credit : http://humasamuntai.blogspot.com |
Tak perlu
jauh-jauh untuk melihat keindahan dunia. Begitu banyak destinasi wisata bagus
hanya dengan melongokkan kepala ke arah lain, selain pulau Jawa dan Bali. Salah
satunya Kalimantan. Jelajah Kalimantan
rassanya takkan lengkap jika belum pergi ke Amuntai dan melihat peternakan kerbau rawa. Disebut kerbau rawa, karena memang
kerbau-kerbau ini tinggal diatas kandang yang terletak di rawa-rawa. Tak
main-main kandang-kandang tersebut umumnya berukuran besar, berdaya tampung 50
sampai 200 ekor kerbau, dengan langit
sebagai atapnya. Tak seperti kerbau umumnya, kerbau di daerah Amuntai ini
dikenal dengan kemampuannya berenang. Sehingga meski kebanyakan kandang di
bangun di daerah rawa yang dalam, tak perlu khawatir si kerbau akan tenggelam.
Untuk bisa menggembalakannya, sang
pemilik harus menggunakan jukung atau perahu kecil untuk bisa mengawasi
ternaknya. Tak heran, dengan keunikan ini banyak orang penasaran dan berkeinginan
untuk melihatnya secara langsung. Aih, membayangkannya saja sudah terasa
menggiurkan. Apalagi jika benar-benar bisa kesana dan merasakan ambience-nya. Pasti akan terasa luar
biasa dan menjadi salah satu pengalaman yang mengesankan bagi saya yang selama
ini hanya berkutat di Jawa dan Bali saja.
kue talipuk, credit : http://banjarmasin.tribunnews.com/ |
Tidak lupa
sebelum berangkat kesana mampir dulu ke wadai—pasar kue tradisional. Sekadar
membeli bekal berupa panganan kecil seperti bingka, cucur, apem, atau kue
cincin talipuk. Kue yang terakhir disebutkan itu sangat istimewa, kawan. Berbahan
utama tepung tatanding (sejenis tumbuhan air seperti teratai) dicampur gula
putih, gula merah, tepung beras, dan air
yang lantas dibentuk bulat-bulat lalu digoreng hingga matang, begitulah kue
cincin talipuk ini dibuat. Hm, yumm...rasanya pasti lezat!
Petang hari saat saya sudah selesai
menyaksikan sendiri bagaimana kerbau rawa diternakkan, sudah pasti tujuan
berikutnya adalah wisata kuliner. Apalagi jika tidak menikmati lezatnya itik
panggang tanpa tulang. Konon rasa itik yang disajikan dengan kuah kecap
berbumbu itu sangat lezat. Apalagi jika disajikan bersama semangkuk sup, yang rasanya sangat khas. Wah, titik
air liur saya membayangkannya.
credit : http://www.info-samarinda.com/ |
Dari Amuntai, saya membayangkan perjalanan berikutnya menuju desa budaya Pampang, tempat tinggal suku Dayak Kenyah, yang bermigrasi dari kampung mereka di
Apokayan—Malinau pada tahun 1967. Pada hari-hari tertentu, biasanya hari
Minggu, akan diadakan pentas kesenian yang dihelat antara jam 14.00-15.00 di
aula yang kental dengan ornamen-ornamen
khas dayak. Yang tak kalah menarik selain seni pertunjukan, tentu saja berbagai
cindera mata buatan penduduk desa Pampang. Seperti kalung, gelang, topi, ikat
pinggang atau dompet. Fyuh, pasti menarik sekali melihat aneka ragam kerajinan
semacam ini. Apalagi jika bisa melihat pembuatannya secara langsung.
Yang tak kalah menarik, di pentas
kesenian tersebut kita bisa melihat langsung pakaian adat dayak, senjata
khasnya seperti sumpit dan mandau serta mendengar langsung nyanyian tradisional
suku dayak. Tak hanya itu kita juga bisa berfoto dengan masyarakat suku Dayak
Kenyah yang dikenal dengan daun telinga panjang dan tatonya. Meski kini tradisi
memanjangkan telinga yang sudah mulai jarang terlihat dan hanya dimiliki oleh
kaum tua, namun tradisi mentato tubuh masih lestari sampai kini. Tak sekedar
tato biasa, melainkan berkaitan dengan religi dan sosial yang dalam. Itu
sebabnya tidak semua orang tak bisa mentato tubuhnya sembarangan.
