Sudah jamak bagi saya menerima
pertanyaan “Kapan nyusul, “Kapan nikah?”, “Mana calonnya?” karena orang melihat
kesendirian saya. Saya jarang mempermasalahkan atau memasukkan ke hati, apalagi
sampai mendendam pada si penanya. Tapi, bukan berarti saya tak pernah marah. Pernah.
Ketika itu kesendirian saya dijadikan
bahan olokan oleh seorang rekan kerja. Ia mengatakan saya kadaluwarsa, tak
ubahnya susu basi yang teronggok di pojok gudang tempat saya bekerja (sekarang
sudah ex). Nadanya yang sinis sangat menyakiti perasaan.
Jika menuruti emosi maka saya akan melempar
printer LQ 2170 didepan saya sekaligus mejanya. Sudah terbayang di mata saya
betapa menyenangkannya melihat orang itu tersungkur sambil mengaduh-aduh
kesakitan. Itu akan sangat memuaskan bukan? Tetapi kebalikan dari hati,
saya justru tidak melakukan apapun. Saya
biarkan orang itu dan kata-katanya berlalu, tak mengijinkan kata-kata buruknya
menyentuh hati saya. Seujung pun.
Sederhana. Karena saya tidak kadaluwarsa.
Kadaluwarsa bagi saya adalah bagaimana manusia menjalani hidupnya.
Manusia kadaluwarsa itu tidak update
pada sekitarnya. Cenderung bersikap negatif menghadapi dunia. Lebih suka
nyinyir saat yang lain mendapatkan kebahagiaannya tanpa bertanya pada diri
sendiri sekeras apa usahanya di dunia.
Manusia kadaluwasa cenderung tidak
suka belajar. Menganganggap dirinya paling pintar, paling berpengalaman, paling
mengerti padahal dalam kenyataan nol besar.
Manusia kadaluwarsa tak ubahnya tong besar tanpa isi di dalam. Kelihatannya
hebat tapi dangkal. Saat ia bicara jarang berpikir panjang. Ia bahkan tak tahu
cara mengukur perasaan yang diajak bercakap-cakap.
Pada akhirnya saya memutuskan untuk menyimpan
kata-kata buruk pria itu. Bukan sebagai racun melainkan sebagai madu yang
memberi saya 3 pelajaran penting :
1. Jika
kau ingin dihormati jaga kata-katamu
Bagaimana
seseorang dihormati jika ia tidak mampu menjaga mulutnya? Tak ubahnya comberan
yang berbau busuk apapun yang keluar darinya tak mengenakkan. Satu-dua kali
mungkin tak apa. Tiga-empat kali? Jangan harap ada orang yang mau mendengar.
Ketika Anda sadar, orang-orang sudah menjauh dan Anda sendirian.
2. Pengingat
agar tak mengulangi pada yang lain
Setiap
orang pasti pernah berada dalam situasi atau kondisi yang menurut orang lain
pantas dijadikan bahan olok-olokan. Beberapa orang yang memiliki ketahanan,
diolok seperti apapun takkan jadi soal. Tapi, bagi yang tidak, sepotong olokan
tak ubahnya pisau tajam. Menyakitkan. Pengalaman itu mengingatkan saya agar tak
mengulangi kesalahan yang sama—memberondong orang dengan kalimat menyebalkan.
Apakah
saya berhasil? Tidak selalu. Saya masih harus belajar banyak-banyak soal ini.
3. Tahu
situasi dan kondisi
Saat
melontarkan perkataan, lihatlah situasi dan kondisi rekan bicara Anda. Siapa
tahu ia sedang lelah, butuh istirahat, atau justru ingin sendiri karena
mengalami persoalan pelik. Bercandaan yang tidak tepat hanya merugikan diri
sendiri. Bagus jika hanya didiamkan. Bagaimana jika Anda kehilangan teman
karena hal sepele macam itu?
