CLOUDY HEART
Kadang mendung dan hujan
datang menghampiri. Turun saban hari seolah tak mau berhenti. Cuaca cerah hanya
sekejap muncul lalu hilang lagi. O,o...dunia serasa tak berkawan dengan kita.
(dompet kering, tinggal 17 ribu doang, orang yang diem-diem ditaksir ternyata
udah nikah dan mau punya anak = nangis bombay).
SPRING HEART
Keesokan hari mendung dan
hujan hilang. Langit biru cerah, dan awan putih berarak riang. Matahari
tersenyum lebar dan bunga-bunga bermekaran. Dan kita pun lupa akan hujan yang
sempat datang. (Duit lagi banyak, kondisi sehat wal ngapiat, nggak kurang suatu
apa => dada membusung, leher mendongak ampe kecengklak).
FOGGY HEART
Lalu mendadak suram
datang. Kabut muncul entah dari mana datang. Jarak pandang terbatas, dan bikin
potensi kita untuk nabrak semakin besar. (saldo di bank gak nambah, ada hutang
yang mesti dibayar, diuber-uber pertanyaan kapan nikah, ponsel rusak dan nggak
punya duit buat beli baru, jualan nggak ada yang laku, sakit pula => gigit
tembok)
SNOWY HEART
Suramnya kabut belum
hilang, badai salju sudah datang. Semakin menggigil kita di tengah keramaian.
Hendak meminta pertolongan tetapi tak sanggup mengatakan. (kronis banget,
celengan ayam dikorek nggak ngeluarin
apapun juga, dompet sampai dipenuhi sarang laba-laba saking nggak pernah ada
isinya, kiriman artikel belum ada kabarnya, mulai berhalusinasi ketemu bread
pitt keju, keanu crepes saus coklat, nasi justin timbel-ake, robert
(pindang)patin-son => berdoa semoga ada konglomerat muda nan ganteng nyamper dan ngajak nikah sekarang
juga)
Tapi seekor cicak
berdecak lalu bilang ,”Hei, hei...Nona! Cuaca hati itu takkan berubah jika kau
tak melakukannya. Letakkan kembali matahari di dalam sana, agar hati bersinar
ceria.”
“Pakai apa? Aku kan nggak
punya ilmunya.”
“Kata siapa? Kau
punya..luruskan pikir, kembalikan semua pada Tuhan. Bukannya ia yang punya
semua hal?”
The question is :
Mudahkah?
Answer : Nggak!
Tapi saya setuju dengan
cicak itu, kalau kita nggak mau usaha Cuaca
Hati nggak akan berubah. Begitu aja. Nggak move on kemana-mana.
Saya percaya, tiap
manusia punya kesedihannya sendiri-sendiri. Tapi yang membedakan satu dengan
lainnya adalah bagaimana dia menghadapi kesedihan ini. Apakah dengan meratap
atau justru bergerak maju dan berujar ,
“Sedih itu
biasa. Justru itu nunjukin kalau kita
masih manusia. Makhluk lemah yang masih butuh Tuhannya. Kalau nggak pernah
sedih, nggak pernah berduka, jangan-jangan kita semakin jumawa. Merasa bisa
segala-gala.”
Hug, hug.
selalu senang baca tulisan afin, santai tapi tetap menginspirasi. Moga afin makin ceria hari ke hari yaaa...:)
BalasHapusahahahaha, Mbak Sarah makasih ya udah mampir kemari dan bilang tulisan aye menginspirasi.
HapusPadahal saya sih maunya tulisan saya itu mengenyangkan lho *nasi kali mengenyangkan
hug hug hug...setuju sama cicak hehe
BalasHapusHai Mbak Ida, iya cicaknya emang bijaksono-bijaksini dah.
HapusTau aje ada orang lagi mendung hatinya
suka ilustrasi gbrnya
BalasHapusterima kasih Mas Adi
Hapushug hug hug.. pict-nya buat sendiri, mbaaak? kreatif.. :)
BalasHapusiye jeng bikin sendiri. Hihihi...saking kurang kerjaan
Hapus