sumber gambar : www.indopos.co.id
Hari ini adalah hari penting buat kita semua. Jam 16.00 nanti kita akan mendengar pengumuman KPU siapa pemenang Pilpres 2014 yang dilaksanakan 9 Juli silam.
Tak ayal saya jadi berpikir betapa bulan Juli ini kita diberi banyak keberkahan. Tidak hanya soal puasa yang jatuh di bulan ini tapi juga banyak soal lain yang tanpa kita sadari kita pelajari bersama-sama.
Jika biasanya seruan untuk menahan diri di bulan puasa ditujukan untuk umat muslim secara umum, bulan ini seluruh rakyat Indonesia melakukannya bersama-sama. Tak peduli apapun agamanya.
Ada yang lolos dan bersikap santai menghadapi provokasi di sosial media. Meski mereka adalah pendukung salah satu capres mereka tidak serta merta terpancing emosinya bila ada berita buruk terkait capres pilihannya. Golongan ini memilih bersikap bijak dan realistis.Mereka menyaring seluruh berita dan kemudian memilih untuk mengeluarkan statemen positif yang menenangkan ketimbang statemen negatif.
Golongan yang lain tidak lolos dan bersikap bak pembawa kayu bakar yang membuat bara api kemarahan semakin memuncak di kalangan masing-masing pendukung. Ada saja berita yang diusung, yang intinya membuat suasana semakin keruh.
Aih, aih hebat niat suasana di bulan ini. Tapi inilah yang harus disyukuri. Sebab ketika Pilpres terjadi 9 Juli, peperangan yang ada di dunia maya tak merembet ke dunia nyata. Semua aman terkendali.
Benar-benar jempol buat kalian, rakyat Indonesia!
Kini tanggal 22 Juli telah tiba. Saatnya KPU mengumumkan siapa pemenang Pilpres 2014 ini.
Saya yakin kedua belah pihak akan menerima apapun hasilnya.Tak perlu lagi mengadakah Pemilihan ulang karena semua itu berujung pada pemborosan anggaran. Mereka adalah negarawan yang hebat. Yang paham benar, ketika mereka maju rakyatlah yang diperjuangkan bukan dirinya sendiri atau segolongan orang.
Keinginan memajukan rakyatlah yang membuat mereka tampil ke depan dengan segala visi misinya, bukan karena ingin menggapai kedudukan semata.
Maka pantaslah Surat Al Fatihah dan Surat An Naas dikhususkan bagi mereka agar mereka senantiasa ditunjukkan jalan yang lurus (Al Fatihah ayat 6) sehingga terhindar kejahatan yang dibisikkan ke dadanya (An Naas ayat 5).
Selamat kepada Presiden terpilih, semoga bisa melaksanakan tugasnya kelak dengan baik.
Siapapun pemenangnya Bapak yang tercinta, rakyatlah yang utama.
Barakallah.
Hari ini adalah hari penting buat kita semua. Jam 16.00 nanti kita akan mendengar pengumuman KPU siapa pemenang Pilpres 2014 yang dilaksanakan 9 Juli silam.
Tak ayal saya jadi berpikir betapa bulan Juli ini kita diberi banyak keberkahan. Tidak hanya soal puasa yang jatuh di bulan ini tapi juga banyak soal lain yang tanpa kita sadari kita pelajari bersama-sama.
Jika biasanya seruan untuk menahan diri di bulan puasa ditujukan untuk umat muslim secara umum, bulan ini seluruh rakyat Indonesia melakukannya bersama-sama. Tak peduli apapun agamanya.
Ada yang lolos dan bersikap santai menghadapi provokasi di sosial media. Meski mereka adalah pendukung salah satu capres mereka tidak serta merta terpancing emosinya bila ada berita buruk terkait capres pilihannya. Golongan ini memilih bersikap bijak dan realistis.Mereka menyaring seluruh berita dan kemudian memilih untuk mengeluarkan statemen positif yang menenangkan ketimbang statemen negatif.
Golongan yang lain tidak lolos dan bersikap bak pembawa kayu bakar yang membuat bara api kemarahan semakin memuncak di kalangan masing-masing pendukung. Ada saja berita yang diusung, yang intinya membuat suasana semakin keruh.
Aih, aih hebat niat suasana di bulan ini. Tapi inilah yang harus disyukuri. Sebab ketika Pilpres terjadi 9 Juli, peperangan yang ada di dunia maya tak merembet ke dunia nyata. Semua aman terkendali.
Benar-benar jempol buat kalian, rakyat Indonesia!
Kini tanggal 22 Juli telah tiba. Saatnya KPU mengumumkan siapa pemenang Pilpres 2014 ini.
Saya yakin kedua belah pihak akan menerima apapun hasilnya.Tak perlu lagi mengadakah Pemilihan ulang karena semua itu berujung pada pemborosan anggaran. Mereka adalah negarawan yang hebat. Yang paham benar, ketika mereka maju rakyatlah yang diperjuangkan bukan dirinya sendiri atau segolongan orang.
Keinginan memajukan rakyatlah yang membuat mereka tampil ke depan dengan segala visi misinya, bukan karena ingin menggapai kedudukan semata.
Maka pantaslah Surat Al Fatihah dan Surat An Naas dikhususkan bagi mereka agar mereka senantiasa ditunjukkan jalan yang lurus (Al Fatihah ayat 6) sehingga terhindar kejahatan yang dibisikkan ke dadanya (An Naas ayat 5).
Selamat kepada Presiden terpilih, semoga bisa melaksanakan tugasnya kelak dengan baik.
Siapapun pemenangnya Bapak yang tercinta, rakyatlah yang utama.
Barakallah.
Komentar
Posting Komentar