Judul : Cerita di Balik Noda
ISBN/EAN : 9789799105257 / 9789799105257
ISBN/EAN : 9789799105257 / 9789799105257
Harga buku : Rp 40.000
Pengarang : Fira Basuki
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit : 14 Februari 2013
Halaman : 248
Berat : 231 gram
Kategori : Fiksi
Pengarang : Fira Basuki
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Terbit : 14 Februari 2013
Halaman : 248
Berat : 231 gram
Kategori : Fiksi
Cover buku Cerita Dibalik Noda itu telah menarik saya sejak pertama kali. Sederhana, tidak
banyak pernak-perniknya. Hanya percikan
noda diatas warna putih bersih. Sederhana tetapi kuat kesan yang ditimbulkannya.
Tetapi seberapa kuatkah kesan yang ditimbulkan isi bukunya? Benarkah sehebat
covernya, atau akan saya letakkan begitu saja hanya di paragraf awalnya? Itu
yang menjadi pertanyaan saya pada awalnya.
Ternyata
tidak juga. Dugaan itu meleset jauh dari awalnya. Fira Basuki benar-benar piawai menulis ulang
cerita-cerita pilihan juri lomba “Cerita di Balik Noda” yang di adakan oleh Rinso
Indonesia melalui facebook menjadi sebuah cerita inspiratif yang enggan kita letakkan hingga akhir
halamannya.
Dimulai
dari cerita berjudul “Bos Galak” yang ditulis sendiri oleh Fira Basuki, membuat
saya menelan ludah sekaligus berlega hati. Bagaimana tidak? Saya juga pernah
punya bos segalak Bos Rani. Setiap hari ada saja yang salah. Sampai-sampai kami
tak jenak duduk di tempat kerja. Waktu itu yang saya pikirkan saya persis
dengan rekan-rekan sekerja Rani, bahwa bos macam begini tak mungkin berubah
kecuali matahari terbit dari timur. Tetapi dalam kisah ini justru Rani hendak
mengajarkan pada kita untuk tetap optimis bahwa segala-galanya bisa terjadi
jika kita meyakininya. Dalam hal ini Rani yakin satu ketika bosnya yang super
galak itu bisa luluh juga.
Tetapi
dengan cara seperti apakah? Menjilatkah hingga sang bos terkesan atau
bagaimana? Ternyata yang ia lakukan sederhana, hanya membawa rainbow cake
dengan sepuluh lilin tertancap diatasnya saat sang bos ulang tahun. Tak dinyana
justru hal itu membuka kisah yang tak pernah terbuka sebelumnya, bahwa putra
sang bos telah meninggal sepuluh tahun silam. Tak ayal semua mata terbuka,
rupanya kesedihan akibat ditinggal sang putra menyebakkan sang bos jadi galak
dan keras terhadap bawahannya.
Hanya
sampai disitukah si cerita berakhir? Oh, tidak. Kisah noda dibaju sang bos
justru mengakhiri kisah tersebut dengan apik. Noda yang terjadi karena
ketidaksengajaan Bimo menyenggol Rani yang tengah membawa kue, hingga ia oleng
dan menyebabkan si kue jatuh menimpa
sang bos merupakan akhir yang mengesankan dari kisah “Bos Galak” tersebut. Tak
urung saya turut tersenyum membaca sang bos tertawa gelak, sembari menjilati
kue tersebut dengan jarinya.
Saya
lalu beranjak ke halaman-halaman berikutnya. Semakin banyak jumlah halaman saya
semakin terkesan. Terlebih ketika saya mencapai halaman 127. Kisah tentang
“Boneka Beruang Zidan” telah menyentuh hati saya. Betapa tidak? Sebagai
perempuan saya turut merasakan apa yang ibu Zidan rasakan. Betapa ia harus
tegar menghadapi kondisi Zidan yang hiperaktif sementara cibiran terus
berdatangan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bila saya berada
diposisinya. Bisakah saya sabar sementara saya berusaha keras mengupayakan yang
terbaik untuk tumbuh kembangnya.
