Teman Autis, Upaya Alvinia Christiany Mewujudkan Visi Menjembatani Sekaligus Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Terhadap Autisme

 

Sumber: Pixabay/karelinlestrange

Merawat dan membesarkan anak autis memang tidak mudah bagi orang tua. Beragam masalah harus dihadapi; mulai dari perilaku yang tidak lazim, kesulitan dalam komunikasi hingga masalah dalam  bersosialisasi. Dampaknya mereka mengalami stres lebih tinggi dibandingkan orang tua yang  tidak memiliki anak dengan gangguan spektrum autism (ASD). 

Kondisi ini diperburuk oleh stigma negatif yang berlaku di masyarakat. Minimnya pemahaman tentang autisme membuat  mereka keliru mempersepsikanmya sebagai  penyakit menular yang harus dijauhi. Bahkan  ada pula yang menganggap anak-anak autis sebagai  penderita gangguan mental dan intelektual. Padahal autisme bukanlah penyakit menular ataupun gangguan mental dan intelektual. 

Dikutip dari laman American Psychiatric Association  pada Rabu, 9 Agustus 2023, autisme adalah kondisi perkembangan kompleks yang melibatkan tantangan  terus-menerus  terkait dengan  masalah komunikasi sosial, rentang minat yang terbatas, dan perilaku berulang. Tanda-tanda awal gangguan autisme bisa diketahui sebelum anak berusia satu tahun. Namun akan lebih terlihat saat anak mencapai usia dua atau tiga tahun. Misalnya enggan melakukan kontak mata,  terlalu fokus pada subyek khusus, atau kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan rutinitas. Bahkan dalam kasus-kasus tertentu tanda-tanda tersebut tak terlihat, hingga anak masuk sekolah dan berkumpul dengan teman-temannya. Untuk itu diperlukan informasi yang cukup agar masyarakat memilliki pemahaman apa sebenarnya autisme itu.  Dengan demikian kesadaran akan meningkat dan berdampak pada berkurangnya stigma negatif pada anak-anak dengan gangguan spektrum autism (ASD). 

Selain masyarakat, orang tua yang memiliki  anak dengan gangguan spektrum autism (ASD) juga membutuhkan  informasi cukup terkait autisme agar mampu menghadapi permasalahan dalam mengasuh anak-anak istimewa tersebut. Namun kenyataannya tidak semudah itu untuk mendapatkannya. Orang tua seringkali bingung  harus mencari  tahu ke mana persoalan yang dialaminya. Misalnya cara mengidentifikasi autisme pada anak. Jika hal ini dibiarkan, maka anaklah yang dirugikan. Sebab mereka tidak bisa mendapatkan diagnosis sesegera mungkin. Padahal diagnosis tersebut diperlukan agar orang  tua bisa mengambil tindakan sedini mungkin bagi perkembangan si anak.

Demikian pentingkah mengenali masalah  autisme anak sejak dini? Tentu  saja. Karena pengenalan masalah sejak dini berdampak pada kemampuan orang tua  untuk mengantisipasi masalah yang lebih rumit di kemudian hari. Misalnya gangguan perilaku, kesulitan dalam berteman dengan sebayanya, serta  masalah dalam memahami atau menggunakan ucapan, gerak tubuh, ekspresi wajah, atau nada suara. Namun, bukan informasi saja yang dibutuhkan orang tua yang memiliki anak dengan gangguan spektrum autism. Mereka  juga membutuhkan dukungan sosial. Baik dari keluarga, teman, tetangga, lingkungan sekolah, hingga komunitas.

 

Sumber: Pexels/Tara Winstead


Menyadari stigma yang berlaku di masyarakat, sekaligus memahami kebutuhan orang tua dalam menangani anak-anaknya yang mengidap autis, Alvinia dan rekan-rekannya kemudian membuat Teman Autis. Organisasi non profit ini bertujuan memberikan  wadah terintegrasi yang menyediakan beragam informasi terkait autisme. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat Indonesia, khususnya keluarga yang memiliki anggota dengan ASD (autism spectrum disorder).  mudah memperoleh informasi valid tentang autisme.

Namun sebelum menjadi Teman Autis, organisasi di mana Alvinia Christiany menjadi co-founder, telah berkiprah terlebih dahulu melalui Light It Up Project sejak  tahun 2017. Dikutip dari laman Teman Autis pada  Rabu, 9 Agustus 2023, tanggal 30 Juli 2017 Light it Up Project mengadakan Fun Walk dengan anak-anak ASD berikut orang tua atau pendampingnya. Tak sekadar jalan santai semata, acara ini juga menjadi ajang kampanye dengan membagikan brosur informatif tentang autisme. Sukses menyelenggarakan acara tersebut, Light it Up Ptoject kemudian mengadakan gathering yang bertempat di Jakarta Selatan pada 10 Maret 2018. Dalam acara yang diisi dengan seminar tentang Autisme 101 tersebut tidak dihadiri oleh volunteer saja. Namun juga masyarakat luas yang berminat mengikuti acara tersebut.

Dari sinilah bibit Teman Autis bermula dan akhirnya dikukuhkan menjadi organisasi non profit pada tahun yang sama, yaitu 2018. Sejak itu pula upaya terus dilakukan agar bisa mewujudkan visi "Menjadi jembatan penyalur informasi terintegrasi yang terpercaya terkait autisme sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai autisme".  

