sumber gambar : https://pixabay.com |
Belakangan kasus plagiarisme memang mencuat.
Saya tak banyak berkomentar, karena kenyataannya saya masih harus memperbaiki
soal penulisan dan bagaimana cara mencantumkan nara sumber yang benar. Tak
jarang karena tulisan itu terlampau umum, kita menuliskan tanpa pikir panjang.
Lalu mengunggahnya di media sosial, tanpa sekalipun terpikir menyebutkan nama
penulisnya. Karena masalah inilah saya berpikir ulang sebelum ikut-ikut
“nyinyir melambai” di berbagai sosial media.
Lho kenapa kok saya berpikir demikian?
Sederhana saja, tak jarang saya berpikir yang saya lakukan sudah lurus dan
benar. Padahal saat ditelisik dan di runut sampai ke belakang, eh ternyata saya
pernah melakukannya. Hanya saja kita lupa, tidak sadar, atau malah tak
ketahuan.
Lalu bagaimana cara kita berkontribusi melawan
plagiarisme?
Tidak perlu muluk-muluk, mulai saja dari diri
sendiri dengan tidak meng-copy paste sembarangan tulisan yang tersebar di media
sosial. Jika menemukan tulisan yang bagus tekan saja tombol share atau bagikan. Kalaupun ingin copy paste, pastikan tulis sumbernya
dengan benar. Jangan copy paste lalu
ditulis dengan kalimat “Copas dari tetangga beranda”, “Copas dari FB sebelah”, “Copas dari status teman” di akhir posting-an.
Kenapa?
Pertama, agar ini jadi kebiasaan baik kita.
Segala sesuatu yang sudah jadi kebiasaan biasanya akan memberikan kita semacam
alarm peringatan. Saat kita mulai melenceng, ingin share sembarangan, alarm itu
akan berbunyi kencang. Mengingatkan kita kembali ke jalur yang benar.
Kedua, belajar menghormati orang. Pikirkan
saja, bagaimana rasanya jika karya tulis Anda hanya di-copy paste dan Anda
mengetahuinya. Rasanya semacam Anda memberikan kue buatan Anda pada tetangga,
lalu tetangga itu menyajikannya balik tamunya. Saat ditanya “Kuenya enak, yang
buat siapa?”, tetangga itu menjawab ”Ada deh...” sementara Anda selaku empunya
kue masih berada di beranda menunggu piring wadah kue yang belum dikembalikan.
Menyebalkan bukan? Nah, jika itu yang Anda rasakan, maka set pikiran kita untuk
menekan tombol share atau bagikan. Bukan copy
paste sembarangan. As simple as that!
Beruntung jika seseorang mengingatkan Anda
dengan lembut soal tersebut. Jika empunya tulisan yang muncul dan
memperingatkan Anda dengan keras, malunya mau ditaruh dimana? Di ekspor ke
Afrika, Amerika, Eropa? Mana mau menerima remahan malu mereka. Ya ‘kan?
Lebih jauh lagi jika Anda menerima sanksi
sosial karena Anda dikenal sebagai tukang copas sembarangan. Jika seluruh
penduduk maya mengenal Anda sebagai mahkluk demikian, maka apeslah nasib Anda.
Anda akan panen hujatan, bahkan jika Anda sudah menghapusnya posting-an Anda.
Dunia maya itu brutal, terlebih karena kita
tak perlu berhadapan. Orang dengan mudah mengatakan segala macam perkataan,
bahkan seluruh penghuni kebun binatang pun bisa keluar. Dan itu rasanya tidak
menyenangkan.
Mari mulai sekarang, tekan tombol share atau
bagikan. Ini lebih baik daripada copy paste (sembarangan). Jika ini saja kita abaikan jangan marah
jika kelak posisi dibalikkan—posting-an
keren kita di copy paste orang di
depan mata.
Salam.
Iya memang secara teknis kalau copas si empunya tulisan tidak menerima hasil apa-apa (kalau blogger) karena tidak ada yang berkunjung ke blognya...sulit memang mengedukasi tapi positive thinking utk selesaikan baik2. Kalau nggak berhasil cepat atau lambat orang akan tahu siapa yg tukang copy paste...dan siapa yang betul2 kreatif.Siapa yang akan dilancarkan rejekinya an siapa yang mampet terus hihihihi
BalasHapushahahah iya, Mbak Fiberti. Positive thinking saja, daripada jengkol jaya.
HapusCopas itu termasuk memang malas. jadi yang suka copas, tidak suka menulis. Padahal lebih cepat menekan tombol share ya, Mbak Afin. Paling tidak bagus, kalau ada yang copas, lalu mengakui itu tulisannya.
BalasHapusHa itu dia, Mas. Lha tekan tombol share mak crut lho susah...waduuh, piye jal?
HapusMudah2an selalu ingat menyantumkan sumber. Terima kasih atas reminder-nya ^^
BalasHapusSama-sama Mbak Putu Ayu, saya juga terus belaja untuk nggak lupa soal sumber itu.
HapusSetujuu. Tapi pernah saya nge tweet karena karakternya terbatas jdi g bs sertakan sumbernya... Huhuhu. Tpi klo ada yg nanya sy niatkan buat kasih tau sumbernya yg asli. Tpi ngerasa brdosa samoe skrg ya... Hahaha. Tobatttt
BalasHapusHwa...iya ya, kalau di twitter mah karakternya dikit. Jadi bingung menggalnya. Kalau dicantumin semua nggak bisa dipost, diilangin jadi nggak enak.
HapusMasih sering menjumpai "copas ....". Padahal tinggal klik share lebih cepat dan mudah.
BalasHapusHla, itu dia Mbak. Padahal klik share itu mudah hihi
Hapus