SWITCH ALPA 12, NOTEBOOK YANG MELEBIHI HARAPAN


            Banyak yang mengira pekerjaan sebagai penulis itu pekerjaan yang keren dan seksi. Padahal yang sudah menjalani justru tahu pekerjaan ini berat. Banyak yang akhirnya berhenti di tengah jalan, karena tidak sanggup menerima ujiannya. Bayangkan, tidak mudah menembus majalah atau koran. Tak cukup sebulan waktu tunggu hingga akhirnya karyamu layak tayang. Bisa berbulan-bulan hingga kau lupa pernah mengirimkan karya di majalah atau koran itu. Begitupun menerbitkan buku di penerbitan. Butuh jangka waktu sedikitnya tiga bulan untuk tahu kepastian apakah karyamu layak diterbitkan. Jika lebih dari itu tak ada jawaban harus sabar. Barangkali masih menunggu antrian. Bukankah yang kirim ke satu penerbit itu bisa ribuan? Kalaupun akhirnya layak terbit, si buku masih harus melalui proses yang lama lagi. Saya pernah menunggu kurang lebih dua tahun untuk menunggu terbitnya novel berjudul Glamo Girls yang saya tulis bareng dua teman saya, Tya dan Fitri.
            Jika sebegitu lamanya waktu yang dibutuhkan untuk tayang di majalah, koran atau penerbitan, maka bisa dibayangkan bagaimana susahnya mencari duit dari menulis ‘kan? Padahal seorang penulis harus tetap melahirkan karya. Tak boleh mandeg dan menunggu hingga karyanya muncul. Saya sendiri pernah mengalami musim paceklik parah. Dompet praktis hanya berisi sarang laba-laba, sementara ATM tak jauh beda. Ibarat hari, kondisi ATM saya adalah malam yang muram. Jadi bila menengoknya yang ada cuma hela napas panjang. Efeknya jelas, saya tak bisa pergi ke warnet untuk mencari bahan tulisan atau bahkan mengirim naskah ke majalah, penerbitan, atau lomba menulis sekalipun. Jika sudah begini penulis  dituntut kreatif dalam mencari jalan keluar agar tetap bisa berkarya. Contohnya dengan memanfaatkan wifi gratisan yang disedikan Pemkab Banyuwangi di ruang-ruang terbuka seperti yang saya lakukan. 

 
            Saya rela berangkat pagi-pagi (biasanya sehabis subuh) demi bisa menikmati wifi dengan nyaman. Sinyalnya lancar, tidak tersendat karena digunakan oleh banyak orang. Tak ubahnya alien di tengah lautan manusia, di kala yang lain datang untuk berolaharga di RTH (Ruang Terbuka Hijau) Maron itu, saya justru duduk bersila  dan berselancar di dunia maya. Tak heran banyak orang menatap aneh pada saya. Beberapa sampai bertanya apa yang saya lakukan disana.

Membawa Cooling Pad Agar Laptop Tidak Overheating
            Agar laptop tidak overheating selama berselancar di RTH Maron atau taman begitu saya biasa menyebutnya, saya biasa membawa cooling pad. Agak repot memang harus membawa cooling pad segala. Tapi, demi menjaga ‘kesehatan’ aset utama saya (si laptop), saya rela melakukannya. Hanya saja pemakaian cooling pad membuat baterai jadi boros. Jika tanpa cooling pad laptop bisa bertahan hingga dua setengah jam, dengan tambahnya cooling pad justru sebaliknya. Hanya bisa bertahan kurang dari dua jam. Maklum sumber daya yang digunakan cooling pad adalah baterai laptop.
            Terkadang penggunaan cooling pad ini laptop justru memicu over heating. Rupanya penggunaan colokan USB untuk memberi daya pada si cooling pad menjadi penyebabnya. Aduh, kalau begini saya harus mematikannya. Kalau sampai laptop ‘sakit’ repot juga saya. Penggunaan cooling pad juga berpotensi membawa masuknya debu dari  luar  dan mengganggu kipas bawaan laptop. Debu yang menempel pada kipas memicu laptop jadi kelewat panas (overheat) dan merusak motherboard. 
            Namun, tanpa cooling pad, kasihan juga laptopnya. Sebab kipas bawaan laptop akan bekerja lebih keras demi meredam panas selama laptop bekerja. Efeknya kipas akan mengeluarkan suara dengung yang kencang. Kalau dipikir-pikir mirip buah simalakama. Dipakai atau tidak sama-sama repotnya.

