Layaknya penonton
sepakbola begitulah kita saat mendapati berita yang berseliweran di beranda
sosial media. Seenak-enaknya saja komentar, bahkan tanpa pikir panjang.
Efeknya runyam. Begitu komen bodoh terlontar, kita jadi bulan-bulanan atau
malah dimejahijaukan. Kalau sudah begini mau menyalahkan siapa?
Sebelum itu
terjadi, berikut ini ada 4 cara agar
tidak menjadi komentator dodol dunia maya :
1.
Pastikan
anda membaca dengan benar
Jangan
sekali-kali anda berkomentar sesaat setelah membaca judulnya. Banyak judul provokatif yang menyesatkan.
Maka setelah membaca judul, bukalah tautan beritanya. Baca benar-benar agar
komentar anda sesuai dengan isi berita. Kalau tidak siap-siapalah dicemooh
seisi dunia.
2.
Saat
berita panas muncul jangan keburu ditanggapi
Biasakan
untuk berdiam diri dulu sebelum menanggapi sebuah berita. Maklum banyak oknum
di luar sana yang gemar memelintirnya. Kalaupun beritanya sesuai, kondisinya
kerap dilebih-lebihkan. Tunggulah barang satu dua hari, biasanya setelah itu
akan muncul berita yang berimbang. Di saat sudah mendapatkan dua sisi
pemberitaan itulah baru anda boleh berkomentar atau memberi tanggapan.
3.
Jangan
mudah percaya berita hoax
Banyak
sekali hoax berkeliaran. Dan tanpa sadar kita membantu menyebarkannya secara
viral. Semisal kasus artis Prilly Latuconsina yang dijadikan bulan-bulanan
setelah foto syur-nya beredar di dunia maya.
Saat
hal macam itu mampir di beranda anda, jangan terikut arus orang lain untuk
mempercayainya. Apalagi sampai ikut-ikutan menghujatnya. Jika anda sampai larut
dalam situasi tersebut bukan tidak mungkin anda mendapat ganjarannya. Menikmati
dinginnya penjara hanya karena kebodohan sesaat anda. Apalagi kini jika orang
yang anda hujat membawa kasus tersebut ke meja hijau.
4.
Jangan
Emosi Saat Bikin Mengomentari Satu Hal
Masih
ingat kasus Ervani atau Florence yang tersandung masalah karena ungkapan
kekesalannya di dunia maya? Belajar dari mereka, redam dulu amarah sebelum anda
menerbitkan apapun di sosial media. Sosial media fungsinya adalah
bersosialisasi antar individu tanpa perlu bertemu. Tapi, menumpahkan emosi atau
komen negatif tempatnya bukan disitu.
Ingat, apa yang sudah terlanjur melesat di
dunia maya itu susah dihapus. Kalaupun anda bisa menghapus, orang lain tetap
akan mengingatnya, terutama jika menyangkut hal-hal jelek.
Apakah saya pernah mengalaminya? Dalam
skala kecil ya. Biasalah manusia. Suka lupa kalau kalau komen sembarangan itu
bahaya. Beranjak dari situ saya jadi lebih berhati-hati lagi mengutarakan isi
hati atau pikiran saya. Haduh, kapok deh ngerasain ribetnya...
Salam
Iyaa banyak orang yang males baca baru baca judul aja udah komen. Padahal banyak judul yang ambigu dan ga jelas maksudnya
BalasHapusiya mbak Rahmi, alhasil komentarnya gak nyambung sama sekali, tepok jidat jadinya
HapusJudul seringnya gak singkron sama isinya yaa Mbak. Padahal kan kalau jualan judul itu yg bikin kita tertarik. Baca secara seksama dan lengkap suatu berita emang penting.
BalasHapusha itu dia mbak ika, banyak judul menyesatkan. Bikin orang ramai padahal isinya walaah gitu aja
HapusPernah juga sih, tapi saya suka ngaku ... Misal, "Ini maksudnya gimana, maaf saya belum bisa blog." Gettoh. :)
BalasHapushahaha, itu mah oke aja mbak kayla. Boleh-boleh aja tanya gitu heheh
HapusSekarang banyak situs berita yang bikin judul membabi buta, dan banyak orang yang cuma kecantol judul, akhirnya dia berkomentar jelek, akhirnya banyak perpecahan sesama commenters :D
BalasHapuslhadalah begitulah mbak Mimi, finally kita jadi marah lalu bikin status kasar, padahal belum tahu benar salahnya
Hapus