Sebagaimana visinya, Alvinia Christiany yang  juga bertugas sebagai Chief Content Officer bagi Teman Autis, berupaya menghadirkan konten yang berisikan jawaban atas keresahan orang tua dalam merawat  serta mendidik  anak-anak autis. Orang tua tidak hanya bisa mendapatkan artikel bermanfaat yang membahas tentang tentang  kesehatan, makanan, hingga prinsip dasar penanganan anak-anak autis; tetapi juga informasi di mana sekolah, klinik, tempat terapi bagi mereka. Tercatat ada 100 klinik lebih yang bekerja sama dengan Teman Autis sampai  kini. Bahkan Teman  Autis juga menyediakan tes psikologi singkat bagi orang tua yang ingin mengetahui apakah anak mereka yang berusia 4-11 tahun memiliki gejala-gejala yang umumnya ada pada anak-anak dengan gangguan spektrum autism (ASD). 


Sumber: Instagram @temanautis


Selain di website,  Teman Autis juga giat memberikan sosialisasi serta edukasi di platform Instagram dan Facebook.  Ada beragam informasi yang diunggah di sana, salah satunya adalah info  acara yang berisi sederet rangkuman aktivitas menarik bagi orang tua dan anak autis. Tentunya kegiatan-kegiatan positif yang bisa dilakukan orang tua dan anak tersebut sudah dikurasi terlebih dahulu oleh Teman Autis.

Bagi mereka yang tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang autisme, ada pula program Instagram Live yang  diberi nama TAWA (Tanya Jawab seputar Autisme).  Contohnya TAWA yang diselenggarakan pada 25 Maret 2023 dengan mengundang  Debi Haseena selaku terapis wicara sebagai narasumber yang membahas tentang perkembangan bahasa, cara berkomunikasi, hingga tips untuk melakukan terapi mandiri dirumah bersama anak untuk meningkatkan kemampuan komunikasi. Seperti dikutip dari Instagram @temanautis pada Rabu, 9 Agustus 2023. Di masa pandemi progran ini menjadi salah satu cara Teman Autis untuk tetap bisa berbagi informasi, sekaligus ajang sosialisasi dan  edukasi kepada masyarakat. Khususnya orang tua dengan anak ASD.

Maka disadari atau tidak sejatinya bergabung dengan komunitas, dalam hal ini Teman Autis, membawa dampak besar bagi masyarakat. Utamanya orang tua dengan anak-anak ASD. Tidak hanya meningkatkan rasa percaya diri, tapi orang tua juga juga mendapatkan support system sehingga tidak merasa sendiri saat mendidik dan mengasuh anak-anak istimewa tersebut. 

Tentu saja perjalanan Alvinia Christiany mewujudkan visi menjembatani sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap autisme butuh waktu yang panjang. Sungguh, tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk mewujudkan impian "Indonesia ramah autis" seperti tagar yang kerap tampil dalam berbagai unggahan di akun Instagram atau Facebook Teman Autis. Namun, langkah-langkah yang terus ia dan kawan-kawannya lakukan merupakan implementasi nyata untuk menjadikannya kenyataan, bukan semata slogan. Upaya tak henti ini tentu patut diapresiasi. Tak semua orang mampu berjalan sembari membawa nyala api yang membawa terang banyak orang, sebagaimana yang dilakukan Alvinia Christiany beserta rekan-rekannya. 


 

Sumber gambar:

1. Pixabay/karelinlestrange

2. Pexels/Tara Winstead 

3. Instagram @temanautis


Sumber artikel:

Website American Psychiatric Association

https://www.psychiatry.org/patients-families/autism/what-is-autism-spectrum-disorder

diakses 9 Agustus 2023


Website Teman Autis

https://www.temanautis.com/

diakses 9 Agustus 2023


Instagram Teman Autis

https://www.instagram.com/temanautis/

diakses 9 Agustus 2023


Facebook Teman Autis

https://www.facebook.com/temanautis?mibextid=ZbWKwL

diakses 9 Agustus 2023







Komentar

  1. Akuu acungin jempol buat orang tua yang memiliki buah hati autism, Insya Allah surga menanti. Orangtua spesial yang telah ditunjuk tuhan mengasuh anak autis karena tidak mudah butuh kesabaran luar biasa yaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget Mbak, memposisikan diri sebagai mereka membuat kita sadar betapa mereka luar biasa. Belum tentu kita sanggup menjadi mereka

      Hapus
  2. Sungguh mulia sekali atas langkah yang digagas mba Alvinia ini, tentunya sangat dibutuhkan sekali bagi para orang tua dengan anak yang autis, karena tidak mudah untuk mendidik mereka juga tidak mudah untuk membangkitkan rasa kepercayaan diri para orang tua ketika dihadapkan dalam masyarakat. Semoga negara kita semakin ramah terhadap anak autis dan orang berkebutuhan khusus lainnya ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Mbak, upaya Mbak Alvinia dan kawan-kawan memberikan pemahaman lewat informasi yang mudaj dicerna dan terintegrasi agar masyarakat Indonesia mudah untuk mendapatkan segala macam info tentang autis patut diacungi jempol.

      Hapus
  3. Sungguh hebat dan mulia orang-orang seperti Alvinia Christiany ini. Peduli pada yang terjadi di sekitar, bergerak, dan terus menginspirasi. Memang saya merasa informasi tentang autis itu masih terbatas. Buktinya masih banyak yang tidak tahu kalau autis itu bukan untuk dijauhi.

    BalasHapus
  4. Mereka mereka yang menjadi anak autis memang perlu dukungan lebih dari kita, terlebih dari orang tunya sendiri. Sayang, di kampung-kampung edukasi tentang cara merawat anak autis seperti dianggap angin lalu, dan dianggap memalukan.. Semoga pola pikir seperti ini segera musnah dari muka bumi.

    BalasHapus
  5. Memang autis ini kalo nggak ngerti apa dan bagaimana, dianggap kelainan mental dan kecerdasan. Adanya komunitas seperti ini sangat membantu orang tua dan juga siapapun agar mendapat pencerahan sekaligus saling dukung secara mental.

    BalasHapus

Posting Komentar