Aku dan Na langsung melongo begitu Maya menunjukkan Magic Stick yang baru ia beli dari e-bay.
“Masya Allah, beginian lu beli di e-bay? Gue yang gila atau elu yang crazy?” sembur Na tanpa tedeng aling-aling.
Maya nyengir kuda, sembari memasukkan tongkat ajaib itu dalam kotaknya.
“ Beginian mah banyak di Madura. Gaya lu! Sok-sok beli di e-bay segala!” Na geleng-geleng kepala.
“ Bukan gitu, aku malu kalo beli langsung. Makanya aku beli via e-bay,” bisik Maya dengan muka merah jambu.
Subhanallah, demi membela rasa malu untuk membeli sebuah tongkat sakti secara langsung Maya sampai buang duit di e-bay? Saya dan Na saling pandang. Ah tapi biarlah wong duitnya ini, batin saya.
“ Gak sih kenapa lu nekat beli itu tongkat itu? Bagusan juga tongkat punya kakek gue, lebih sakti, bisa buat nyambit anjing mpe kaing-kaing,” kata Na penasaran.
“ Demi suamiku, keutuhan rumah tanggaku,” lirih Maya menjawab Na dengan mata yang berkaca-kaca.
“ Lho kenapa sih, Ya? Ada apa? “ tanyaku sambil memegang tangan lentiknya yang terlihat sedikit gemetar.
Sunyi menghampar. Sesaat lamanya, Maya hanya terdiam sambil menarik nafas panjang.
“ Dia selingkuh, Vien, “ kata Maya pada akhirnya.“ Katanya aku ini terlalu becek…”
“ Terus nggak ada ojyek..cocok deh!” sahut Na gemas, hingga aku perlu menginjak kakinya agar ia diam saga.
“Aduh, apa sih?” Na mendelik. Aku tak kalah garang, dengan mata kokiku aku mempelototinya sembari memberi kode agar ia tutup mulutnya sekarang.
“ Gimana ceritanya sih?” tanyaku halus.
Maya mengusap airmatanya. Perlahan ia ceritakan bagaimana kondisi rumah tangganya sekarang. Percekcokan demi percekcokan mulai membayangi mahligai cinta yang telah mereka arungi 4 tahun ini karena munculnya perempuan ketiga yang lebih aduhai dalam urusan peraduan.
“ Jadi suami lu selingkuh karena katanya lo gak peret, gak rapet, gak kering dan terasa longgar? Oh modiar tuh orang! Belum pernah dia rasakan bogemku masuk ke rahang!” Na bangkit dan menggebrak meja kopi di hadapan kami.
“ Sudah…sudaaah…Kalo bogemmu menusuk rahangnya, sangat mungkin kau bikin dia mati tapi Maya bakal lebih susah lagi,” kataku seraya menarik jagoan ber-ban hitam karate itu untuk duduk kembali. “ Kamu pikir siapa yang susah kalo Tsanaa dan Alwa cari-cari ayahnya dimana?”
Tiga minggu kemudian, di sebuah kedai kopi, jam 12.15…
Aku dan Na sudah duduk di kedai kopi itu selama lima menit ketika Maya datang dengan mata yang sembab.
“ Kenapa, lu? Buruk amat tuh muka?” Na mengernyitkan muka.
Maya tak menyahuti celetukan Na. Ia terdiam di hadapan kami tanpa sepatah kata, sementara aku dan Na celingukan, tak tahu harus apa.
“ Gimana tuh tongkat sakti? Manjur gak?” tanya Na iseng saat Maya tak juga bicara.
Diluar dugaan Maya malah terisak-isak mendengar pertanyaan iseng Na.
“ Man…jur…” sambut Maya dengan terbata-bata.” Suamiku bilang you’re wonderful… “
“Tapi kok nangis? Kenapa?” tanyaku penasaran.
“ Hwaaaaa….karena selingkuhnya tak berhenti juga. Malah ada lagi yang baru, huhuhuhu…” sahut Maya ditengah derai tangisnya.
Oalah….Aku dan Na celangap tak percaya.
