...BAGIAN...

mari mengukur sejauh apa kita mencintai...
mengungguli nepal dari himalaya kah?
meluap seperti penyair mengecap kosakata puitisnya?
tertinggi diantara rembulan dan rasi bintang?..

seorang pengasih adalah membebaskan belahan jiwanya berpendar,
benderang diantara ilusinya, di dalam ketajaman hayalannya..
seorang penerima cinta adalah mengakui kuasanya dibuai rentangan cinta,
mengiyakan bahwa tanpanya, seperti terlelap tanpa mimpi...

mari mencari tau sedalam apa sebuah kebencian..
seperti mengukur ujung hari ke hari berikutnya kah?
seperti kurun waktu jaman romawi berbalik ke kehidupan kali kini?

tidak cukup mempertanyakan cinta...dia bukan untuk direndahkan, bukan dihentikan..
dia akan menemukan jalannya...mengunggah kejayaannya sendiri.
Diantara derita dan isak
Diantara senyum dan kerlingan mata....


Pujalah sebuah kasih seadanya saja...
berlebihan akan membuatnya terbirit lari..takut tak sewajarnya..
dia akan tau caranya merengkuh, memberi peluang-peluang indah.
"karena... sejatinya cinta tak pernah menampakkan diri, tetapi selalu mampu terlihat..."



4 my floem...
and my friends all...



_emirita dy_
bdg 10.50 PM 13 des'09


4 my floem...
and my friends all...



_emirita dy_
bdg 10.50 PM 13 des'09


Ini dia penulisnya, Mbak Emirita.
Diam-diam saya suka memperhatikan 'status' yang ditulisnya di facebook. Acap kali ketika 'kumat terjangkit virus puitis' statusnya ia tulis dengan rangkaian kata yang menukik asyik.

Dulu katanya beberapa teman suka minta tolong dibikinin puisi cinta untuk membuat sang pujaan terjungkal-jungkal. Sekarang? Entah ya... *ngelirik sambil nyengir kuda...

Beberapa hari lalu Mbak Emir mengirimkan 'note'nya. Setelah itu terpikir oleh saya untuk mempostingnya di blog saja. Eman-eman kalau nggak disebarkan. Habis puisinya baguuus banget euy! Karena itu saya pun meng-copy paste-nya setelah minta ijin dulu kepada Mbak Jelita satu itu.

PS : Mbak Emir...Kenapa enggak nulis lagi, seperti dulu, saat masih jadi mahasiswa

Sapa tahu kumpulan puisinya terkenal sedunia. Kalah dunk Wiji Tukul Wijaya...Hehehehe

Komentar