Kisah
semakin menarik ketika sang tante memberikan hadiah beruang pada Zidan. Beruang
itu rupanya sebuah jembatan yang bisa membuatnya belajar berinteraksi dan
berbicara lancar. Zidan sangat menyayangi boneka itu. Kemanapun, kapanpun,
bahkan saat hujan dan berguling-gulingan di lumpur pun ia lakukan bersamanya.
Tetapi justru dari situlah semua bermula. Kebiasaannya berbicara sambil menatap
Teddy si beruang, pada akhirnya ia lakukan pada ibunya. Sebuah hal yang luar
biasa mengingat sebelumnya pandangan mata Zidan selalu menari-nari kearah
lainnya. Dan hati ini dibuat trenyuh ketika di akhir cerita, Zidan mencium pipi
sang Mama. Aduh, saya meneteskan air mata. Turut terharu pula melihat
perkembangannya.
Dari
kisah Zidan dan beruangnya, saya beranjak menelusuri halaman-halaman
berikutnya. Saya semakin tengelam menikmati kisah-kisah yang dijalin rapi oleh
Fira Basuki ini. Mendekati halaman akhir saya terantuk oleh sebuah cerita
mengesankan berjudul “Mobil-Mobilan si Panjul”. Kisahnya sederhana, tentang
seorang gadis kecil bernama Rina yang mengaduk tong sampah besar demi
membuatkan adiknya mobil-mobilan. Mobil itu jelas tak sama dengan mobil-mobilan
yang diminta Panjul adiknya, yaitu sedan mungil berwarna merah. Tetapi justru
disitulah pelajarannya. Betapa gadis sekecil dia telah berpikir kreatif (meski
dengan bantuan orang dewasa) untuk membuatkan mobil-mobilan berbahan dasar
botol air mineral. Voila! Betapa mengesankannya pemikiran bocah kecil seperti
dia.
Ternyata
keterbatasan tak menyempitkan sisi kreatifitasnya. Dan yang membuat saya
mengacungi jempol adalah kecintaannya kepada sang adik telah membuatnya mau
berkotor-kotor ria mengaduk tong sampah. Uh, saya kehabisan kata-kata. Mendadak
saya jadi rindu adik-adik saya. Mendadak
saya jadi teringat masa kecil saya, ketika kami bertiga main mobil-mobilan dari
kulit jeruk buatan ayah.
Seperti Panjul kami juga pernah
memimpikan punya mobil-mobilan keren seperti sedan merah itu, tetapi ayah kami
telah menggantinya dengan mobil-mobilan sederhana. Dari kulit jeruk pula. Yang
tanpa kami sadari ayah telah mengajari kami untuk berpikir kreatif.
Ketika
akhirnya saya menyelesaikan buku itu yang saya kenang adalah kisah-kisah itu
memang berdasarkan sebuah noda. Tetapi bukan sekadar noda biasa. Noda yang
tertulis disana adalah jalinan kisah penuh makna, yang menyadarkan kita bahwa
dari balik noda sesungguhnya ada pelajaran luar biasa.
Ah,
saya menutup buku dengan senyum bahagia. Ah, ya, ya...saya akui saya telah
jatuh cinta padanya, pada buku berjudul
CERITA DI BALIK NODA yang berisi 42 kisah inspirasi jiwa. Satu buku yang "recommended to read" buat siapa saja. So masih kita berpikir bahwa "BERANI KOTOR ITU BAIK" adalah jargon kosong semata? Jika ya maka harusnya kita menengok kisah inspiratif dalam buku ini.
Bagussss reviewnya... Good luck ya afin
BalasHapusmakasih mbak ade, weh ini super duper tergesa ini
Hapusmbak ade juga ya *hug
cerita-ceritanya inspiratif :-)
BalasHapusiya mbak, bagus2 banget makasih ya udah dijorokin ikutan
Hapusyg mepet2 detlen apik apiiik..
BalasHapusHuwaaaa...dibilang apik
Hapuspanci, mana panci aye mo sembunyi