MUDIK : ANTARA CERITA GOKIL DAN LIMA TIP MUDIK ASYIK

Photo byOleksandrPidvalnyi from Pexels


Mudik? Keluarga kami memang tidak melakukannya. Kebetulan semua keluarga tinggalnya berdekatan. Nenek dari pihak ibu saya bahkan tinggalnya hanya berjarak sepelemparan batu saja. Jadi tinggal melangkah sampai sudah. Rumah nenek dari pihak Bapak juga tidak jauh. Paling hanya butuh lima menit, bahkan tidak sampai, untuk tiba di rumahnya. Jadi mudik memang bukan tradisi keluarga.

Baru ketika kuliah saya merasakan yang namanya mudik. Rasanya gimana? Repot, Mak! Padahal mudiknya hanya dari Jember ke Banyuwangi saja. Lha kok repot kenapa? Soalnya kebanyakan mudiknya itu dekat-dekat hari raya. Naik apa aja pasti kena harga tuslah. Terbayang mereka-mereka yang rumahnya beda propinsi atau beda pulau. Alamat lebih repot lagi. Dan kemungkinan nggak pulang juga besar kalau kehabisan tiket atau justru tiketnya mahal.

Sudahlah kena tuslah, ternyata masih harus berdiri juga. Jadi sepanjang Jember Banyuwangi, saya berdiri empet-empetan dengan orang lain dengan tas ransel yang segede gaban. Waduuh, pokoknya nggak beda jauh deh penampakan saya sama kura-kura ninja. Bedanya sono kekar, kita melar. Eh, belum melar ding waktu itu. Masih langsing, celana aja masih ukuran 27. Sekarang jangan tanya, ukurannya melambung jauh!

Balik lagi soal empet-empetan tadi, saya selaku kura-kura ninja (tapi mini, sesuai ukuran body) kadang-kadang merasa terjebak di sarang penyamun, Mak, berada di situasi itu. Nengok kanan salah, kiri salah. Maju nggak bisa, mundur apalagi. Stuck di tengah-tengah, diantara harum minyak si nyong-nyong,  sambil mempertahankan keseimbangan diri sementara sopirnya kebut-kebutan kayak ikut balapan NASCAR. Percayalah, goyangnya body para penumpang dalam bis  tuh nggak beda jauh dengan naik kapal ferry dari Ketapang ke Bali pas ombaknya lagi tinggi. Oleng nggak karu-karuan sampai wajah pucat pasi.

Jadi nggak heran, Mak, kalau mendadak terdengar suara "hoek, hoek, hoek" disusul suara "byooor!" kayak air tumpah dari suatu tempat  di dalam di bis itu. Emang itu suara apa? Orang buang air mineral gitu? Ye bukanlah. Itu suara orang muntah. Dan bisa dipastikan kalau satu kena, pasti nular ke lainnya. Apalagi bis ‘kan yah ruangnya tidak terlampau luas. Bau muntahan itu nyamber ke mana-mana, memicu diri untuk ikut berhoek ria, ngeluarin semua isi perut ke dunia.

Yang berusaha bertahan macam saya, nampak menabahkan diri untuk tidak terprovokasi suara “hok a hok e” yang bersahutan (baca : hoak-hoek). Lalu exhale inhale bergantian,  sambil komat-kamit mensugesti diri “Kamu bisa! Kamu bisa!”. Padahal perut sudah bergolak kemana-mana, seperti ombak saat purnama. Untunglah, di saat-saat segenting itu pemandangan kota tercinta terpampang nyata. Semangat saya jadi kembali membara, apalagi ketika wajah terminal nampak di depan mata. Perut yang bergolak tadi akhirnya kalah dengan rasa gembira.


Aih, tapi memang malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Pas mau turun malah terjadi adegan yang tidak diinginkan, ngejeblak ke belakang. Kok bisa? Iya waktu itu sopirnya ngerem mendadak dan efeknya begitu dah. Untung ada yang nahan, kalau tidak ampun deh … apa saya tidak terlentang dengan tas ransel segede gaban?

Terus gimana turunnya? Ya biasa aja. Sok cool gitu, kayak nggak terjadi apa-apa. Padahal dalam hati malu  sekali. Hihihi ….

Ha tapi, itu dulu. Sekarang orang lebih suka mudik dengan kereta api ketimbang naik bis. Selain lebih nyaman, nggak bau solar, jalannya pun lebih lempeng. Jadi nggak bikin perut bergolak. Pesawat terbang juga jadi pilihan, terlebih jika ingin lebih cepat sampai di tujuan. Tetapi, semenjak tiket pesawat mahal sepertinya orang-orang jadi mikir kalau mau naik pesawat. Mungkin orang akan memilih bis kembali untuk menyiasati biaya tiket pesawat yang tinggi.
Photo by Athena 24 from Pixabay

Nah, berikut ini ada lima tip mudik asyik  dengan kendaraan umum untuk kawan-kawan semua :
1. Bawalah barang secukupnya
Membawa barang yang banyak, sampai berkoper-koper justru akan menyulitkan kita saat membawa dan menyimpannya. Ingat ya, naik kendaraan itu tidak seperti naik kendaraan sendiri. Bagasi atau ruang penyimpanan barang tak bisa seenaknya dipakai sendiri. Harus berbagi dengan yang lain.  Tidak hanya itu saja, menjaganya pun lebih repot. Jika lengah justru kita yang rugi. Iya 'kan?

2. Bawa uang tunai secukupnya
Tidak perlu membawa uang tunai banyak-banyak, secukupnya saja. Selebihnya simpan di ATM agar lebih aman. Oh, iya simpan uang tunai yang kita bawa di berbagai tempat ya. Antisipasi jika salah satu hilang, kita masih punya cadangan.

3. Siapkan obat-obatan di tas
Dalam perjalanan mudik, kondisi yang lelah bisa membuat kita sakit. Oleh selalu bawa obat-obatan yang diperlukan di tas. Sehingga saat kita butuh tinggal ambil saja.

4. Siapkan bekal yang cukup
Ini penting agar kita tidak kelabakan jika harus sahur di jalan. Semisal air mineral dan panganan kecil. Dengan bekal ini kita tak kelimpungan lagi.

5. Jangan memakai perhiasan
Kita tidak tahu kondisi selama di perjalanan. Untuk mengantisipasi tindak kejahatan, lebih baik simpan saja perhiasan yang ada demi keamanan.

                Itu tadi lima tip mudik asyik dari saya. Semoga bermanfaat. Selamat mudik, kawan!

                Salam.











Komentar

Posting Komentar