Tak perlu jauh
mencari surga, ia ada setiap kali kau palingkan muka. Jika kau tak percaya tak
apa. Kemarilah, akan kutunjukkan bukti kalau
surga itu memang benar-benar di dekat kita.
Surga, begitu kau
bisa menyebutnya jika pagi buta saat kau terbangun, kau masih bisa menikmati
cahaya lampu panjar tersampai di matamu. Bayangkan jika malam sebelumnya kau
masih bisa melihat dan keesokan paginya Tuhan mencabut indra penglihatanmu.
Akan jadi seperti apa dirimu. Jadi jika kau ingin tahu rasanya surga, itulah
salah satu bentuk kecilnya.
Surga, begitu kau
bisa mengatakannya bila kau menapakkan kakimu di luar rumah dan kau dapati pagi
yang dramatis. Berdiri di bawah sebuah menara yang tingginya berkali-kali lipat
tubuhmu, berlatar belakang awan-awan di pagi cenderung mendung dan angin dingin
yang merasuki tubuhmu, kau pasti merasakan ketakjuban itu. Betapa luasnya alam
raya dan betapa kecilnya kau disana.
Surga-lah
rasanya, jika kau masih bisa menikmati pedasnya sambal saat kau sarapan. Apa
jadinya jika indra pengecapmu tak berfungsi seperti biasa? Masihkah kau bisa
merasakan rasa enaknya makanan? Tidak bukan? Jadi jika kau bertanya apa itu
surga, itulah dia contohnya. Kenikmatan yang bisa jadi kau anggap kecil karena
terbiasa, tetapi sebetulnya jauh lebih besar dari yang kau kira.
Surga adalah saat
kau bisa menikmati keindahan di sekitar. Di sudut halaman dimana kau berhenti
dan mendapati pengalaman mengesankan. Bahkan jika itu di halaman milik orang
disaat warna-warni menyala pada sebatang bunga pisang-pisangan melambai
kearahmu.
Atau melati yang menebar
wangi, menggoda indra penciumanmu.
Atau disamping
kakimu dimana dedaunan menghampar basah karena hujan.
Atau pada
titik-titik air diatas bebungaan sehabis deras menemani siang.
Lalu bayangkan
jika semua keindahan itu tercerabut paksa karena keadaan, mendadak ada bencana
alam atau kesehatanmu yang berkurang. Apa rasanya? Apakah kau masih mengingkari
bahwa kenikmatan kecil itu adalah surga?
Dan surga itu
teramat dekat ketika kau mendongak dan mendapati matahari begitu terik diatas
kepalamu lewat sela-sela rimbunnya dedaunan. Mari berpikir seandainya matahari
tak lagi bersinar, saat itulah kita binasa. Tak ada lagi kesempatan untuk
meminta pertolongan kepada-Nya lewat doa atau seruan mengiba. Jadi nikmatilah
dan hentikan gerutuanmu selagi bisa. Lakukan hal-hal positif yang sekiranya
memberi warna cerah pada dunia—duniamu, dunia mereka, dunia kita.
Dikatakan itu
adalah surga jika kau masih bisa menikmati potongan-potongan roti lezat di meja
sembari minum jus dan bercengkrama dengan teman atau keluarga. Diluar sana
masih banyak orang yang tak seberuntung kita. Ada yang hidup sendirian, tanpa
teman, tanpa dukungan. Lainnya bersepi-sepi dalam keramaian sementara dunia
dalam genggaman. Jangan bilang kebersamaan itu hal yang ringan, kau akan
merindukan bahkan setengah mati menginginkan jika ia menjauh dan hilang.
Surga adalah kata
lain dari kesempatan untuk berdekat-dekat dengan-Nya. Menceritakan ikhwal
kehidupan yang kadang terasa penat dan menyesakkan dada. Ia tak pernah membuka
rahasia, Ia juga sangat memahami kita. Bahkan di saat kita menggerutu Ia masih
memberi kita rahmat-Nya. Ah, masa iya? Coba saja lihat dirimu. Apakah kau bisa
dengan mudah memakai mukenamu, lalu sholat dengan lancar tanpa merasakan
kesakitan? Bukankah itu kenikmatan yang besar? Seandainya saja kau kekuatan
tubuhmu menghilang dan kau harus hidup dengan bantuan orang, apa rasanya? Apakah
nyaman? Maka jika itu bukan surga, apalagi namanya?
Maka untuk apa
kau mencari jauh surga? Surga sudah ada di depan mata. Tak perlu ke Maldives, Paris,
Turki, atau mungkin di sudut Afrika. Kau hanya perlu menyalakan cahaya dalam
hatimu. Apakah kau tahu apa namanya? Syukur, begitu mereka menyebutnya.
Salam sayang dari
kejauhan.
romantis sekali fiin ....surga itu adalah ketika kita merasa bahwa sehela nafas, sejauh mata memandang, sesemerbak bau penggorengan membawa kedekatan kita pada Sang Maha Pencipta ....
BalasHapushaahaha, iya...mash bisa merasakan bau wangi dari penggorengan itu mak surga
HapusIntinya....kalau kita bersyukur, semua nikmat di sekeliling kita laksana syurga dunia untuk kita ya...
BalasHapusRomantis fin gaya bertuturnya :)
hak ya betul kakak, begtulah arti mudahnya
HapusIndahnyaaaaa....
BalasHapusMengingatkan kita untuk bersyukur
makasih mbak Ahliah,
Hapusmemang itu yang saya maksudkan tapi lebh ke diri sendri :)