Kepada Sang Pejalan Jauh Part 12



Sudah lama tidak bertemu, apa yang terjadi padamu?

Mengapa aku melihat banyak goresan pahit diseluruhmu? Mengapa mendung kelam menghuni kepalamu? Kemana perginya mata bintangmu? Yang berkilauan setiap kali kau ceritakan kemana kau hendak berpetualang. Kau sudah letih dan kuyu. Seolah beban hidup itu telah menghabiskan energimu

Kurasa aku telah kehilangan dirimu. Semangatmu telah padam dan kau goyah diatas kakimu. Katakan padaku, apa terjadi padamu?
Baiklah, baiklah…jika kau enggan bercerita. Kurasa kita duduk-duduk saja. Mari bicara tentang kisah lampau kita. Tentangmu, bocah kecil badung yang menyebalkanku. Kau dulu sering berbuat jahat padaku. Melempariku dengan batu. Mendorong-dorong tubuh kurusku. Membiarkan anjingmu menggigitku. Heuuuh, kalau ingat aku ingin menjitakmu!

Meski begitu aku yang kau datangi dalam galaumu. Kau akan duduk duduk dibatu. Tidak berkata apa-apa selain membisu. Kau suruh aku menerka dan membacamu. Ah, mana kutahu? Aku bukan dukun atau cenayang tahu? Mampu menerjemahkan tiap isi kepalamu.

Tetapi begitulah persahabatan kita dimulai. Kubiarkan kau duduk disebelahku tiap datang susah dan sedihmu. Mendesah berat sementara aku menaungimu. Hanya kepadaku kau percayakan rahasiamu. Sebaliknya, kau jadi begitu menjagaku. Kau akan sangat galak jika ada orang berani mengusikku

Hanya waktu kemudian memisahkan kau dan aku. Saat usiamu beranjak remaja, aku bukan lagi teman yang asyik bagimu. Kau lebih sering pergi dengan kawan-kawanmu, merambah malam dengan tawa dan keonaran.
Aku bukan lagi sahabat dalam susah dan sedihmu. Berganti dengan buai daun surga dan air api memabukkan.
Kau semakin jauh berlalu. Berpetualang kesana-kemari dan melupakan aku. Tak kau dengar lagi panggilanku. Atau keberatanku atas aksi merusak dirimu.

Bertahun-tahun setelahnya aku hilang kabarmu. Sampai kau tiba dan menemuiku dalam diam.
Kawan, apa kau benar-benar pulang sekarang? Ke tempat dimana kau selau diterima dengan tangan lebar? Rumah dimana bundamu menunggu dengan doa dan kesabaran? Kau tahu, kawan, sejauh mana kau terbang rumah selalu menjadi tempat yang menyenangkan.
Sungguh, aku senang kau datang, Pejalan Jauh. Melebihi senangnya hati karena kau tak pernah melupakan aku, sahabatmu, sebatang pohon di belakang rumahmu.

Pic taken from www.gettyimages.com

Backsong : I’ll Stand By You-Carrie Underwood, Home-Michael Buble

Komentar

  1. good story,...
    mbak,mau dong diajarin nulis sma mbak..
    klo bsa ,mbak koment donk tulisan aku

    BalasHapus

Posting Komentar