this image taken from photography-cameras.org
Mendapatkan seseorang yang tepat itu seperti menyeleksi ribuan foto hasil jepretanmu untuk sebuah lomba
Mulai dari yang buruk, menarik, tidak berkarakter, sampai yang hampir sempurna
Satu persatu kau buang, kau lihat dan akhirnya kau dapatkan beberapa yang sesuai menurut penilaian
Subyektif, tergantung masing-masing orang taste-nya
Lalu kau menemukannya
Mengira itulah akhirnya yang pantas untuk dikirimkan lomba
Komposisi, warna, sudut pengambilan, pencahayaan, dan sebagainya pas
Yakin saja akan jadi juara
Semua juga mengira demikian
Apalagi kau itu fotografer handal
Expert kata orang
Pasti-lah pilihanmu itu jagoan
Sampai kau membaca hasil penjurian
Foto hebatmu tidak dinyatakan sebagai pemenang
Bahkan sepuluh besar saja tidak
Kenapa foto jelek jadi pemenangnya?
Sederhana jawabannya
Sang juri lomba—Empunya semesta— punya penilaian berbeda
Kenapa justru memilih foto jelek sebagai pemenangnya
Pandanglah ia dari sudut berbeda
Foto itu berbicara
Ia berhati dan berjiwa
Ia indah dengan cara tidak biasa
Ia seorang yang meneteskan air mata saat melihat kesusahan lainnya
Tangannya hangat terbentang untuk siapa saja butuh ulur tangannya
Memilih katun sebagai pakaian ketimbang sutra
Dengan pertimbangan lebih mudah dicuci dan lebih sesuai dengan keadaannya
Menolak berpikir seperti kenalannya
Yang memuja kebagusan rupa dan memberdayakan tubuh untuk menjerat lawan jenis demi kesenangan semata
Apa adanya, lugas katanya, tidak menyembunyikan siasat dan trik di baliknya
Pandanglah sekali lagi dengan seksama
Dengan hati, bukan dengan mata
Foto jelek itu tak benar-benar jelek seperti kau sangka
Ia menawan dengan kesederhanaannya
Sungguh-sungguh dan penuh makna
*renungan dari sebuah kamera dan cerita teman tentang belahan jiwa
Hmmm ya ya dalam setiap kebaikan (kasat mata) ada keburukan yang tersembunyi dan tidak semua yang terlihat buruk oleh mata itu buruk segalanya.
BalasHapusBelahan jiwa *mikir lagi* mungkin komitmen ya :)
iya bener, belahan jiwa itu tentang komitmen juga pada akhirnya.
HapusTerima kasih udah datang dan berkomentar
ada makna dibalik semua. sependapat, baik di luar belum tentu baik juga di dalam sebaliknya jelek di luar belum tentu jelek di dalam
BalasHapusbener banget, penilaian manusia cenderung subyektif.
HapusJadi seringkali kita menilai hanya berdasarkan kesukaan saja.
*saya banget deh itu kayaknya hehehehe
balik lagi tergantung selera pemilih foto ^_^
BalasHapusbener banget tuh mbak, cuma terkadang yang gak terduga malah muncul xixixixxi
Hapuseniwei selamat ya udah masuk 17 cerpen komedi romantik yang bakal terbit di Diva Press
*hug hug
saya suka fotography tapi ga bisa moto..dirumah ada kamera canon supershoot kalo cuma cetrak cetrek doangan mah bisa hehehe
BalasHapushalah mbak dew sama aja, saya aspret ajah pokoknya. Hahaha
BalasHapus