******************
“ Jadi demi suami Maya sampai beli tongkat madura segala, Vien? : )) “ Pepi cekakakan ketika aku ceritakan kisah Maya padanya, saat kami ketemu di YM.
“ Woi, kok cekakakan…gimana sih, Bu Dok? Ini serius…”
“ Bu Dok?”
“ Iya, Bu Dokter maksudnya…”
“ Sorry…Sorry… aku nggak niat menertawakan usaha Maya memperbaiki diri demi suami, tapi perkara beli tongkat madura di e-bay itu lho yang bikin geli.”
“ Hehehehe…asem kau! Eh iya , Bu Dokter, apa nggak wajar sih kalau kewanitaan jadi longgar karena factor usia dan melahirkan?”
“ Iya, kamu bener. Otot-otot kewanitaan bisa kendor dengan dua hal yang kau sebutkan. Tapi bukan berarti nggak bisa diusahakan. Kita masih bisa senam kegel biar itu otot kencang.”
“ Be-te-we, apa iya kalo pake tongkat madura bisa kembali perawan? Pake logika aja enggak mungkin deh, mana bisa toh kembali perawan gara-gara tongkat sakti? Eh tongkat madura…Kalo gitu enak dong, gak perlu vaginoplasty yang muahual ituh.”
“Hwahahahaha….embuh ya, enggak pernah pake. My hubby nggak pernah complain tuh. Fine ajaaah! Tapi mungkin maksudnya bukan secara harfiah kalee, Vien. Rasanya maybe.”
“ Lha iya, Bu Dokter, apa nggak bahaya to masukin benda asing ke kewanitaan? Bikin lecet misalnya atau infeksi karena tongkat maduranya jamuran akibat kelamaan disimpan gitu?”
“ Hwahahahahahaha….” Pepi nyekakak ndak karuan. Suaranya yang terdengar membahana di telinga terasa menyakitkan, saking kerasnya ia tertawa. Asem, dah.
“ Heh, serius nih.”
“ Hehehehehe… entah ya, Vien. Aku belum pernah baca penelitian soal tongkat madura dan lecet itu di sini, atau mungkin aku yang ketinggalan jaman kali? Tapi di luar negeri, di Afrika sana yang percaya mm…praktek Dry sex tuh, memang pernah diadakan penelitian kalo bahan-bahan yang dimasukkan ke kewanitaan bisa menimbulkan rasa sakit yang meningkat dan kemungkinan terjadinya infeksi karena gesekan yang mengakibatkan luka.”
“ Walaaah, kalo gitu mitos kewanitaan itu…hiks, mesti peret, rapet mesti diluruskan dong?”
“ :p… sebenarnya kalo kondisi kewanitaan terlalu peret tanpa cairan lubrikasi malah menyusahkan, Bu. Bisa menyakitkan si perempuan.”
“ Hihihihihi…jadi malu nih. Lha ya, Pep, apa mungkin pemikiran yang beredar di masyarakat kalo perempuan yang baik itu mesti mengabdi dan melayani suami, plus bisa memuaskannya lahir dan batin itu jadi pemicu usaha-usaha bikin rapet itu?”
“ …Bisa jadi Vien. Dengan dasar itu, nggak jarang orang jadi salah sasaran dengan nge-judge perempuanlah yang nggak bisa jaga diri ketika perkawinan mereka bermasalah karena hadirnya orang ketiga.”
“ Iya, bahkan aku pernah dengar ada seorang perempuan berkata ‘ salah dia gak bisa jaga suaminya sampai dia ngejar aku?’ pas makan siang.”
“ Baru-baru ini Vien, bahkan ada kasus seorang ibu yang sudah melakukan vaginoplasty tapi suaminya juga tetep dingin-dingin tambah dingin… Heheheheh kaya lagunya Hetty Koes Endang ajah ya? Ah padahal yah vaginoplasty kan bukan sebuah operasi sekedar buat nyenengin suami, kayaknya dia belum dapet info yang bener untuk apa vaginoplasty itu.”
