau di keluarga saya ga sebanyak itu
    moment yang jarang ada selain saat lebaran adalah kumpul bareng seperti itu

    BalasHapus
  9. Kumpul-kumpul makan bareng sama keluarga besar itu menyenangkan ya..
    memang sih butuh persiapan yang melelahkan untuk masak-masaknya.
    Tapi begitu sudah makan bersama, wiih rasa capeknya perlahan bisa menghilang

    BalasHapus
  10. Saluuut mba, semua serba dimasak sendiri , saling bagi tugas Ama keluarga yg lain yaa πŸ‘. Kalo sekeluarga jago masak, mungkin ga masalah, tapi kalo tipenya kayak aku, sudahlaaah, drpd malu ke tamu, langsung pesen katering aja πŸ˜….

    Kagum aku tuh, Ama keluarga atau katering yg mampu masak banyak buat tamu2. Pasti ga mudah soalnya ❤️.

    BalasHapus

Posting Komentar