Efek Berlama-lama Di Depan Laptop Pada Mata
            Kerapnya bersinggunggungan dengan laptop, baik saat menulis di rumah atau berselancar di RTH, membuat mata tidak nyaman. Rasa panas, kering, dan lelah kerap menghantui saya. Bila dipaksakan menatap layar komputer  lebih lama,  sakit kepala akan muncul bahkan disertai rasa ingin muntah. Hal-hal kecil yang kerap saya abaikan ini rupanya bukan hal biasa, melainkan tanda bahwa saya mengalami Computer Vision Syndrom (CVS).
            Dilansir dari situs WebMD, Computer Vision Syndrome terjadi karena mata  dipaksa untuk melakukan hal yang sama setiap waktu—fokus dan fokus terus pada layar komputer. Diperparah lagi dengan efek cahaya biru komputer yang menciptakan tampilan visual layar  jadi  lebih “noise”. Hal inilah  yang menyebabkan kontras berkurang dan memicu terjadinya ketegangan mata (eyestrain).

Switch Alpha 12 Menjawab Harapan Saya
            Berdasarkan pengalaman itu saya jadi kerap berandai-andai kalau saja ada notebook yang enak dibawa—ringan, mudah dibawa, tak perlu membawa pendingin tambahan, hemat daya, juga mampu melindungi mata dari efek cahaya biru—pasti asyik. Harapan itu tak terjawab hingga Acer Switch Alpha 12 muncul setahun kemudian.  
            Oh, ya? Memangnya apa sih keunggulannya?
            Berikut ini keunggulan Switch Alpha 12 yang membuat saya, penulis sekaligus blogger yang suka nebeng wifi gratisan di taman,  bersorak-sorak gembira.

Sistem Pendingin Fanless
            Dengan sistem pendingin tanpa kipas hanya mengandalkan pipa berisi cairan pendingin untuk menstabilkan suhu prosesor Intel Core i Series generasi ke-6, jelas membawa keuntungan buat saya. Tak perlu khawatir debu dari luar masuk dan merusak kipas dalam laptop karena penggunaan cooling pad. Panas berlebihan  akibat penggunaan colokan USB untuk memberi daya pada si kipas eksternal (cooling pad) juga bisa dihindari. Perangkat jadi bebas debu, motherboard laptop tak mudah rusak, dan daya baterai pun bertahan lebih lama.    


 sistem pendingin tanpa kipas hanya mengandalkan pipa berisi cairan pendingin 
untuk menstabilkan suhu prosesor Intel Core i Series

            Keuntungan lainnya, laptop jadi lebih ‘sunyi’. Suara bising perputaran kipas konvensional  dalam laptop kala bekerja meminimalisir panas takkan lagi terdengar. Sehingga tidak mengganggu orang lain saat saya atau Anda bekerja, dimanapun tempatnya. Mau lembur nulis sampai jauh malam karena dikejar deadline? Hayuk saja! Dijamin takkan mengganggu orang-orang serumah yang sedang tenggelam dalam tidurnya.  
            Hendak dipangku saat tak menemukan meja, boleh juga. Dengan sistem pendinginan fanless berarti notebook tak memiliki ventilasi yang mengganggu kenyamanan kita saat melakukannya.       
             
Baterai Tahan Lama
            Dukungan baterai yang mampu bertahan hingga 8 menjamin saya dan Anda  menulis tanpa khawatir harus bolak-balik  ‘nyolokin’ laptop ke listrik. Bila di tengah proses  menulis terjadi pemadaman listrik, kita tetap bisa bekerja dengan lancar. Tak perlu takut ide-ide yang berlompatan sulit dikejar gara-gara harus terhenti beberapa jam. Selain itu tak perlu repot membawa baterai cadangan atau bahkan mencari colokan yang biasanya memang susah didapatkan saat wifi-an di RTH. Cukup andalkan baterai bawaan laptop dan berselancarlah dengan nyaman.

Desain Oke Punya
            Desainnya ringan dan  fleksibel, dengan sudut berbentuk oval, membuat Switch Alpha mudah dibawa kemana-mana. Cassing luar dilapisi alumunium yang membuatnya kian apik, tapi tidak licin saat dipegang tangan.  Dirancang mudah digunakan sesuai kebutuhan,  perpindahan dari notebook menjadi tablet atau sebaliknya dapat dilakukan dengan cepat dan aman berkat  keyboard docking-nya yang berengsel magnet.  Engsel magnet ini juga memudahkan kita mengatur letak keyboard sesuai keinginan kita. Mau mendatar bisa, ditinggikan sedikit boleh juga. 

 perpindahan dari mode notebook menjadi tablet berlangsung cepat dan aman
berkat  keyboard docking yang berengsel magnet

            Switch Alpha 12 juga dilengkapi dengan kickstand yang bisa diatur seenak dan senyaman kita saat digunakan kembali sebagai notebook. Dari posisi tegak hingga hampir rebah pun gampang dilakukan. Kickstand ini juga istimewa, selain kokoh juga dilengkapi dengan karet di bagian bawahnya,  sehingga tidak tergelincir saat digunakan di atas permukaan yang licin.