Tempatkan
diri jadi lawan bicara Anda. Kira-kira kesal tidak kalau Anda yang menerima
olok-olokan? Jangan membandingkan dengan diri Anda dan mengatakan “Masa sih
gitu aja marah?”. Titik sensitif
masing-msing orang berbeda, apa yang menurut Anda biasa buat orang lain
sebaliknya.
image source : https://pixabay.com/
HAi mba salam kenal ya. Duh itu mulutnya tajam banget. Kalaupun niat becanda juga tak seperti itu ya. Tetap semangat
BalasHapusTerima kasih mbak Alida, ya begitulah terkadang orang lupa batasannya
HapusSaya pun tidak mengerti ketika Ira Koesno balik ke televisi. Banyak yang mem-bully karena dia masih sendiri. Lucunya banyak yang memberi komentar seorang perempuan menggunakan penutup kepala, ada pula yang memakai foto bersama anak kecil. Saya duga mungkin anaknya.
BalasHapusha la ya itu ya mbak ada aja orang-orang ini
HapusBecanda itu ada batasnya, selama di kepala masih ada otaknya. Justru teman2 dan keluarga besar ibu saya nggak pernah keluar mulut comberan atas kesendirian saya.
BalasHapuskebanykan memang justru orang lain ya mbak Nita, hahaha...dunia dunia
HapusItu yg ngomong racun banget. Saya juga klo digitukan pengen balikin lagi dia punya kekurangan apa pengen saya balikin
BalasHapushwhhaha, iya ya mbak Manda. Sepertinya orang itu harus ditenggelamkan
HapusKadang, cuek is the best Mbak. Abaikan orang2 yg nanana bikin hati kesal!
BalasHapusbenar banget mbak Wahyu
HapusIya betul. Satu atau dua kali dijadikan candaan mungkin masih bisa tersenyum walau hati ngerasa ga nyaman. Tapi kalau keseringan, pasti orang yang mengeluarkan candaan tidak pantas akan kita blacklist dari daftar orang yg patut dihargai. Kata-kata seseorang mencerminkan pemikiran dan kepribadian. Candaan berkualitas tentu bukan penghinaan atau sindiran. Reminder juga buat diri sendiri agar lebih pandai menjaga lisan. ;)
BalasHapusYang terakhir itu jleb banget menjaga diri sendiri agar pandai menjaga lisan
HapusCkckckck, kejam banget mulutnya Mbaaa, ada yaa orang yang seperti itu :(
BalasHapusMenurut dia bercanda Mbak Ira, dia hanya tidak punya batasannya hehe
Hapuspeluk dari jauh Miss..
BalasHapusmemang kita ga bisa mengendalikan orang lain tapi kita bisa mengendalikan diri sendiri ya
plus belajar dari kesalahan orang lain
tulisannya kece.. jempol deh
betul banget mbak Avi, terima kasih
HapusUps, saya kadang suka bercanda kelewatan juga.
BalasHapushhahahah semua juga pernah Mbak Ria, saya juga. Asal tahu tempat dan situasi insyallah sih dimaklumi
HapusYa ampun, moga2 kita semua terjaga dari ucapan yang menyakiti org lain
BalasHapusamin mbak April, efeknya mungkin tak terlihat, tapi besar jika didalami
Hapusemng orang itu kadang2 juga berkata kasar.. jadi kita harus berfikir dulu sebelum ngomong.. takutnya kan perkataan kita di nilai kasar .. salam kenal kak..
BalasHapushahaha, iya bener banget itu
HapusKadang kalo sedang kumpul ama temen2 kantor, aku cendrung bersikap lbh diam dibanding yg lain. Bukannya kenapa2, tapi aku takut salah bicara.. Takut ngucapin kata2 yg menyinggung temen. Makanya aku lbh hati2 kalo ngomong. Intinya, aku toh jg pasti sakit ati kalo temen berbicara yg kasar kan k aku.. So, jgn lakuin..
BalasHapusMakany aku suka heran dgn orang yg gampang bgt menyakiti lwt kata2, ntah sengaja ato ga, ke orang lain. Apa ga mikir efek dr kata2nya yaa.. :(