“ Lho, kok sama dengan yang Maya alami ya? Berusaha keras nyenengin suami, mpe beli tongkat madura kok ya nggak ngefek apa-apa.”
“ Masalahnya sih aku rasa bukan pada tongkat madura atau vaginoplasty-nya tapi ada yang lebih dasar lagi. Nah itulah yang mesti dibenahi. Tapi ya justru ini yang sulit deh kayaknya...Perlu ke Pak Wimpie Pangkahila kali ya, buat konsultasi.”
“Whuff, betapa rumitnya perkawinan itu ya, Pep.”
“ Iya, Vien. Rumit, banyak hal yang mesti disesuaikan ketika kita memasuki gerbang pernikahan. Banyak hal yang bisa jadi biang kerok perpisahan ketika kita sulit mengkompromikan. Contohnya ya hubungan suami istri. Semoga aja kalo kamu nikah nanti, kamu temukan pria baik yang mengerti dan memahami kalau perkara keharmonisan rumah tangga itu bukan kewajiban wanita saja, tapi dua-duanya.”
“ Amiin, Bu Dok. Im out yah, ngantuks…”
“ Iya sana.”
****************
Jam 19:25, tengah mengaji di Al Mu’rod Baitul Munir…
“ Pernah dengan kalimat wanita itu diciptakan dari tulang rusuk pria? Bagaimana sih bentuk rusuk itu? Melengkungkan? Nah kalo kalian, pria…mencoba meluruskan rusuk itu dengan kekerasan hasilnya si rusuk malah bisa patah. Karena itu bimbinglah istrimu dengan lembut,” kata Ustadz Din, ketika menerangkan bab pernikahan dalam Kitab Nurul Qolbi.
“ Sudah, kita akhiri dulu pelajarannya sampai disini, ya…Wassalammualaikum,” beliau menutup pelajaran lalu berdiri meninggalkan ruangan.
Tepat saat itu sebuah ponsel berdering lirih, kulihat sebuah sms masuk.
Eh, Vien dimana lu? Aku telfon dari tadi nggak nyaut…tahu nggak sih nasib tongkat madura, Maya? Dia buang itu tongkat sakti itu ke kali sehabis pulang ngantor sore tadi
Sender : Na
“Lagi ngaji, masa nggak apa juga kebiasaanku, Na. Si tongkat dibuang? Wah eman-eman, padahal belinya mahal deh. Coba buat aku aja kan lebih berguna,”tulisku cepat. Message sent.
Hwaah? Buat apa lu? Pacar nggak punya, suami nggak ada buat apaaan? Edian lu! Jangan ngeres-ngeres tuh otak.”
Sender : Na
“ Lho sapa yang mo make? Buat ngepel, lumayan kan bisa buat ngeringin lantai yang becek…” balasku lagi.
Hahahahahahahah…Edian!
*ketawa mpe guling-gulingan
sender :Na
Ya Allah, mengaca dari apa yang dialami Maya ternyata pernikahan itu tidak gampang ya? Karena inikah kau belum mempertemukanku dengan jodoh hamba ya, Allah, agar hamba belajar, agar hamba mengerti bahwa menikah itu juga pakai ilmu dan bukan semata karena nafsu? Ya Allah, semoga ketika saatnya tiba, dan kau pertemukan aku dengan pria yang menjadi jodoh hamba ya Allah, ia adalah pria yang pengertian, yang mengerti bahwa keharmonisan rumah tangga itu adalah tanggung jawab berdua, bisikku sembari mengemasi buku-buku yang tersebar di meja.
“Masya Allah, beginian lu beli di e-bay? Gue yang gila atau elu yang crazy?” sembur Na tanpa tedeng aling-aling.
Maya nyengir kuda, sembari memasukkan tongkat ajaib itu dalam kotaknya.
“ Beginian mah banyak di Madura. Gaya lu! Sok-sok beli di e-bay segala!” Na geleng-geleng kepala.
“ Bukan gitu, aku malu kalo beli langsung. Makanya aku beli via e-bay,” bisik Maya dengan muka merah jambu.