kue keminting, credit : http://eastkalimantancenter.blogspot.com/ |
Tentu saja, yang tak boleh dilupakan
adalah menikmati makanan khas-nya, seperti amplang, gula galit, lempok durian,
atau keminting. Terbuat dari tepung tapioka, bumbu rempah-rempat dan ikan,
amplang pasti menggoda untuk dicemil sepanjang jalan. Jika masih belum kenyang,
bisa juga mengunyah gula galit. Makanan satu ini terbut dari gula aren dan gula
putih yang dibentuk serupa kayu, rasanya manis dan legit. Bila tak suka dengan
gula galit, bolehlah dicoba lempok duriannya.`Jik bosan dengannya, bisa juga
memilih keminting sebagai cemilan. Kue kering ini terbuat dari tepung terigu
dengan bentuk unik mirip buah kemiri. Walau tekstur luarnya tampak keras tetapi
jika digigit terasa renyah. Ck, ck...dengan pilihan makanan semacam ini rasanya
perut ini akan dimanja!
credit : http://www.diveindonesia.net/ |
Dari Pampang, perjalanan saya
akan berakhir di Maratua. Dengan
menggunakan perahu saya akan menujunya, salah satu pulau terluar Indonesia yang
memiliki keindahan alam luar biasa. Memiliki
gugusan karang yang indah, dengan ikan-ikan kecil berwarna-warni yang berenang
disela-selanya, Maratua adalah surga
bagi penyuka snorkling. Tak heran bila ada yang menyebut Maratua lebih
juara dari jika dibandingkan dengan Gili Trawangan, salah satu tempat untuk
snorkling terbaik di Indonesia. Jika pun kita tak menyukai snorkling, kita bisa
berjalan-jalan dipantainya yang berpasir putih. Dimana lautan yang jernih menghampar
di depan mata.
Bila lapar menjelang, menikmati
tehe-tehe adalah pilihan tepat. Makanan ini menggunakan cangkang bulu babi
sebagai wadahnya. Berisi ketan yang sudah dicampur santan dan garam, makanan
satu ini terasa lezat bila dipadu dengan ikan dan sambal.
credit : http://www.otodaihatsu.com/ |
Tentu saja perjalanan ini akan lebih
sempurna jika menggunakan New Daihatsu Terios. Terbayang betapa hebatnya duduk
di dalam New Daihatsu Terios yang penampilan eksteriornya terlihat gagah berkat
desain apik bumper, kap mesin, dan grille barunya. Sementara interiornya yang elegan
dengan jok mobil dan dasbor berornamen
hitam akan membuat kita semakin gaya. Di dasbor bagian tengah, terdapat head
unit dengan layar sentuh. Dimana audio standarnya sudah dilengkapi dengan blue
tooth, GPS, dan navigasi. Asyiknya lagi, New Daihatsu Terios juga dilengkapi
fitur one touch tumble. Dengan sekali
angkat tuas, jok tengah akan melipat dan memudahlan orang untuk berpindah dari
dan ke bangku ketiga.
Yang lebih mengesankan adalah fitur
keamanan New Daihatsu Terios. Dilengkapi dengan Window Jam Protection, akan membuat pengemudi lebih aman dari kemungkinan
terjepit kaca pintu mobil. Fitur immobilizer,
membuat mobil aman dari tindak pencurian. Adanya side impact beam yang berfungsi untuk melindungi pengemudi dan
penumpang dari benturan samping jelas menjadikan mobil satu ini sebagai
kendaraan yang andal, terutama untuk bertualang di medan yang sulit seperti
Kalimantan.
Aih, pasti mengesankan bukan mobil
satu itu? Rasanya tak sabar untuk bertualang
dengan New Daihatsu Terios di Kalimantan, kawan! Sebab “Bertualang dari Amuntai ke Maratua : Itu
Impian Saya!”.
Masya Allah cantik banget ya keindahan bawah lautnya
BalasHapusiya mbak, bener-bener bikin kita pengen kesana
HapusAamiin, semoga bisa kesampaian ya mak. Bagus banget memang tempatnya. Eh pertanyaan konyol ni mak, di rawanya ada buaya ngga ya mak?! :)) Salam kenal mak. :D
BalasHapussalam kenal juga mbak lisna, wah itu dia kurang tahu. Tapi di artikel-artikel itu kok gak ada yang nyebutin ya? hehhe
HapusMaap pertanyaannya random ya nanya2 buaya, hahaha. Suka wondering aja kalo liat area berawa-rawa gitu, hehehe.
Hapushahaha, gak apa mbak Lisna, eh sapa tahu ntar saya sampai sana. Dan nyari tahu disono ade tidak buayanya, atau Pak aya, dik aya juga
HapusSalamin kalo gitu sekalian deh ya, hahaha. >__<
HapusPenasaran mau liat pengembalaan kerbau rawa nya, kayak nya seru banget :-)
BalasHapusWah bener itu Kak, kayaknya seru. Secara penggembalaan kerbau pada umumnya tak perlu repot pakai perahu
Hapuskatanya kerbau nya pintar renang. jadi penasaran
BalasHapusahaha, sama...ayo kesana
Hapuskata-katanya memukau aku,,
BalasHapushahahah keren-keren..
jangan begitu kakak, saya jadi mekar [ngakak jaya]
Hapuswkkwkw ini jujur lhooo..
Hapus#biarpede