Saya
yakin anda sekalian akan terkejut jika mengetahui saya adalah pecandu. Sedari
kecil saya dicekoki barang-barang aditif itu. Dan pihak yang paling bertanggung jawab adalah
orang tua saya. Merekalah yang menjerumuskan saya jadi pecandu.
Apakah
saya menyesalinya? Tidak. Saya justru bangga.
Apakah
saya perlu direhab? Sebaliknya. Jika sampai ada yang mengusulkan hal itu saya
akan menolaknya.
Bagaimana
bisa?
Sebab
jenis kecanduan yang saya derita justru harus dipelihara. Bila perlu disebarkan
kemana saja. Mau tahu saya kecanduan apa? Kecanduan buku!
Dimulai di Usia Yang
sangat Muda
Sejak
usia dini orang tua saya sudah mengenalkan dengan buku bacaan. Untuk anak yang
belum bisa membaca pilihan ibu saya tidak biasa. Saya tidak diberi buku
bergambar tetapi buku seri pengetahuan binatang. Tentu saja saya tidak paham.
Yang saya lakukan hanya membolak-balik halaman-halamannya yang dihiasi foto
menarik hewan-hewan. Dan inilah yang kemudian mempengaruhi minat baca saya ke
depan.
Melakukan Apa saja
Agar bisa membaca
Saya
tidak memiliki banyak uang. Sedari kecil saya tidak dibiasakan memiliki uang
jajan. Bekal saya sekolah adalah sarapan kenyang. Kecuali pada hari-hari
tertentu, di jam pelajaran olahraga, ada sedikit uang jajan untuk saya. Lalu darimana saya membiayai kegemaran saya
membaca jika saya tak memiliki uang? Pinjam di perpustakaan. Itu yang saya lakukan.
Cukup menunjukkan kartu anggota—buku-buku karya Karl May, Musashi, dan
lain-lainnya bisa saya bawa pulang.
Saat
mahasiswa saya bahkan rela berpuasa demi meminjam buku di persewaan. Saya tidak
peduli lipstik, sepatu, atau baju baru yang diributkan gadis-gadis sebaya saya.
Yang ada di kepala waktu adalah bagaimana caranya meminjam buku karya Sidney
Sheldon, Jhon Grisham, dan sederet pengarang terkenal lain sementara dompet
sudah mulai kurus kering, macam tanaman tak diberi air. Gila ya kedengarannya?
Tetapi begitulah adanya.
sejumlah buku koleksiku |
Ketika
mulai menghasilkan uang, saya mulai membeli buku setiap bulan. Budgetnya saya
batasi hingga Rp 50.000-Rp 150.000,00. Tidak boleh lebih, sebab pendapatan saya
tidaklah besar. Kalau lebih dari itu berarti saya harus siap puasa agar pos-pos
lain seperti keperluan bulanan, bensin, dan lain-lainnya yang penting tidak
dikorbankan. Repot memang, tapi kalau tidak demikian saya impian saya memiliki
perpustakaan sendiri tak mungkin kesampaian. Ya, sekarang koleksi saya sudah
lebih dari dua ratusan.
beberapa buku tidak mendapat tempat di rak itu |
Sebelum Hunting Buku, Cari Info Dulu
Mau beli buku apa ya? |
Jaman sekarang mencari tahu soal
buku baru gampang sekali. Tinggal tengok saja akun media sosial penerbit di
facebook, twitter, atau instagram pasti ada informasi mengenai buku-buku mereka
yang diluncurkan. Seperti halnya yang StilettorBook kerap lakukan. Ini memudahkan pecinta buku seperti saya sudah memiliki
gambaran buku apa yang akan yang kelak akan dibelinya. Tak hanya soal itu, Penerbit Buku Perempuan satu ini juga
kerap membagikan informasi menguntungkan bagi pengikutnya seperti tips-tips, give
away, blog tour, bahkan lomba menulis dengan tema tertentu seperti sekarang. Ini
nih yang dinamakan sambil menyelam-minum air. Sembari mencari info buku, bisa
juga dapat hadiah seru lewat hot-hot event
itu.
Sebarkan Virus
Membaca Dengan Cara Sederhana
Kegemaran
saya membaca tak urung membuat saya tanpa sadar mengajak orang melakukannya
juga. Tak ada ekspektasi berlebihan dan bersyukur jika ada yang berkenan.