Subhanallah, demi membela rasa malu untuk membeli sebuah tongkat sakti secara langsung Maya sampai buang duit di e-bay? Saya dan Na saling pandang. Ah tapi biarlah wong duitnya ini, batin saya.
“ Gak sih kenapa lu nekat beli itu tongkat itu? Bagusan juga tongkat punya kakek gue, lebih sakti, bisa buat nyambit anjing mpe kaing-kaing,” kata Na penasaran.
“ Demi suamiku, keutuhan rumah tanggaku,” lirih Maya menjawab Na dengan mata yang berkaca-kaca.
“ Lho kenapa sih, Ya? Ada apa? “ tanyaku sambil memegang tangan lentiknya yang terlihat sedikit gemetar.
Sunyi menghampar. Sesaat lamanya, Maya hanya terdiam sambil menarik nafas panjang.
“ Dia selingkuh, Vien, “ kata Maya pada akhirnya.“ Katanya aku ini terlalu becek…”
“ Terus nggak ada ojyek..cocok deh!” sahut Na gemas, hingga aku perlu menginjak kakinya agar ia diam saga.
“Aduh, apa sih?” Na mendelik. Aku tak kalah garang, dengan mata kokiku aku mempelototinya sembari memberi kode agar ia tutup mulutnya sekarang.
“ Gimana ceritanya sih?” tanyaku halus.
Maya mengusap airmatanya. Perlahan ia ceritakan bagaimana kondisi rumah tangganya sekarang. Percekcokan demi percekcokan mulai membayangi mahligai cinta yang telah mereka arungi 4 tahun ini karena munculnya perempuan ketiga yang lebih aduhai dalam urusan peraduan.
“ Jadi suami lu selingkuh karena katanya lo gak peret, gak rapet, gak kering dan terasa longgar? Oh modiar tuh orang! Belum pernah dia rasakan bogemku masuk ke rahang!” Na bangkit dan menggebrak meja kopi di hadapan kami.
“ Sudah…sudaaah…Kalo bogemmu menusuk rahangnya, sangat mungkin kau bikin dia mati tapi Maya bakal lebih susah lagi,” kataku seraya menarik jagoan ber-ban hitam karate itu untuk duduk kembali. “ Kamu pikir siapa yang susah kalo Tsanaa dan Alwa cari-cari ayahnya dimana?”
Tiga minggu kemudian, di sebuah kedai kopi, jam 12.15…
Aku dan Na sudah duduk di kedai kopi itu selama lima menit ketika Maya datang dengan mata yang sembab.
“ Kenapa, lu? Buruk amat tuh muka?” Na mengernyitkan muka.
Maya tak menyahuti celetukan Na. Ia terdiam di hadapan kami tanpa sepatah kata, sementara aku dan Na celingukan, tak tahu harus apa.
“ Gimana tuh tongkat sakti? Manjur gak?” tanya Na iseng saat Maya tak juga bicara.
Diluar dugaan Maya malah terisak-isak mendengar pertanyaan iseng Na.
“ Man…jur…” sambut Maya dengan terbata-bata.” Suamiku bilang you’re wonderful… “
“Tapi kok nangis? Kenapa?” tanyaku penasaran.
“ Hwaaaaa….karena selingkuhnya tak berhenti juga. Malah ada lagi yang baru, huhuhuhu…” sahut Maya ditengah derai tangisnya.
Oalah….Aku dan Na celangap tak percaya.
******************
“ Jadi demi suami Maya sampai beli tongkat madura segala, Vien? : )) “ Pepi cekakakan ketika aku ceritakan kisah Maya padanya, saat kami ketemu di YM.
“ Woi, kok cekakakan…gimana sih, Bu Dok? Ini serius…”
“ Bu Dok?”
“ Iya, Bu Dokter maksudnya…”
“ Sorry…Sorry… aku nggak niat menertawakan usaha Maya memperbaiki diri demi suami, tapi perkara beli tongkat madura di e-bay itu lho yang bikin geli.”
