Katakan saja aku jalang, Ping, aku memang selingkuh dengan suami orang. Suatu hal yang tak pernah terbayang sebelumnya karena dulu aku berpikir hanya ada satu cinta untuk selamanya. Kau tahu sendiri kan betapa seringnya aku dulu mengatakan benci pada pria-pria yang mendua hati. Tapi kini ternyata aku mengalaminya sendiri, aku mendua dan tak hendak lepas dalam waktu dekat.
Sesungguhnya aku tak ingin berlaku demikian, Ping. Ada rasa bersalah dan berdosa saat kutatap mata bening putriku, tapi tidak saat aku melihat suamiku, pria yang menyiksaku fisik dan mental. Sebagai perempuan yang dulu begitu mencintainya, aku bahkan tak menghormatinya lagi. Kelembutan yang dulu kupuja hilang entah kemana digantikan oleh perilakunya yang kasar. Kesukaannya mabuk-mabukan dan bermain judi semakin menipiskan rasa kasihku padanya.
Aku bahkan membencinya karena ia sakit jiwa, ping. Jika ia berhasrat ia selalu menyakitiku tanpa ampun dan menghasilkan lebam biru seusai melampiaskannya padaku. Aku tak tahan! Aku ingin lari Ping! Lalu muncullah ia saat itu, pria yang selalu mendengar keluh kesahku di tengah kepedihannya sendiri. Saat awal bertemu aku tahu pernikahannya tengah goncang. Ia bercerita kalau ia masih serumah dengan istrinya walau semua telah berjalan hambar. Keindahan yang dulu mewarnai pernikahan mereka perlahan memudar dan digantikan oleh tatapan saling menyalahkan.
Ia pula yang menopang hidupku, Ping. Setiap bulan ia mengirimiku sejumlah uang dari Jerman, untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan anakku. Tanpa dia tak mungkin aku bisa membayar rekening listrik, telfon, dan bahkan tak mungkin aku mempunyai baju serta perhiasan yang kupakai sekarang. Kau kan tahu berapa gajiku, sementara lelaki sial itu terus merongrongku demi sebotol Jack Daniel dan judi.
Ah Ping, aku tahu aku telah tersesat jalan. Melenceng jauuh dari seorang perempuan baik-baik yang kau kenal dulu, menjadi seorang penipu seperti ini. Tapi kuharap kau tak mencibirku seperti yang lain usai mengetahui cerita ini. Kuharap kamu bijak dan memperoleh pelajaran dari kehidupanku kini. Oh iya, kamu masih mencintai Inuyasha dan Kenshin Himura ya? Dan tetap saja suka nonton Conan tiap minggu pagi? Ah bocah, carilah pria nyata say……….
Done, 06.39, 281007
PINTA’S DAILY STORY(THE SERIES)
Sesungguhnya aku tak ingin berlaku demikian, Ping. Ada rasa bersalah dan berdosa saat kutatap mata bening putriku, tapi tidak saat aku melihat suamiku, pria yang menyiksaku fisik dan mental. Sebagai perempuan yang dulu begitu mencintainya, aku bahkan tak menghormatinya lagi. Kelembutan yang dulu kupuja hilang entah kemana digantikan oleh perilakunya yang kasar. Kesukaannya mabuk-mabukan dan bermain judi semakin menipiskan rasa kasihku padanya.
Aku bahkan membencinya karena ia sakit jiwa, ping. Jika ia berhasrat ia selalu menyakitiku tanpa ampun dan menghasilkan lebam biru seusai melampiaskannya padaku. Aku tak tahan! Aku ingin lari Ping! Lalu muncullah ia saat itu, pria yang selalu mendengar keluh kesahku di tengah kepedihannya sendiri. Saat awal bertemu aku tahu pernikahannya tengah goncang. Ia bercerita kalau ia masih serumah dengan istrinya walau semua telah berjalan hambar. Keindahan yang dulu mewarnai pernikahan mereka perlahan memudar dan digantikan oleh tatapan saling menyalahkan.
Ia pula yang menopang hidupku, Ping. Setiap bulan ia mengirimiku sejumlah uang dari Jerman, untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan anakku. Tanpa dia tak mungkin aku bisa membayar rekening listrik, telfon, dan bahkan tak mungkin aku mempunyai baju serta perhiasan yang kupakai sekarang. Kau kan tahu berapa gajiku, sementara lelaki sial itu terus merongrongku demi sebotol Jack Daniel dan judi.
Ah Ping, aku tahu aku telah tersesat jalan. Melenceng jauuh dari seorang perempuan baik-baik yang kau kenal dulu, menjadi seorang penipu seperti ini. Tapi kuharap kau tak mencibirku seperti yang lain usai mengetahui cerita ini. Kuharap kamu bijak dan memperoleh pelajaran dari kehidupanku kini. Oh iya, kamu masih mencintai Inuyasha dan Kenshin Himura ya? Dan tetap saja suka nonton Conan tiap minggu pagi? Ah bocah, carilah pria nyata say……….
Done, 06.39, 281007
PINTA’S DAILY STORY(THE SERIES)
Ini kisah nyata atau fiksi.
BalasHapusTerlepas nyata atau tidak, sungguh menarik kisah di atas. Seorang perempuan yang awalnya setia, tapi karena terlalu di sakiti bak fisik dan mental akhirnya selingkuh juga.
Semoga kisah2 seperti ini tidak banyak terjadi di negeri ini.
Inilah yang gw bingung sama wanita...
BalasHapusada yang udah disiksa secara fisik dan batin tapi masih tetep betah ma suaminya(gak dicerai).
Tapi ada juga yang dah diberi kebebasan berkarir n dimanja tapi malah minta cerai...
Sebenernya cerai tu buat cewek gampang apa susah si??
*manggut-manggut*....
BalasHapuswalau udah selingkuh, biasanya sang suami pun tidak mau ngerti lagi...malah perselingkuhan itu yg akan disalahkan olehnya sebagai biang berakhirnya hub suami istri *tanpa mau berintrospeksi, alasan sang istri utk selingkuh*
cerita lama, saat di rumah sudah tidak ada lagi kedamaian, muncul sang 'pahlawan' dari luar sana yg menjadi pelipur lara. Perselingkuhan atau bukan tergantung dari sudut mana kita memandang. Pandangan saya : selama masih terikat tali pernikahan, sang 'pahlawan' itu adalah setan laknat berwujud manusia yg mencari mangsa jiwa rapuh. Salam :)
BalasHapusInalilahi wa ina ilaohi roji'un
BalasHapusDr suami sprti itu sebaiknya kita minta cerai aja sob.drpada kita harus masuk ke dlm jurang kenistaan.
Sudah terdzalimi malah menghancurkan hidup sendiri,sungguh disayangkan.
pdhl doa orang terdzalimi itu sungguh ampuh langsung diangkat kelangit dan tiada pembatas.
Smoga jd pelajaran buat kita smua khususnya buat penulis