Itulah yang lakukan ketika dua sepupu kecil atau keponakan saya datang. Ketika
mereka menarik salah satu dari beberapa koleksi buku-buku kanak-kanak, saya
cenderung membiarkan. Was-was? Tentu saja ada. Tetapi, semasa mereka tidak
melakukan perusakan buat apa cerewet melarang. Bisa jadi itu adalah acara
melihat buku adalah bibit awal kecintaan mereka pada beragam bacaan.
dari cergam sampai novel anak, mau pilih mana nak? |
Kepada
orang-orang yang lebih dewasa—entah itu teman atau saudara dekat—saya juga
kerap menawari mereka untuk membaca buku-buku milik saya ketika bertandang.
Beberapa tidak tertarik. Beberapa lainnya, berminat meski hanya sekejap. Tetapi
ada juga yang saking senangnya hingga
enggan diajak pulang.
mana kesukaanmu? HG. Wells, YB. Mangunwijaya? Atau yang mana? |
Untuk
mereka yang kurang suka membaca, saya tidak terlampau memaksa. Tetapi, biasanya orang-orang macam ini tertarik
dengan sendirinya bila menemukan topik yang diminatinya. Contohnya Ayah Ibu
saya. Jangan suruh mereka membaca
buku-buku fiksi yang menghiasi sebagian besar koleksi saya. Tetapi, lain cerita
ketika mereka saya perlihatkan buku kesehatan yang berkaitan dengan penyakit mereka
yaitu diabetes dan hipertensi. Merasa butuh informasi buku-buku yang semula
dibiarkan itu akhirnya dibaca juga. Tak jarang ketika buku yang saya berikan
tidak menjawab pertanyaan tentang penyakit mereka, ayah dan ibu (almarhum)
meminta tolong saya mencarikanya di internet. Wah, keren ‘kan?
Me-review
buku secara langsung bisa juga membuat orang tergerak membaca. Seperti waktu
saya me-review Test Pack-nya Ninit Yunita. Mendengar betapa menariknya buku itu
teman saya pun meminjamnya. Sayangnya begitu kembali beberapa waktu kemudian
tampilan si buku sudah lecek, tidak sekeren semula. Maklum yang baca ternyata
bukan hanya dia, tapi juga teman-temannya. Sedih sih, tapi ini lebih baik
ketimbang si buku tampilannya baik-baik saja seperti semula, seolah baru saja
keluar dari plastik pembungkusnya. Itu berarti si buku tidak dibaca, hanya
teronggok di sisi meja.
merana...merana...*ala Rita Sugiarto |
Delapan Alasan
Mengapa Kamu Harus Membaca Buku
Beberapa
orang menganggap membaca buku itu membuang waktu sia-sia. Sebenarnya anggapan
itu kurang tepat. Membaca justru menjadi simulasi yang baik bagi kita untuk
melewati beragam situasi berikut pemecahannya lewat pengalaman orang lain. Cara
ini justru menghemat waktu bertahun-tahun lamanya dibandingkan jika kita
mengalami sendiri. Selain itu, membaca juga menjadi semacam kapsul waktu yang
bisa mempertemukan kita dengan orang-orang dengan pemikiran dan prestasi hebat
di masa lampau.
Karena
itu membaca itu bagus bagimu. Untuk lebih menguatkan tekadmu, berikut ini
delapan alasan mengapa kau harus membaca buku :
1.
Mempertajam otak kita
Semakin tua umur seseorang, biasanya memori
dan fungsi otak akan mengalami kemunduran. Tetapi kegemaran membaca rupanya
justru mampu memperlambat terjadinya proses tersebut sekaligus mampu
mempertajam daya pikir manusia.
2.
Meningkatkan kepercayaan diri
Semakin banyak membaca, semakin banyak hal
yang kau pelajari. Semakin siap pula kau menghadapi tantangan di depanmu. Dari
sinilah terbangun penghargaan diri. Jika ini sudah terbangun maka kepercayaan
diri pun muncul.
3.
Membuatmu lebih fokus dan konsentrasi
Pernahkah kau perhatikan orang-orang
disekitarmu? Di era digital seperti sekarang, orang-orang cenderung melakukan
beragam pekerjaan dalam satu waktu. Chatting,
cek email, sekaligus mengirimkan data pekerjaan sementara mata tak beralih dari
media sosial. Kesibukan semacam ini membuatmu
kehilangan konsentrasi yang ternyata berefek naiknya tingkat stres dan berujung
pada turunnya produktifitas. Untuk itu kau perlu melepaskan diri dari kesibukan
semacam itu dengan membaca. Sebab membaca mengajarimu untuk fokus pada cerita didalamnya
sekaligus berkonsetrasi pada hal-hal menarik yang kau temukan disana. Saat kembali
bekerja, kau akan dapati dirimu jauh lebih fokus dibanding sebelumnya.
4.
