Sania, mantan murid saya saat masih menjadi instruktur di salah satu kursus bahasa Ingris itu memang menyenangkan. Ia yang masih duduk di TK A itu terkenal cantik, lucu ,dan pintar. Setiap kali bertemu ada saja yang ia ceritakan. Seperti waktu itu saat ia bicara tentang pacar. Tak ayal saya mesam-mesem mendengar apa yang ia omongkan. Iseng saya bertanya, ,”Memangnya pacar itu apa sih, San?”
"Pacar itu seperti Mama dan Papa, Kak Afin. Kemana-mana bersama," jawab Sania dengan kepolosan khas anak-anaknya.
Twiiiing...pek…buk….glodaag! Saya tergelak mendengar jawaban pintarnya. Nggak nyangka dalam benak bocah seusia dia sudah ada konsep pacaran juga. Beuuuh, ini gara-gara kebanyakan nonton sinetron atau apa sih? Tanya hati saya sambil nyengir kuda.
Tak berapa lama kemudian tempat kursus itu saya tinggalkan. Saya ganti profesi menjadi admin di salah satu distributor di kota kelahiran saya. Di kantor itulah saya mendapatkan celoteh lucu bin menohok dari putri rekan sekerja saya.
Cerita bermula saat ia merengek minta adik pada ibunya. Karena banyak pertimbangan permintaannya belum dikabulkan. Hingga satu siang tak sengaja gadis kecil itu nonton berita korban perkosaan yang kemudian hamil dan punya anak. Melihat itu spontan ia bertanya ," Bu, bisa gak punya adik kalau ayah memperkosa ibu?"
Huahahaaha! Mendengar kisah itu kami terpingkal-pingkal. Sementara bapaknya terbahak-bahak kegelian. Lha iya, kok kepikiran sampai kesitu sih?. Ahahahahaha, jadi nggak bisa ngebayangin gimana wajah sang bunda. Barangkali pucat plus bingung kali ye menghadapi pertanyaan cerdas putrinya.
Gara-gara hal tersebut saya jadi mikir, betapa hebat dan kritisnya anak-anak sekarang. Gimana coba kalau nanti saya punya anak trus ditanyain darimana dia keluar. Waduh pusing juga jawabnya. Kalau begini ceritanya, kayaknya mulai sekarang sudah harus mencari buku panduan cara menjawab pertanyaan kritis anak nih…Hahahahaha….
"Pacar itu seperti Mama dan Papa, Kak Afin. Kemana-mana bersama," jawab Sania dengan kepolosan khas anak-anaknya.
Twiiiing...pek…buk….glodaag! Saya tergelak mendengar jawaban pintarnya. Nggak nyangka dalam benak bocah seusia dia sudah ada konsep pacaran juga. Beuuuh, ini gara-gara kebanyakan nonton sinetron atau apa sih? Tanya hati saya sambil nyengir kuda.
Tak berapa lama kemudian tempat kursus itu saya tinggalkan. Saya ganti profesi menjadi admin di salah satu distributor di kota kelahiran saya. Di kantor itulah saya mendapatkan celoteh lucu bin menohok dari putri rekan sekerja saya.
Cerita bermula saat ia merengek minta adik pada ibunya. Karena banyak pertimbangan permintaannya belum dikabulkan. Hingga satu siang tak sengaja gadis kecil itu nonton berita korban perkosaan yang kemudian hamil dan punya anak. Melihat itu spontan ia bertanya ," Bu, bisa gak punya adik kalau ayah memperkosa ibu?"
Huahahaaha! Mendengar kisah itu kami terpingkal-pingkal. Sementara bapaknya terbahak-bahak kegelian. Lha iya, kok kepikiran sampai kesitu sih?. Ahahahahaha, jadi nggak bisa ngebayangin gimana wajah sang bunda. Barangkali pucat plus bingung kali ye menghadapi pertanyaan cerdas putrinya.
Gara-gara hal tersebut saya jadi mikir, betapa hebat dan kritisnya anak-anak sekarang. Gimana coba kalau nanti saya punya anak trus ditanyain darimana dia keluar. Waduh pusing juga jawabnya. Kalau begini ceritanya, kayaknya mulai sekarang sudah harus mencari buku panduan cara menjawab pertanyaan kritis anak nih…Hahahahaha….
dibuat dalam rangka Lomba Celoteh Anak Blogfam
Komentar
Posting Komentar