Love is everyday, not only in valentine's day |
Hari valentine sudah di depan mata. Segala sesuatu yang berkaitan dengan cinta dan kasih
sayang mendadak nampang di mana-mana—rangkaian bunga, perhiasan ciamik untuk si
dia, segala pernak-pernik lucu seperti teddy bear merah muda hingga hiasan
bentuk hati bertulis “I LOVE YOU”. Tak lupa film-film romantis yang
mengetengahkan tema happily ever after di teve dan bioskop.
Buat
sebagian orang hari valentine memang menyenangkan sebab di hari spesial itu mereka
bisa saling mengungkapkan rasa sayang. Tetapi buat sebagian lainnya, yang
jomblo dengan beragam alasan, valentine’s day kemungkinan menjadi hari yang
menyedihkan. Tak hanya sedih, tapi juga menyebalkan terlebih bila melihat
temanmu mendapat kejutan segebung kembang atau mengetahui mereka tengah
merencanakan valentin-an dengan pacar. Alih-alih bahagia untuk mereka, yang ada
si jomblo malah jadi Jones alias Jomblo
Ngenes karena mengalami depresi valentin.
Kenapa depresi?
Menurut
Psychology Today, manusia itu butuh berhubungan dengan orang lain untuk berkembang
dan berbahagia. Sebuah penelitian menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki
dukungan sosial kuat biasanya lebih bahagia, lebih cepat pulih dari sakit, dan
mempunyai tingkat resiko depresi (perasaan tertekan) yang jauh lebih rendah.
Sebaliknya
orang-orang yang sendirian atau hubungan sosialnya kurang baik, justru
kebalikannya. Perasaan semacam ini akan semakin menguat kala bila valentine’s day tiba. Tahu kenapa? Sebab
Valentine’s day
mengingatkan mereka pada kesendirian dan duka cita yang
ujung-ujungnya memicu perasaan hampa, kehilangan, sendirian, ditinggalkan, perasaan
rendah diri atau penolakan.
Apa yang harus dilakukan agar tak terjerumus dalam
depresi valentin?
Pertama, menerima kondisi. Anda memang
jomblo, lalu kenapa? Tak usah mengidentikkan diri anda dengan status jomblo itu.
Penting untuk disadari, status jomblo bukan cerminan diri anda. Jadi ketimbang
bersedih-sedih dengan hal itu, kenapa anda tidak berbaur dengan orang-orang terdekat anda. Coba deh
lihat, keluarga kita. Sudah berapa lama kita tak berhubungan dengan mereka?
Selama anda dengan si dia, pasti anda sudah sering meninggalkan orang tua,
kakak, adik, atau saudara hanya untuk bersamanya. Ketika masa jomblo tiba kenapa tidak
memanfaatkannya untuk mengeratkan lagi hubungan dengan inner circle anda? Its
gonna be fun! Bahkan anda bisa meraih keuntungan ganda. Satu, keluarga anda
bahagia karena anda menghabiskan lebih banyak waktu dengan mereka. Dua, anda bisa
mendapatkan dukungan dan simpati dari keluarga.
Kedua, sadarilah bahwa hari valentine
sesungguhnya lebih mengarah ke sisi komersial ketimbang kasih sayang. Kalau
tidak percaya coba deh pikir, ketika anda membeli coklat siapa yang diuntungkan?
Begitu juga saat anda membeli bunga, balon, perhiasan, boneka dan pernak-pernik
lain untuk kekasih anda. Semua berkaitan dengan penjualan. Karena menyadari
betapa besarnya keuntungan yang akan didapatkan dari hari (yang katanya)
spesial ini, tak heran bila banyak perusahaan makanan, baju, perhiasan yang
gencar membuat iklan jualan bertema hari kasih sayang. Resort, hotel, dan
restoran juga memanfaatkan momen ini agar profit mereka semakin menjulang.
Ketiga, no valentine’s day means you can save more
money. Saat anda jomblo anda tak
perlu repot membeli bunga, boneka, coklat, perhiasan, atau mengajak pacar makan
di resto mewah. Uang yang sedianya digunakan untuk membeli barang-barang itu
bisa anda simpan dan menggunakannya kelak untuk keperluan yang lebih hebat.