Kickstand juga istimewa, kokoh dan tidak mudah tergelincir di permukaan licin
           
Keyboard Mudah Digunakan

 keyboard dilengkapi dengan lampu backlit

            Selain tipis dan ringan, keyboard Switch Alpha 12 memiliki magnet yang sangat kuat. Dilengkapi dengan lampu backlit, keyboard dirancang agar penggunanya bisa mengetik dengan nyaman berada meski penerangan sangat kurang. Dengan jarak tuts 1,4 mm, keyboard sangat nyaman dan mudah digunakan. Saat notebook tak digunakan, keyboard bisa digunakan untuk melindungi layar.  Keyboard juga dilengkapi dengan touch pad lebar yang gampang diarahkan.


Keyboard Switch Alpha 12 tipis, ringan, dan memiliki magnet yang sangat kuat

Layar  dengan Teknologi dan Fitur Mumpuni
            Tak perlu khawatir gambar akan buram, sebab layar touch screen bawaaan Switch Alpha 12 yang memiliki resolusi QHD ini oke punya.  Penggunanya dijamin bisa menikmati  tampilan warna ciamik sekaligus  gambar yang tajam dari berbagai sudut pandang berkat teknologi IPS yang digunakan pada layar. Bahkan menonton video berkualitas HD dengan Switch Alpha 12 bukan lagi kendala.



Layar touch screen Switch Alpha 12 berteknologi IPS dan BlueLightShield

            Kehadiran fitur BlueLight Shield menyempurnakan layar Switch Alpha 12. Mata tak mudah lelah walau menatap layar dalam waktu lama. Pasalnya teknologi ini mampu mengurangi emisi cahaya biru yang mengganggu mata.  Cocok sekali bagi  penulis dan blogger yang harus berlama-lama menghadapi notebook saat bekerja seperti saya.

Stylus yang Handy
            Dukungan digital Active Pen Switch Alpha 12, memberikan keleluasaan untuk berkarya bagi mereka yang gemar menggambar. Stylus memiliki sensitivitas mencapai 256 tekanan, sangat responsif dan memudahkan siapapun untuk mengerjakan gambar sedetil-detilnya. Garis yang kita bikin bisa diatur tebal tipisnya, tergantung tekanan yang kita berikan pada layar.


Stylus yang handy

            Tidak hanya untuk menggambar, stylus Switch Alpha 12 juga memberi pengalaman yang menyenangkan saat menulis.  Tak perlu repot mengetik, cukup goreskan stylus dan kita mendapati ide tulisan sudah terpeta dengan jelas di layar. Tidak perlu khawatir stylus hilang, sebab pada  ada loop (stylus holder) tepat disamping keyboard yang berfungsi untuk menahannya.
           
Kamera
            Switch Alpha 12 dibekali dengan kamera utama 5 MP dan kamera depan 2 MP. Resolusinya mungkin kurang tinggi untuk mendapatkan gambar dengan kualitas semumpuni kamera DSLR. Tapi, dengan pencahayaan yang baik, kamera Switch Alpha 12 bisa menghasilkan gambar yang jelas. Cukuplah digunakan untuk mengabadikan situasi atau momen mendadak.

Sistem Operasi Menggunakan Windows 10
            Sistem operasi berbasis Windows 10 membuat para pengguna Switch Alpha 12 serasa memiliki asisten pribadi. Tinggal berikan perintah saja pada Cortana sang asisten digital personal via suara, maka Cortana akan membantu kita mencari informasi, menyusun jadwal, bahkan mencari file yang kita butuhkan.
            Kita juga bisa melakukan beberapa kegiatan dalam waktu bersamaan berkat fitur multi doing dan virtual desktop. Semisal mengetik naskah sembari memutar video musik yang kita gemari sebagai teman. Sajian desain antar muka sistem operasi ini juga mudah diakses oleh pengguna Switch Alpha 12.
            Fitur Windows Hello menjadikan pengguna bisa memasuki perangkat dengan mudah dan aman hanya dengan scan wajah atau jari. Sistem ini memberikan jaminan keamanan data-data yang tersimpan di notebook Acer Switch Alpha 12.
            Hadirnya Microsoft Edge sebagai browser menjadikan Switch Alpha 12 lebih jagoan. Sebab browser baru ini memudahkan kita untuk menggambar, mencoret, atau memberikan catatan pada web sekaligus membagikan pada teman dan kolega.

