Bertualang dari Amuntai ke Maratua Itu Impian Saya!







           Tak perlu jauh-jauh untuk melihat keindahan dunia. Begitu banyak destinasi wisata bagus hanya dengan melongokkan kepala ke arah lain, selain pulau Jawa dan Bali. Salah satunya Kalimantan. Jelajah Kalimantan rassanya takkan lengkap jika belum pergi ke Amuntai dan melihat peternakan kerbau rawa. Disebut kerbau rawa, karena memang kerbau-kerbau ini tinggal diatas kandang yang terletak di rawa-rawa. Tak main-main kandang-kandang tersebut umumnya berukuran besar, berdaya tampung 50 sampai 200 ekor  kerbau, dengan langit sebagai atapnya. Tak seperti kerbau umumnya, kerbau di daerah Amuntai ini dikenal dengan kemampuannya berenang. Sehingga meski kebanyakan kandang di bangun di daerah rawa yang dalam, tak perlu khawatir si kerbau akan tenggelam.

            Untuk bisa menggembalakannya, sang pemilik harus menggunakan jukung atau perahu kecil untuk bisa mengawasi ternaknya. Tak heran, dengan keunikan ini banyak orang penasaran dan berkeinginan untuk melihatnya secara langsung. Aih, membayangkannya saja sudah terasa menggiurkan. Apalagi jika benar-benar bisa kesana dan merasakan ambience-nya. Pasti akan terasa luar biasa dan menjadi salah satu pengalaman yang mengesankan bagi saya yang selama ini hanya berkutat di Jawa dan Bali saja.



kue talipuk, credit : http://banjarmasin.tribunnews.com/

              Tidak lupa sebelum berangkat kesana mampir dulu ke wadai—pasar kue tradisional. Sekadar membeli bekal berupa panganan kecil seperti bingka, cucur, apem, atau kue cincin talipuk. Kue yang terakhir disebutkan itu sangat istimewa, kawan. Berbahan utama tepung tatanding (sejenis tumbuhan air seperti teratai) dicampur gula putih, gula merah, tepung beras,  dan air yang lantas dibentuk bulat-bulat lalu digoreng hingga matang, begitulah kue cincin talipuk ini dibuat. Hm, yumm...rasanya pasti lezat!

            Petang hari saat saya sudah selesai menyaksikan sendiri bagaimana kerbau rawa diternakkan, sudah pasti tujuan berikutnya adalah wisata kuliner. Apalagi jika tidak menikmati lezatnya itik panggang tanpa tulang. Konon rasa itik yang disajikan dengan kuah kecap berbumbu itu sangat lezat. Apalagi jika disajikan bersama semangkuk sup, yang rasanya sangat khas. Wah, titik air liur saya membayangkannya.

credit : http://www.info-samarinda.com/

            Dari Amuntai, saya membayangkan perjalanan berikutnya menuju desa budaya Pampang, tempat tinggal suku Dayak Kenyah,  yang bermigrasi dari kampung mereka di Apokayan—Malinau pada tahun 1967. Pada hari-hari tertentu, biasanya hari Minggu, akan diadakan pentas kesenian yang dihelat antara jam 14.00-15.00 di aula yang kental dengan ornamen-ornamen khas dayak. Yang tak kalah menarik selain seni pertunjukan, tentu saja berbagai cindera mata buatan penduduk desa Pampang. Seperti kalung, gelang, topi, ikat pinggang atau dompet. Fyuh, pasti menarik sekali melihat aneka ragam kerajinan semacam ini. Apalagi jika bisa melihat pembuatannya secara langsung.

            Yang tak kalah menarik, di pentas kesenian tersebut kita bisa melihat langsung pakaian adat dayak, senjata khasnya seperti sumpit dan mandau serta mendengar langsung nyanyian tradisional suku dayak. Tak hanya itu kita juga bisa berfoto dengan masyarakat suku Dayak Kenyah yang dikenal dengan daun telinga panjang dan tatonya. Meski kini tradisi memanjangkan telinga yang sudah mulai jarang terlihat dan hanya dimiliki oleh kaum tua, namun tradisi mentato tubuh masih lestari sampai kini. Tak sekedar tato biasa, melainkan berkaitan dengan religi dan sosial yang dalam. Itu sebabnya tidak semua orang tak bisa mentato tubuhnya sembarangan. 

 
kue keminting, credit : http://eastkalimantancenter.blogspot.com/




            Tentu saja, yang tak boleh dilupakan adalah menikmati makanan khas-nya, seperti amplang, gula galit, lempok durian, atau keminting. Terbuat dari tepung tapioka, bumbu rempah-rempat dan ikan, amplang pasti menggoda untuk dicemil sepanjang jalan. Jika masih belum kenyang, bisa juga mengunyah gula galit. Makanan satu ini terbut dari gula aren dan gula putih yang dibentuk serupa kayu, rasanya manis dan legit. Bila tak suka dengan gula galit, bolehlah dicoba lempok duriannya.`Jik bosan dengannya, bisa juga memilih keminting sebagai cemilan. Kue kering ini terbuat dari tepung terigu dengan bentuk unik mirip buah kemiri. Walau tekstur luarnya tampak keras tetapi jika digigit terasa renyah. Ck, ck...dengan pilihan makanan semacam ini rasanya perut ini akan dimanja!


