Ramadan adalah bulan yang kerap dirindukan ulah
umat muslim sedunia. Di bulan yang istimewa ini kita diberi kesempatan untuk
untuk menahan diri baik jasmani serta rohani dari beragam hal yang tak sejalan
dengan perintah Allah. Pengendalian diri inilah yang membuat kita mampu
bertahan kala berada di jurang kesesatan dan diombang-ambingkan oleh godaan
syetan. Dengan demikian kita bisa menjadi pribadi yang bertakwa serta
bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Akan tetapi, acap kali menahan diri ketika ramadan
lebih sulit daripada berpuasa dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari, meskipun kita paham bahwa berpuasa
memiliki banyak keutamaan. Tak heran jika
kemudian kita tidak mendapatkan apa-apa selain lapar dan dahaga.
Lalu perbuatan seperti apa yang membuat puasa kita
sia-sia? Simak keterangan berikut ini :
1. Berdusta
Berbeda dengan jaman dulu, dusta di masa kini tak
hanya diucapkan dari mulut ke mulut. Di jaman di mana media sosial menjadi
bagian dari keseharian, kita cenderung mengungkapkan apa saja yang kita
pikirkan di sana. Bahkan jika itu informasi yang tidak berdasarkan fakta. Jika
kemudian informasi itu ternyata tidak benar, biasanya kita terlampau malu untuk
mengklarifikasi. Akibatnya kita mendiamkannya dan membiarkan informasi itu
berkembang sedemikian rupa.
2. Ghibah
Ghibah atau disebut juga ngrasani dalam bahasa
Jawa, kerap kita lakukan hal ini tanpa sadar. Mula-mula niatnya
curhat, namun berujung dengan menjelek-jelekkan pihak yang kita bicarakan.
Misalnya, ada kawan yang getol menghadiri acara
berbuka yang diadakan alumni SMA. Sebut saja dia Miss Rau (ora umum alias tidak
umum). Sudah makannya paling banyak, tetapi paling enggan membayar. Mula-mula
kita masih toleran, namun karena kejadian itu tak sekali atau dua kali,
akhirnya yang muncul perasaan ilfil.
Kebetulan di saat seperti ini kita bertemu dengan
teman sesama alumni. Jadilah ngobrolin soal ini. Semula biasa saja, namun
semakin lama-lama ceritanya jadi mbleber kemana-mana. Termasuk semua keburukan
si Miss Rau yang tidak pernah didengar orang ain sebelumnya.
3. Adu domba atau fitnah
Sejak munculnya media sosial, adu domba atau
fitnah tak hanya eksis di dunia nyata. Namun sudah merambah media sosial.
Apesnya kita tak cukup siaga ketika menikmati berita-berita yang tak
berdasarkan fakta tersebut. Dengan mudah kita diadu domba. Kemudian tanpa sadar
berdiri diantara
kerumunan orang yang menyetujui postingannya. Lalu
meneriakkan kebencian bersama-sama. Padahal benar tidaknya tak tahu juga.
Detik berikutnya tanpa disaari kita terdorong
menjadi agen adu domba dengan cara membagikan unggahan menyesatkan tersebut.
Bahkan bahkan ikut menggiring opini agar orang-orang di sekitar kita
mempercayainya.
4. Memandang dengan syahwat
Bisa jadi kita tidak menyaksikan lawan jenis
secara nyata, hanya lewat komputer atau gawai di tangan kita. Namun tetap saja
memandang dengan syahwat pada lawan jenis membuat puasa kita sia-sia.
Lalu apa yang harus dilakukan agar terhindar dari
perbuatan yang tersebut di atas? Ada tiga tip yang bisa kita lakukan agar bisa
menahan diri ketika ramadan :
1.
Diamlah sejenak
Apabila mendapat informasi yang kurang meyakinkan,
diamlah sejenak. Agar kita punya waktu untuk berpikir dan mencari tahu kebenaran
berita yang baru saja kita baca. Timbang-timbang banyak mana sisi negatif
dengan positifnya. Jika condong ke sisi negatif, cukup hentikan informasi itu
di tanganmu. Tidak perlu disebarkan agar kita terhindar dari berkata dusta dan
adu domba.
Demikian juga jika kita ingin menghindari piktor (pikiran
kotor). Saat keinginan gambar atau tayangan yang menggugah syahwat muncul,
diamlah sejenak. Tarik napas panjang.
Berilah waktu kita bisa berpikir baik buruknya keinginan itu.
2.
Lakukan kegiatan yang positif
Banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan di bulan
puasa. Misalnya membaca Al Qur-an, membuat kue dan menjualnya, atau bisa juga
bekerjasama dengan kawan-kawan untuk berbagi takjil dan makanan untuk berbuka.
Semua kegiatan positif ini akan menyita waktu kita. Sehingga tak ada kesempatan
untuk menyebar informasi hoax, rasan-rasan
alias ghibah, menjadi agen adu domba, atau malah berpikiran kotor sewaktu
puasa.
3.
Istighfar dan segeralah berwudu
Segera hindari semua tayangan, gambar, atau video yang
mendorong pikiran kotor di kepalamu. Tanamkan juga sugesti positif di kepala
kita bahwa kita mampu melewatinya. Setelah itu lakukan istighfar dan berwudu.
Lakukan ini tiap kali pikiran kotor a.k.a piktor menghinggapimu. Jangan biarkan
si piktor terlalu lama bercokok di kepala. Akan lebih baik jika dilanjutkan
dengan tilawah. Sehingga si piktor bisa dihempas manja.
Sumber gambar : http://pixabay.com
Terkadang, kita melupakan hal-hal tersebut padahal akibatnya puasa bisa sia-sia jadinya.
BalasHapusBetul mbak, suka nggak sadar tiba-tiba udah melakukan
Hapus