Membantumu jadi lebih rileks
Saat kamu mengalami tekanan akibat beragam
permasalahan, ambillah satu buku. Apapun itu. Sebab saat kau terikat dengan
cerita disitu, perhatianmu terhadap masalah yang tengah mencuat akan
teralihkan. Membuat keteganganmu menghilang dan kau jadi lebih tenang.
5.
Meningkatkan
empatimu
Ketika kau membaca satu cerita fiksi yang
bagus, kau menjadi bagian dari bagian
dari cerita, terlibat dengan beragam emosi yang dialami karakter didalamnya. Hal
ini akan membuat otakmu menyadari bahwa hal-hal tersebut mempengaruhi orang di
dunia nyata. Pada gilirannya, pengalaman itu mendorongmu memiliki empati yang
lebih dibandingkan lainnya.
6.
Mengembangkan kreatifitasmu
Dengan membaca kau bisa mendapatkan beragam
hal. Ini akan membantumu menemukan ide-ide baru. Sejalan dengan semakin
banyaknya ide dan cara baru berpikir maka kreatifitas pun akan meningkat
7.
Meningkatkan kemampuan menulis
Seiring dengan meningkatnya kosakata yang
kau kuasai, begitu juga kemampuan menulismu. Dengan mengamati irama, alur,
serta gaya menulis orang lain akan
membantumu menjadi seorang yang ahli dalam mengolah kata. Demikianlah caranya
bagaimana kemampuan menulismu bisa meningkat pesat.
8.
Hiburan yang murah
Jika kau tak memiliki cukup dana untuk
berlibur, kau bisa pergi ke perpustakaan dan membaca segala macam buku menarik
disana. Jika tak ada perpustakaan, kau bisa pergi ke persewaan. Dengan uang
sepuluh ribu rupiah kau bisa mendapatkan setidaknya dua buah buku. Kalau ini
pun masih terlalu mahal, baiklah. Kau bisa pergi mencari wifi gratisan, lalu
cari sumber-sumber legal yang mengijinkanmu untuk men-download ebook secara
gratisan. Contohnya world reader.
Nah, ‘keren kan alasannya? Jadi
untuk apa kau menunda waktu, segeralah dekati buku-bukumu. Jangan ragu, sebab
membaca itu memberikan banyak manfaat untukmu.
Ah, tapi kok kamu masih
termangu. Baiklah aku masih punya satu info keren untukmu!
Membaca Memberi Arti Baru pada Kata Sexy
Di
masa kini yang namanya sexy tak hanya soal “total looks”, tapi juga soal “get
the good book”. Rasanya luar biasa ketika melihat sesosok mahkluk cakep, dengan
profil sempurna, membaca buku di depan kita. Itulah fenomena yang akhir-akhir
ini jadi viral lewat akun instagram HotDudes Reading.
M-e-l-e-l-e-h...Meleleh!
Biar dikata panas menggila, lihat beginian adem rasanya
Sini deh Bang, kantongnya
Biar gue kantongin lu trus gue tenteng ke KUA
And
finally, kata yang tepat adalah buku mampu memberi nilai tambah pada diri
seseorang. Tak hanya sekedar cakep tapi juga smart dan kekinian, ya ‘kan?
Jadi
bagaimana? Apa kau masih nggak mau menolehi bukumu? Nggak sayang dengan label
“sexy” atau “hot” yang akan terlewat jika kau mengabaikan itu? Aduh, ayo
buruan! Jangan sampai label itu jatuh ke tangan orang.
Nama : Afin Yuliani
Twitter :
@afinyulia
Facebook : Afin Yulia
Email : afin_yulia@yahoo.com
duh tuh cowok yang nenteng tas belanjaan di kereta lucu hehehe
BalasHapushwahahahahah, setuju saya. Coba ada dimari, wah langsung aja dah ke KUA
Hapusuntuk refreshng buatku baca buku
BalasHapuslha bener banget mbak, sarana piknik yang murah
HapusBener banget Mak, aku lama nggak baca buku karena kebiasaan berganti jadi baca artikel. Cuma, merobek plastik pembungkus buku itu jadi candu tersendiri deh
BalasHapusahahahaha, bunyi plastk robek itu gimana gitu? Ngangenin ya
HapusBuku-Buku-Buku my boyfriend :D
BalasHapusvisit my new blog whenever you have time daydreamerdiary.blogspot.co.id ^_^
iya bener banget itu...hahahaha
HapusBuku-Buku-Buku my boyfriend :D
BalasHapusvisit my new blog whenever you have time daydreamerdiary.blogspot.co.id ^_^
Membaca buku memang menarik ya Mbak dan membuat kita mempunyai ilmu yang beragam ^^
BalasHapuscocok banget Mbak Titis, gak mati gaya kalo ada yang ngajak bicara
Hapus