Bosan. Saban hari itu
yang terdengar. Seputar ukuran dada, paha dan pinggang.
Plus tips-tips khusus
membuat perempuan jatuh bangun disimpul rayuan maut.
Bosan. Apa nggak ada
pembicaraan yang cerdas menyegarkan. Seputar gadget terbaru kek. Atau apalah…asal
jangan-maaf-ukuran dada, paha, dan pinggang.
Hei, pria! Yang kau
bicarakan sampai berbusa itu kaum ibumu juga. Yang harusnya kau hormati dan kau
jaga. Bukannya diraba-raba.
Inget nggak anakmu
perempuanmu itu dua. Apa pernah terpikir olehmu bagaimana hancurnya rasamu jika
ada pria meraba mereka dengan segala ketaksenonohannya?
Sepi.
Pembicaraan sunyi. Si
dia meraih ponsel di sakunya, lalu memijit nomer telefon seseorang yang
dikenalnya.
“ Hallo, sayaaaang…Apa
kabar? Udah makan siang?”
Si dia tertawa lebar.
Membuat saya geregetan ingin melempar stapler besar.
“Iya, dimana?
Jimbaran? Delta Maron? Bu Maksum? Atau di mana? Terserah deh…” suaranya lembut
menggoda. Bikin eneg saya.
“Okeee…”
Percakapan terhenti,
si dia tersenyum-senyum sendiri. Perempuan mana lagi sih yang mau dikadali pria
ini? Apa sih bagusnya dia? Selain kantong yang sedikit tebal, body bagus, dan
kumis tipisnya?
“ Eh, ini aku mau
nyoba SPG baru ntar sore di Ketapang. Gimana?” katanya pada dua rekan kerjanya.
Mereka tertawa.” Siapa?
Anes yang dadanya…” si baju biru
menyahut sambil membuat gesture bola.
“Hahahaha…bukan. Ini
anak baru. Yang ngelamar jadi SPG di tempatku.”
“Kau itu selalu nemu.
Cakep nggak?”
“ Wuhuuuu!” Si dia
membuat gesture bohay.
Ketiganya tertawa.
Tapi tidak dengan saya. Saya berharap saya bisa menendang ketiganya di afrika.
Jatuh di tempat suku terasing dan tidak kembali lagi sebelum otak kotornya
dibersihkan larutan kimia.
Heran saya. Apa sih
yang ada dikepalanya itu tentang wanita? Tahu nggak sih mereka perempuan itu
hadir bukan untuk dipegang, dijilat lalu dinikmati semacam es krim rasa
vanilla?
Tahu nggak sih mereka,
bahwa pria-pria yang kebanyakan ngomong mesum tanpa jeda, dimana saja, kapan
saja, tak peduli tempatnya dimana, itu bodoh dimata wanita? Tahu nggak sih
mereka, perempuan justru tertarik dengan pria yang bicaranya asyik, up to date, tapi nggak menggurui? Bukan mesum
semacam ini?
Lihat nggak mereka
mbak-mbak akunting yang mendengar mereka sudah pasang tampang desperate gila?
Malas dengan obrolan yang-huuuffff!-itu lagi saban harinya?
Ugh! Dan saya juga!
Tapi mau apa?! Mau
protes juga nggak bisa. Saya cuma dispenser di pojok ruang seluas 7x5 meter.
DAMN!
pic taken from : www.dreamstime.com
wididiiiihhh
BalasHapuskeren mbak :)
penggunaan sudut pandang yang keren ^_^
hehehe makasih mbak vera astanti
BalasHapusternyata dispenser yg lagi curhat :D
BalasHapusZaman sekarang yang ngomongin toge & pasar bukan cuma emak2, tapi pria hidung cemong juga. Xixi -_-
BalasHapus*Salam kenal, Mak
@mama keke naima, hwahaha dispensernya eror
BalasHapus@boneka lilin, salam kenal juga mak! Kwakaka, yg cemong idungnye kudu dilap kali ye?
BalasHapus