Beli laptop baru, bangun rumah, atau malah umroh mungkin? Kalau melihat situasi
semacam ini, tanpa anda sadari status jomblo malah memberi keuntungan bagi
anda. Dompet anda terjaga dan tabungan anda lebih banyak dari sebelumnya. Nah,
kalau begini yang untung siapa?
Keempat, menyadari bahwa jomblo adalah berkah luar
biasa. Ketimbang berpikir “Duh,
betapa kasihannya diri gue” kenapa anda nggak berpikir jomblo itu anugerah.
Lihatlah di sekeliling anda, berapa banyak orang yang terjebak dalam hubungan yang
menyebalkan. Yang membuat mereka
frustasi dan tertekan, membuat hari-hari terang jadi sekelabu hari-hari
berhujan. Apa jadinya jika anda berada dalam situasi seperti ini?
Kelima, do something positive. Ketimbang mengasihani diri kenapa nggak melakukan
sesuatu yang positif untuk diri sendiri? Contohnya membantu orang lain. Beberapa
riset menyatakan kegiatan seperti ini mampu membuat orang merasa bahagia. Dan
akhirnya justru membuat anda menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya.
Kok
bisa? Kenapa?
uang yang dulu dihabiskan untuk membeli kembang, kenapa tak disedekahkan? Rasanya itu lebih berguna untuk yang membutuhkan |
Iya,
sebab dengan membantu orang lain kita akan melihat diri sendiri lewat perspektif
yang berbeda. Saat anda memberi, anda akan merasa berguna. Anda jadi tahu bahwa
anda punya kekuatan untuk mengatasi dan mengendalikan situasi. Bukan lagi si
malang yang butuh pertolongan mengentaskan masalahnya dengan bantuan orang. Secara tidak sadar optimisme
akan mengalir dan membuat anda menyadari bahwa anda mampu berbuat sesuatu. Bukannya
diam menerima keadaan. Tak hanya itu, dengan melakukan hal baik berarti anda
menarik konsekuensi positif dari lingkungan sosial anda. Kelak jika anda
kesulitan, bukan tak mungkin dukungan sosial akan meluncur dengan sendirinya.
Sekarang,
coba lihat sekitar. Cari kira-kira siapakah yang butuh bantuan? Jika anda pergi
ke masjid di hari Jum’at, tengok adakah penjual tissue atau asongan disana?
Belilah barang-barang jualan mereka. Kali ini tak usah minta kembaliannya. Jika
disekitar rumah anda anda janda tua kenapa tak anda selipkan sedikit uang di
celah pintunya. Lalu pergilah dan lupakan anda pernah berbuat baik. Percayalah
dengan membantu orang, sebenarnya anda sudah membantu diri anda sendiri.
Jadi
kesimpulan dari topik “Depresi Valentine
: Perlukah?” sudah jelas. Bahwa anda tak perlu merasa depresi dengan
kejombloan anda. Anda justru harus berbahagia. Begitu banyak hal baik yang bisa
anda lakukan di luar sana. Begitu banyak hal hebat menunggu anda. Jadi
keluarlah dari cangkang anda. Mari kita bersama berseru “Cheers!”.
Salam
hangat dari kejauhan.
Cheers :D
BalasHapusBanyak hal positive yg bisa dilakukan. Jadii jombloers, please no galau ~
bener banget mbak Lia, jadi jomblo itu bukan berarti harus menderita. Mojok sendirian sambil nangis
Hapusbiasanya remaja ya yang galau dan bingung saat valentine :)
BalasHapusbtw, batunya lucu banget.. :D
orang dewasa pun bisa galau, ketika lingkungan sekitarnya beramai-ramai tenggelam dalam suasana valentin hihi
Hapusbanyak hal yg positif yang bisa dilakukan untuk hari ini. saya pernah bersama murid, menengok oma dan opa di panti dan menghibur mereka dan mnghibur orang2 yg sakit di rumah sakit. banyak pengalaman yg membahagiakan saat kita bisa berbagi
BalasHapusHa iya Mbak Tira, itu jauh lebih keren ketimbang menghamburkan uang demi sehari yang bernama hari valentin
Hapuscari kegiatan positif ya
BalasHapushihi, iya mbak Lidya
Hapushari kasih sayang itu setiap hari dong, dan namanya ini lebih tulus daripada hanya dibibir saja hehehe
BalasHapuscocok Mas Salman, hari kasih sayang itu setiap hari
Hapus