            Dari Pampang, perjalanan saya akan berakhir di Maratua. Dengan menggunakan perahu saya akan menujunya, salah satu pulau terluar Indonesia yang memiliki keindahan alam luar biasa.  Memiliki gugusan karang yang indah, dengan ikan-ikan kecil berwarna-warni yang berenang disela-selanya, Maratua adalah surga bagi penyuka snorkling. Tak heran bila ada yang menyebut Maratua lebih juara dari jika dibandingkan dengan Gili Trawangan, salah satu tempat untuk snorkling terbaik di Indonesia. Jika pun kita tak menyukai snorkling, kita bisa berjalan-jalan dipantainya yang berpasir putih. Dimana lautan yang jernih menghampar di depan mata.
              Bila lapar menjelang, menikmati tehe-tehe adalah pilihan tepat. Makanan ini menggunakan cangkang bulu babi sebagai wadahnya. Berisi ketan yang sudah dicampur santan dan garam, makanan satu ini terasa lezat bila dipadu dengan ikan dan sambal.

credit : http://www.otodaihatsu.com/


             Tentu saja perjalanan ini akan lebih sempurna jika menggunakan New Daihatsu Terios. Terbayang betapa hebatnya duduk di dalam New Daihatsu Terios yang penampilan eksteriornya terlihat gagah berkat desain apik bumper, kap mesin, dan grille barunya. Sementara interiornya yang elegan dengan  jok mobil dan dasbor berornamen hitam akan membuat kita semakin gaya. Di dasbor bagian tengah, terdapat head unit dengan layar sentuh. Dimana audio standarnya sudah dilengkapi dengan blue tooth, GPS, dan navigasi. Asyiknya lagi, New Daihatsu Terios juga dilengkapi fitur one touch tumble. Dengan sekali angkat tuas, jok tengah akan melipat dan memudahlan orang untuk berpindah dari dan ke bangku ketiga. 

 
            Yang lebih mengesankan adalah fitur keamanan New Daihatsu Terios. Dilengkapi dengan Window Jam Protection, akan membuat pengemudi lebih aman dari kemungkinan terjepit kaca pintu mobil. Fitur immobilizer, membuat mobil aman dari tindak pencurian. Adanya side impact beam yang berfungsi untuk melindungi pengemudi dan penumpang dari benturan samping jelas menjadikan mobil satu ini sebagai kendaraan yang andal, terutama untuk bertualang di medan yang sulit seperti Kalimantan.  

  
            Aih, pasti mengesankan bukan mobil satu itu? Rasanya tak sabar untuk bertualang dengan New Daihatsu Terios di Kalimantan, kawan! Sebab “Bertualang dari Amuntai ke Maratua : Itu Impian Saya!”.




Komentar

  1. Masya Allah cantik banget ya keindahan bawah lautnya

    BalasHapus
  2. Aamiin, semoga bisa kesampaian ya mak. Bagus banget memang tempatnya. Eh pertanyaan konyol ni mak, di rawanya ada buaya ngga ya mak?! :)) Salam kenal mak. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga mbak lisna, wah itu dia kurang tahu. Tapi di artikel-artikel itu kok gak ada yang nyebutin ya? hehhe

      Hapus
    2. Maap pertanyaannya random ya nanya2 buaya, hahaha. Suka wondering aja kalo liat area berawa-rawa gitu, hehehe.

      Hapus
    3. hahaha, gak apa mbak Lisna, eh sapa tahu ntar saya sampai sana. Dan nyari tahu disono ade tidak buayanya, atau Pak aya, dik aya juga

      Hapus
    4. Salamin kalo gitu sekalian deh ya, hahaha. >__<

      Hapus
  3. Penasaran mau liat pengembalaan kerbau rawa nya, kayak nya seru banget :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bener itu Kak, kayaknya seru. Secara penggembalaan kerbau pada umumnya tak perlu repot pakai perahu

      Hapus
  4. katanya kerbau nya pintar renang. jadi penasaran

    BalasHapus
  5. kata-katanya memukau aku,,
    hahahah keren-keren..

    BalasHapus

Posting Komentar