“ Hehehehe…asem kau! Eh iya , Bu Dokter, apa nggak wajar sih kalau kewanitaan jadi longgar karena factor usia dan melahirkan?”
“ Iya, kamu bener. Otot-otot kewanitaan bisa kendor dengan dua hal yang kau sebutkan. Tapi bukan berarti nggak bisa diusahakan. Kita masih bisa senam kegel biar itu otot kencang.”
“ Be-te-we, apa iya kalo pake tongkat madura bisa kembali perawan? Pake logika aja enggak mungkin deh, mana bisa toh kembali perawan gara-gara tongkat sakti? Eh tongkat madura…Kalo gitu enak dong, gak perlu vaginoplasty yang muahual ituh.”
“Hwahahahaha….embuh ya, enggak pernah pake. My hubby nggak pernah complain tuh. Fine ajaaah! Tapi mungkin maksudnya bukan secara harfiah kalee, Vien. Rasanya maybe.”
“ Lha iya, Bu Dokter, apa nggak bahaya to masukin benda asing ke kewanitaan? Bikin lecet misalnya atau infeksi karena tongkat maduranya jamuran akibat kelamaan disimpan gitu?”
“ Hwahahahahahaha….” Pepi nyekakak ndak karuan. Suaranya yang terdengar membahana di telinga terasa menyakitkan, saking kerasnya ia tertawa. Asem, dah.
“ Heh, serius nih.”
“ Hehehehehe… entah ya, Vien. Aku belum pernah baca penelitian soal tongkat madura dan lecet itu di sini, atau mungkin aku yang ketinggalan jaman kali? Tapi di luar negeri, di Afrika sana yang percaya mm…praktek Dry sex tuh, memang pernah diadakan penelitian kalo bahan-bahan yang dimasukkan ke kewanitaan bisa menimbulkan rasa sakit yang meningkat dan kemungkinan terjadinya infeksi karena gesekan yang mengakibatkan luka.”
“ Walaaah, kalo gitu mitos kewanitaan itu…hiks, mesti peret, rapet mesti diluruskan dong?”
“ :p… sebenarnya kalo kondisi kewanitaan terlalu peret tanpa cairan lubrikasi malah menyusahkan, Bu. Bisa menyakitkan si perempuan.”
“ Hihihihihi…jadi malu nih. Lha ya, Pep, apa mungkin pemikiran yang beredar di masyarakat kalo perempuan yang baik itu mesti mengabdi dan melayani suami, plus bisa memuaskannya lahir dan batin itu jadi pemicu usaha-usaha bikin rapet itu?”
“ …Bisa jadi Vien. Dengan dasar itu, nggak jarang orang jadi salah sasaran dengan nge-judge perempuanlah yang nggak bisa jaga diri ketika perkawinan mereka bermasalah karena hadirnya orang ketiga.”
“ Iya, bahkan aku pernah dengar ada seorang perempuan berkata ‘ salah dia gak bisa jaga suaminya sampai dia ngejar aku?’ pas makan siang.”
“ Baru-baru ini Vien, bahkan ada kasus seorang ibu yang sudah melakukan vaginoplasty tapi suaminya juga tetep dingin-dingin tambah dingin… Heheheheh kaya lagunya Hetty Koes Endang ajah ya? Ah padahal yah vaginoplasty kan bukan sebuah operasi sekedar buat nyenengin suami, kayaknya dia belum dapet info yang bener untuk apa vaginoplasty itu.”
“ Lho, kok sama dengan yang Maya alami ya? Berusaha keras nyenengin suami, mpe beli tongkat madura kok ya nggak ngefek apa-apa.”
“ Masalahnya sih aku rasa bukan pada tongkat madura atau vaginoplasty-nya tapi ada yang lebih dasar lagi. Nah itulah yang mesti dibenahi. Tapi ya justru ini yang sulit deh kayaknya...Perlu ke Pak Wimpie Pangkahila kali ya, buat konsultasi.”
“Whuff, betapa rumitnya perkawinan itu ya, Pep.”
