Start peserta di Taman Blambangan. |
Memiliki kontur yang unik, dari dataran rendah hingga dataran tinggi tak urung menjadikan Banyuwangi surga kecil di ujung timur pulau Jawa. Kita bisa menemukan beragam destinasi wisata yang menawan dari pantai hingga ke pegunungan, dari sawah hingga perkebunan. Tak heran, sekali jalan begitu banyak area yang bisa dijadikan tempat melarikan diri dari kepenatan.
Memiliki aset sedemikian hebat, Pemkab Banyuwangi tak tinggal diam. Wisata alam dan budayanya dipasarkan sedemikian rupa sehingga orang mau berdatangan untuk bisa merasakan secara langsung bagaimana asyiknya bertualang di sana senyampang menikmati pengalaman mencicip wisata budaya lewat beragam festival.
Untuk lebih memacu sektor pariwisita, Banyuwangi kemudian mengusung agenda olahraga yang berkonsep sport tourism. Konsep ini dipilih karena bisa memperkenalkan destinasi wisata di wilayah Banyuwangi secara efektif. Salah satunya adalah Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019 yang diadakan tanggal 31 Maret silam. Tidak main-main, ajang ini merupakan langkah awal menjadikan Banyuwangi sebagai destinasi marathon baik nasional maupun internasional.
Lalu seperti apa sih penyelenggaran event satu ini? Yuk, simak ceritanya.
Pelepasan peserta lomba lari kategori 10 K oleh Dirut PT. Bank Mandiri (Tbk) |
Gelaran Mandiri Banyuwangi Half Marathon ini merupakan kolaborasi PT. Bank Mandiri (Tbk) dengan Pemkab Banyuwangi. Diselenggarakan di Taman Blambangan, ajang ini memiliki tiga kategori lomba yaitu 21K, 10K, dan terakhir 5K. Pesertanya sebanyak seribu orang orang, berasal dari berbagai kota di Indonesia. Ada yang datang secara perorangan, akan tetapi tak sedikit yang berasal dari satu komunitas lari. Seperti komunitas lari dari Pandaan, Arpamazsc Runners.
Arpamazsc Runners dari Pandaan. |
Khusus untuk kategori 21K, pelari yang turun adalah pelari marathon profesional sebanyak seratus orang. Sementara sisanya merupakan para pelari yang akan berjuang di kategori 10K dan 5K. Sewaktu saya datang, Taman Blambangan sudah dipadati para peserta lomba. Tak hanya peserta dewasa, peserta cilik pun ikut merambaikan lomba. Masing-masing sibuk melakukan pemanasan atau lari-lari kecil di seputaran race village. Wah, melihat semangat dan optimisme yang terpancar di wajah mereka saya jadi ikut bersemangat juga. Terbersit harapan kelak bisa ikutan event ini dan mencicipi bagaimana rasanya tiba di garis finish setelah berjuang.
Bupati & Wabup Banyuwangi, Dirut PT. Bank Mandiri (Tbk), dan pejabat lainnya berfoto bersama peserta lomba marathon kategori 5K |
Pada pukul 5.30, kategori 10K diberangkatkan oleh Dirut PT. Bank Mandiri Tbk., Bapak Kartika Wirjoatmodjo. Akan tetapi sebelum itu Bapak Bupati Azwar Anas melakukan pidato singkat untuk membuka ajang Mandiri Banyuwangi Half Marathon yang merupakan salah satu dari rangkaian acara acara ulang tahun kementrian BUMN ke-21, sekaligus bagian dari Majestic Banyuwangi Festival 2019, baru kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.
Berselang tiga puluh menit, para pelari dari kategori 5K pun diberangkatkan. Sebelum itu Bapak Bupati Azwar Anas, Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widiatmoko, Bapak Kartiko Wirjoatmodjo, beserta para pejabat perbankan dan pemerintahan lainnya berfoto bersama dengan para peserta lomba. Tidak hanya pose biasa, tetapi pose lulumpatan sambil bersorak pun dilakukan juga, bikin suasana pagi di area menjadi pecah! Nah, berikutnya giliran rombongan para pejabat ini menjajal rute lomba. Sama seperti pemberangkatan pelari kategori 5K, Bapak Imam Apriyanto Putro selaku Sekretaris BUMN-lah yang mengibarkan bendera biru kala start flag.
Yang tidak kalah menariknya, setiap kali peserta yang diberangkatkan akan diiringi oleh bunyi gamelan yang ditabuh oleh oleh para seniman muda. Suaranya yang rancak mengalun hingga para peserta tak lagi nampak di mata. Lho kok ada penabuh gamelan segala? Apakah keberadaan mereka tidak mengganggu jalur lintasan lari? Bukankah untuk lomba semacam ini harusnya area start hingga finish harus steril? Tentu saja tidak, panita lomba tentu sudah memikirkan hal ini. Sehingga penempatan para penabuh gamelan ini tidak mengganggu jalur lari, kawan. Bahkan keberadaan mereka ini merupakan bagian dari sport tourism yang dihadirkan dalam event kali ini.
Acara pewarnaan tari Gandrung Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019. |
Dan tak lupa para penari gandrung pun turut beraksi juga. Mereka menghibur para penonton, peserta lomba marathon, wartawan, blogger, dan para pejabat yang datang pagi itu dengan gemulai tariannya. Tepatnya sesaat setelah pelepasan para pelari marathon kategori 10K.
