Satu hari saya menghadap Tuhan. Saya mengeluh kenapa Tuhan memberikan hidup yang membosankan. Wajah, tubuh, karier tak ada yang mengesankan. Semua biasa, sangat biasa. Saking biasanya tak ada yang melirik saya. Euh, menyebalkan! Saya ingin menjadi luar biasa. Ingin dikenal manusia sedunia. Tapi bagaimana caranya?
Tuhan menunjukkan sebuah plang bertuliskan “Lowongan Superhero”. Mata saya berbinar. Itulah yang saya inginkan. Saya yakin dengan berkarier sebagai Superhero hidup saya akan gemilang. Dipuja-puja orang. Dielukan sepanjang jaman. Maka saya pun mendaftar. Tapi apa yang terjadi kemudian kawan? Semua berjalan tidak sesuai harapan.
Ketika kembali menghadap Tuhan maka kembali saya mengeluhkan ,”Tuhan, mengapa kau tak serius menanggapi apa yang kunginkan? Aku ini ingin jadi superhero atau pahlawan. Bukannya bahan lelucon orang. Broom Man, apa itu?”
Tuhan hanya tersenyum geli menatapku. Aku semakin kesal padanya.
“Bukannya Broom Man itu Superhero juga. Tak kau bacakah tagline-nya? Pembela kebersihan. Untuk seluruh warga dunia. Luar biasa bukan?”
“Iya, tapi itu nggak keren.”
Tuhan kembali tersenyum. “Sesungguhnya pekerjaan menjadi Superhero itu memang tak ada kerennya, kawanku.”
“Ha?? Kok bisa?”
“Balik badanmu dan lihat ke sana,” perintah Tuhan segera.
Maka aku membalik badan dan kulihat sebuah liputan berjudul “Susahnya Jadi Superhero” muncul di layar besar. Yang disorot adalah kehidupan banyak Superhero dunia.Mau tahu isinya? Ini dia...
Superhero Harus Ikhlas
Ikhlas ketika sedang sibuk-sibuknya makan, tiba-tiba ada panggilan untuk menyelamatkan dunia. Ikhlas ketika kau tengah asyik bercengkrama dengan teman dan keluarga ada saja yang butuh pertolongan. Ikhlas ketika orang yang kau tolong tidak mengucapkan terima kasih. Ikhlas ketika ketika jerih payahmu m enyelamatkan dunia terlupakan begitu saja. Ikhlas mengeluarkan kocek pribadi untuk menolong sesamanya....
*Haaah? Daftar ikhlasnya banyak sekali. Aduh, aduh...kayaknya bisa pusing ini. Aku skip aja ya, mari lanjut ke lainnya.
Superhero Tak Boleh Gampang Mengeluh
Namanya juga superhero, kalau ada kesulitan harus bisa mengatasi sendiri. Kalau gampang mewek, cengeng, lantas mengeluh di sosial media ya nggak usah jadi Superhero. Soalnya akan banyak sekali kendala yang kau hadapi. Misalnya, setiap kali kau mengalahkan seorang musuh, akan muncul musuh yang lebih hebat lagi.
Nah kalau kesandung batu, dicuekin ama mantan, nggak diucapin selamat ultah oleh kawan, hujan turun disaat kau tak bawa payung aja udah bikin kamu ngeluh, apakah kamu cocok jadi Superhero? Ask your self, guys!
*Gleg, saya banget ituh!
Superhero Jam Kerjanya Nggak Jelas
Sumpe, superhero itu nggak bisa ditentukan jam kerjanya. Nggak kayak kamu-kamu yang kantoran, jam 8.00 kerja, jam 17.00 pulang. Nggak bisa gitu kawan. Pokoknya kapan pun dibutuhkan ya harus siap aja. Nggak peduli selama 24 jam terus-terusan tanpa istirahat, kalau jadi Superhero ya ngak boleh nolak. Kan Superhero.
*Ha, terus kapan istirahatnya? Uhuhu, bisa gempor saya
Superhero Nggak Dapat Bayaran
Nah, ini yang berat. Superhero dituntut harus bisa menafkahi dirinya sendiri. Nggak boleh minta bayaran apalagi upeti dari orang yang ditolongnya.
Lho padahal kan udah berjasa? Wajar dong mungut bayaran dari orang-orang?
Ye, gimana sih? Terus buat apa ada Superhero kalau gitu? Lihat dong namanya S-U-P-E-R-H-E-R-O. Kalau kamu malah nyusahin orang dengan mungut bayaran kayak centeng pasar ya mending bubar
Belum selesai si liputan diputar Tuhan menyela ,”Gimana? Masih ingin jadi Superhero?”
“Hik, hiks...Kayaknya enggak aja. Saya nggak sanggup melakukan itu semua,” aku saya.
Tuhan tersenyum penuh pengertian pada saya. Katanya ,”Tak usah jadi Superhero supanya dikenang manusia. Cukup kau berbuat baik sesuai kemampuanmu saja. Dimulai dari rumahmu, lingkunganmu, baru nanti dunia. Pertanyaannya apa kau sudah melakukannya?”
Hihi, saya tidak bisa menjawabnya. Sebab saya memang belum melakukannya.
Hug, hug.
Note :
This story comes out after I did an imaginer conversation with my self. The theme was “What If I Become A Superhero”.
Lowongan SuperHore ono ndak, Ghai? :p
BalasHapusndak onok, durung onok sing gelem. Padahal kita kan pengibar pompom paling keren ya
HapusKeren deh tulisannya. Unik dan bermakna. AKu suka tulisan2mu lho Mba Afin! :)
BalasHapuset dah, mbak alaika. Its just part of my crazy mind. Hahaha, blum keren. Jauh malahan
Hapusthumb up
BalasHapushehe,,,
salam kenal mbak
same2 mbak lutfia
Hapushahahaha ada-ada aja nih :-)
BalasHapusheheheh, ai ai mbak wuri
HapusTulisan mba Afin lucu dan menginspirasi. Pengen deh belajar bikin komik onlinenya :-)
BalasHapuslagi kumat hehehe. Mbak ley juga bisa kok, gak sulit cuma masang kotak ama lingkaran
BalasHapus