“ Iya, Vien. Rumit, banyak hal yang mesti disesuaikan ketika kita memasuki gerbang pernikahan. Banyak hal yang bisa jadi biang kerok perpisahan ketika kita sulit mengkompromikan. Contohnya ya hubungan suami istri. Semoga aja kalo kamu nikah nanti, kamu temukan pria baik yang mengerti dan memahami kalau perkara keharmonisan rumah tangga itu bukan kewajiban wanita saja, tapi dua-duanya.”
“ Amiin, Bu Dok. Im out yah, ngantuks…”
“ Iya sana.”
****************
Jam 19:25, tengah mengaji di Al Mu’rod Baitul Munir…
“ Pernah dengan kalimat wanita itu diciptakan dari tulang rusuk pria? Bagaimana sih bentuk rusuk itu? Melengkungkan? Nah kalo kalian, pria…mencoba meluruskan rusuk itu dengan kekerasan hasilnya si rusuk malah bisa patah. Karena itu bimbinglah istrimu dengan lembut,” kata Ustadz Din, ketika menerangkan bab pernikahan dalam Kitab Nurul Qolbi.
“ Sudah, kita akhiri dulu pelajarannya sampai disini, ya…Wassalammualaikum,” beliau menutup pelajaran lalu berdiri meninggalkan ruangan.
Tepat saat itu sebuah ponsel berdering lirih, kulihat sebuah sms masuk.
Eh, Vien dimana lu? Aku telfon dari tadi nggak nyaut…tahu nggak sih nasib tongkat madura, Maya? Dia buang itu tongkat sakti itu ke kali sehabis pulang ngantor sore tadi
Sender : Na
“Lagi ngaji, masa nggak apa juga kebiasaanku, Na. Si tongkat dibuang? Wah eman-eman, padahal belinya mahal deh. Coba buat aku aja kan lebih berguna,”tulisku cepat. Message sent.
Hwaah? Buat apa lu? Pacar nggak punya, suami nggak ada buat apaaan? Edian lu! Jangan ngeres-ngeres tuh otak.”
Sender : Na
“ Lho sapa yang mo make? Buat ngepel, lumayan kan bisa buat ngeringin lantai yang becek…” balasku lagi.
Hahahahahahahah…Edian!
*ketawa mpe guling-gulingan
sender :Na
Ya Allah, mengaca dari apa yang dialami Maya ternyata pernikahan itu tidak gampang ya? Karena inikah kau belum mempertemukanku dengan jodoh hamba ya, Allah, agar hamba belajar, agar hamba mengerti bahwa menikah itu juga pakai ilmu dan bukan semata karena nafsu? Ya Allah, semoga ketika saatnya tiba, dan kau pertemukan aku dengan pria yang menjadi jodoh hamba ya Allah, ia adalah pria yang pengertian, yang mengerti bahwa keharmonisan rumah tangga itu adalah tanggung jawab berdua, bisikku sembari mengemasi buku-buku yang tersebar di meja.
My story, Done, 10 Mei 2008. 10:32 am
Inspired by Mbok Ivit’s story dan obrolan enggak jelas di luar
biyuh-biyuh.. panjangnya...
BalasHapuskok cuma gara-gara becek ngga ada ojek aja kok diselingkuhi?
lha siapa yg salah? yg membikin becek lak prianya toh? hehe..
buat mbaknya yg becek, semoga dapat ojek ya mbak..
*halah opo to ini*
Turut berduka dengan keadaan rumah tangga mba maya, semoga rumah tangganya bisa kembali baik dan rukun sampe kakek-nenek
BalasHapuscara pake tongkat maduranya, kok nggak diceritain? siapa tau saya nanti juga "becek"...
BalasHapushalah... malu-malu kucing nih mo koment... gitu ya kalo udah rumah tangga? wah bentar lagi gue donk... kalo becek ntar bake sepatu boot aja deh... hwhaeahha
BalasHapuskowe mbahas opo tho pin.????
BalasHapuskok berbelit2 mulu...
tapeee dehhhh
eeeaalahhhh ... dunia memang ada-ada saja problemanya ..
BalasHapus