Seperti sudah dijelaskan di awal, gelaran kali ini memang memadukan olahraga dan pariwisata secara bersamaan. Pelari tak hanya disuguhkan mulusnya jalanan perkotaan selama berkompetisi, tetapi juga wilayah pedesaan yang menawan. Selain pemandangan mengesankan, para pelari akan dihibur dengan beragam kesenian seperti barong osing, kuntulan, barongsai, dan lainnya di delapan titik sepanjang rute lari.
Berbeda dengan kategori 10K dan 5L, untuk kategori 21K ada dua lap yang harus dilewati. Masing-masing lap route memiliki jarak yang berbeda. Pertama, 10,7 km. Kedua, 10.4 km. Di setiap rute terdapat water station dan tenaga medis yang siap membantu peserta jika mengalami cidera. Untuk kategori 21K terdapat lima water station dan empat ambulance berisi tenaga medis, kategoris 10K terdiri dari empat water station dan tiga ambulance. Terakhir, kategori 5K, ada satu water station dan satu ambulance.
Chamit Nur Cholis dari Pasuruan, peserta kategori 21K berhasil mencapai garis finish dengan catatan waktu 1 jam 20 menit 19 detik. Disusul oleh Hadi Firmansyah dengan catatan waktu 1 jam 20 menit 36 detik detik. Untuk kelompok putri, juara pertama adalah Sri Wahyuni, juara kedua Vonny Tenri Opu, dan juara ketiga Helen Lusiana.
Adik Dwi Ainur Rofiqoh menerima hadiah kategori 5K pertama. |
Lalu disusul peserta lomba lari lainnya. Wajah-wajah lelah tetapi bangga karena berhasil meraih garis finish nampak betul di raut muka setiap pelari. Mereka terlihat gembira menerima medali lari berfoto sendiri atau bersama rekan lainnya, mengabadikan kenangan sebagai peserta yang berhasil mencapai finish di ajang Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019. Salah satunya adalah adik Dwi Ainur Rofiqoh yang duduk di kelas V SD 2 Gumirih. Bocah mungil ini berhasil meraih juara satu kategori 5K untuk pelajar. Aduh, melihatnya naik panggung rasanya jadi terharu sekaligus bangga. Tidak menyangka di usia yang begitu muda ia bisa mengalahkan peserta lainnya yang beberapa tahun lebih tua.
Pemenang lomba maraton kategori 21K. |
Sebelum menuju acara puncak yaitu penyerahan medali dan hadiah bagi seluruh peserta lomba dari ketiga kategori, di bagian tengah Taman Blambangan diadakan beragam acara. Dari undian berhadiah hingga hiburan berupa tari, lagu, dan kuis berhadiah. Adapun undian berhadiah kali ini dilakukan dengan cara berbeda. Bukannya memakai kertas seperti biasa melainkan dengan cara snap QR LinkAja yang terdapat di race village Mandiri Banyuwangi Half Marathon. Berhadiah smartphone, smart watch, dan mobile speaker, acara ini diikuti dengan antusias oleh masyarakat umum dan peserta lomba lari. Pada acara hiburan para peserta lomba lari yang sudah tiba diajak melakukan senam dengan irama dari lagu Meraih Bintang-nya Via Vallen. Ada pula tarian kembang pesisiran yang menyedot perhatian para penonton untuk menyaksikan sekaligus mengabadikan momen tersebut.Terakhir usai penyerahan hadiah lomba bagi pemenang lomba marathon, ditutup goyang ramai-ramai mengikuti irama lagu Jaran Goyang-nya Nella Kharisma.
Nah, itu tadi keseruan acara Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019, yang juga terabadikan di video ini :
Kegiatan yang menyehatkan jasmani ruhani dan...bisa mendulang rezeki ya.
BalasHapusTerima kasih infonya
Salam hangat dari Jombang
Enggih Pakde, sehat jasmani dan rohami efeknya. Sami-sami Pakde.
HapusMbak aku ajarin nari Gandrung gitu doooong hehehe
BalasHapusBtw, selamat untuk seluruh pemenang MBHM 2019. You rock guys!
Lah, kalo aku yang ngajarin akhirnya bukan Gandrung, tapi goyang dangdut sayang...
HapusAku ngefans sama si kembar yang jadi juara 1 dan 2 mbak
BalasHapusHiyooo, anak Glenmore kalau nggak salah. Ganteng-ganteng yo?
HapusMantab yah, mbak. Banyuwangi selalu memadukan apapun dengan pariwisata. Seruuuuuuuuu
BalasHapusLebih menarik ya sepertinya kalau dicampur dengan pariwisata, sekalian kompetisi sekalian menikmati alam yang indah
HapusWah seru ya Mba acaranya.
BalasHapusEvent seperti ini bisa mempromosika budaya Kota Banyuwangi.
Kapan-kapan pengen maen ke sana.
Mangga, Mbak. Di sini tiap bulan ada banyak festival. Bisa dipilih mana yang mau dihadiri.
Hapuswaaah semoga bisa ketemu lagi di event lain ya mbak
BalasHapusWah, iya Fer. Hahaha ... Siapa tahu Banyuwangi lagi
Hapusevent marathon ini selalu diminati sama runner. tapi ada juga yang bikin kesulitan kayak temenku pas mau beli tiketnya kudu pake mandiri online atau kalau gak kartu kredit hehe..
BalasHapusHihihi, iya itu ya Mas. Padahal event-nya seru, gabungan marathon sama pariwisata.
HapusBelum bisa move on. Acaranya seru, kebersamaan team Blogger juga seru. Huhuhu.
BalasHapusIya, asyik banget memang. Ah, kalau rejeki nggak kemana. Kita ketemu lagi di acara seru lainnya.
Hapus