Performa Switch Alpha 12
            Menggunakan prosesor Intel Core i Series generasi ke-6, Switch Alpha 12 memiliki kinerja yang baik. Bila pada laptop biasa kinerjanya akan turun/lelet saat menjalankan beberapa program bersamaan, hal ini tidak terjadi pada Switch Alpha 12. Mengetik diselingi dengan aktivitas gaming dengan detil grafik tinggi tak masalah. Hendak memutar dua buah video berdampingan, no problem. Notebook tetap bekerja sebaik sebelumnya. Tak hanya itu, prosesor ini juga hemat energi. Sehingga laptop tidak mudah kehilangan daya saat digunakan bekerja. Switch Alpha 12 juga dilengkapi dengan memori internal 256 GB SSD dan RAM berkapasitas 4 GB.

Konektivitas dan Port Untuk Transfer Data
            Switch Alpha 12 dilengkapi wifi yang memudahkan kita untuk mendapatkan koneksi internet di berbagai area hotspot. Untuk menerima atau mengirim gambar secara cepat, notebook ini juga dilengkapi dengan bluetooth 4.0.  Disisi samping Switch Alpha 12 terdapat slot microSD, port USB 3.1 type C, port USB 3.0, headphone jack dan power jack. Audio jack terletak di bagian atas. 



 notebook dilengkapi dengan USB 3.1 Type-C

            Memiliki dua buah port USB, memberikan keuntungan bagi semua penggunanya. USB 3,0 digunakan saat kita hendak menggunakan flaskdisk, printer atau mouse eksternal. Sedangkan  USB 3.1 Type-C merupakan port bola-balik yang memudahkan kita untuk transfer data hingga mencapai kecepatan 5 Gbps. USB ini juga bisa digunakan untuk re-charge smartphone kita.

            Kesimpulannya notebook Switch Alpha 12 besutan Acer ini memang juara! Notebook yang ringan, mudah dibawa kemana-mana, fanless, baterai tahan lama, hemat energi, 2 in 1, dilengkapi dengan fitur BlueLight Shield yang membuat mata tak mudah lelah saat berhadapan lama dengan layar,  jaminan kualitas gambar yang baik meski dilihat dari berbagai sudut berkat teknologi IPS, OS berbasis Windows 10 yang penggunanya serasa memiliki asisten pribadi, dan kinerja yang stabil meski menjalankan beberapa program bersamaan, dan keunggulan-keunggulan lain—melebihi harapan saya. Jargon “Acer Switchable Me” memang benar adanya, ia bisa membantu penggunanya, seperti saya blogger sekaligus penulis ini untuk melakukan pekerjaannya dimanapun tempatnya. 




            Namun, agar tetap fit saat bekerja menggunakan Switch Alpha 12, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan :
1.      Pilihlah kursi yang bisa menopang paha dan memiliki sandaran untuk menahan punggung.
2.      Tingginya sesuai dengan kaki saat menapak ke lantai.
3.      Posisi tubuh saat mengetik tegak, sementara bahu santai.
4.      Letak lengan paralel dengan lantai, sementara siku berdekatan dengan sisi tubuh.
5.      Sebisa mungkin kursi memiliki lengan yang bisa menunjang lengan saat kita mengetik.
6.      Sesekali beristirahat dan ikutilah aturan 20/20/20.
Dalam artian setiap bekerja 20 menit di depan komputer, beristirahatlah selama 20 detik dan tatap benda sejauh 20 kaki sembari stretching.
7.      Berkediplah sesering mungkin agar mata tidak kering.

            Nah, sekarang tunggu apalagi? Kalau ingin memiliki tinggal pergi ke online store Acer Indonesia.




sumber gambar :
 website : www.acerid.com
 channel Youtube Acer : https://www.youtube.com/watch?v=tet9OnXYRCc

Komentar

  1. Acer memang lengkap, tak diragukan lagi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau menurut kebutuhan saya sih melebihi sebenarnya mbak Wahyu, hihihi...good-lah Switch Alpha 12 ini

      Hapus
  2. Wah jadi pengen punya nih, punya Switch Alpha 12 sekalian WIFI gratisnya wakaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. lha hooh, saya. Itu harapan saya (ngakak) apalagi wifi gratisannya itu. Hmh, juara!

      Hapus
  3. Pernah punya dulu banget..lumayan awet sebelum digondol maling mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. lhoalah begitukah Mbak? Duh...malingnya tau aja barang bagus

      Hapus
  4. beli nih buat kerja jadi lebih semangat

    salam
    gabrilla

    BalasHapus
  5. Ini inceran suamiku mba.. Keren emang leptopny

    BalasHapus

Posting Komentar