Peran Danone Memutus Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi Lintas Generasi

 

Sumber foto: Andrea Piacquadio dari Pexels
Lemah, letih, lesu, karena anemia (Andrea Piacquadio dari Pexels)

 

Remaja putri rentan terkena anemia, begitu berita yang saya baca di salah satu media online Januari silam. Hal semacam ini pernah saya alami saat remaja. Kala itu saya berpikir yang saya alami hanya kelelahan biasa. Dampak dari kegiatan sekolah dan les tambahan di luar sekolah.

Anehnya, kelelahan itu tak juga menghilang meski sudah beristirahat cukup. Bersamaan dengan itu saya pun mengalami kesulitan kala belajar. Konsentrasi benar-benar ambyar dan susah mencerna apa yang guru ajarkan. Baik di sekolah maupun di tempat les. Hal yang saya inginkan adalah meyandarkan kepala di meja dan tiduran.

Saya baru sadar kalau itu anemia ketika dilakukan pemeriksaan kesehatan. Dari sanalah timbul kesadaran jika ternyata kelelahan itu bukan hal biasa. Akan tetapi, karena anemia, yaitu suatu kondisi di mana seseorang mengalami penurunan kadar hemoglobin dalam darahnya.

Untuk diketahui anemia yang umum terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Hal ini bisa dideteksi dari gejala yang tampak seperti kulit yang lebih pucat, badan lesu, mudah lelah, serta kurang konsentrasi. Persis seperti yang saya alami dulu. Gejala lainnya adalah sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar lebih cepat, nyeri kepala, peradangan, hingga kuku rapuh. Bila parah, akan mengakibatkan pembengkakan limpa atau bahkan gagal jantung.

Lantas apa penyebab anemia defisiensi besi ini? Simak penjelasannya di bawah ini.

 

Penyebab Anemia Defisiensi Besi Pada Remaja

Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang remaja kekurangan zat besi dalam darahnya, yaitu:

1.      Kehilangan darah selama menstruasi

Berbeda dengan remaja putra, setiap bulan remaja putri akan kehilangan darah lewat proses menstruasi. Di mana dalam darah tersebut terkandung zat besi. Menstruasi yang berat bisa membuat seorang remaja putri kehilangan banyak zat besi.  Misalnya menstruasi lebih dari tujuh hari dengan volume darah yang banyak sehingga harus mengganti pembalut sampai dua kali sehari. 

2.      Kekurangan zat besi dalam makanan

Tubuh mendapatkan zat besi dari makanan yang masuk ke dalam tubuh. Akan tetapi, kebiasaan makan sehari-hari bisa menjadi sebab tidak terpenuhinya nutrisi. Terutama zat besi. Akibatnya tubuh mengalami anemia karena kekurangan zat ini.

Berikut ini pola makan penyebab terjadinya anemia:

a.       Sangat pemilih soal makanan (picky eater)

Biasanya mereka yang pemilih cenderung makan makanan yang disukai saja, sehingga kurang bervariasi. Kecenderungan seperti ini akan membuat tubuh kekurangan zat besi.

Misal menolak makan sayur, daging, atau ikan,  dan hanya memilih mie dengan lauk telur atau kerupuk. Kalaupun mau makan sayur, sayurannya terbatas. Hanya mau sawi saja, yang lain tidak. Soal konsumsi daging pun sama saja. Hanya mau bila sudah diolah menjadi bakso atau nugget.

Yang terakhir ini contohnya saya. Saya dulu lebih suka menyantap bakso ketimbang daging yang diolah menjadi sup, rendang, atau olahan lainnya.  Saya menganggap makan bakso itu sama dengan makan daging. Padahal tidak.

Dengan tambahan tepung tapioka, kandungan zat besi pada bakso  jelas sangat kecil dibandingkan daging yang dimasak tanpa tambahan bahan lainnya. Kebiasaan makan semacam ini rupanya tanpa disadari menyebabkan terjadinya kekurangan zat besi dalam tubuh.

b.      Diet sembarangan

Karena keinginan untuk langsing, acap remaja putri melakukan diet. Sayangnya dilakukan secara serampangan serta cenderung tidak sehat karena dilakukan dengan cara mengurangi makan atau makan sedikit, tanpa memperhitungkan asupan gizi. Tubuh bisa kekurangan zat besi akibat diet semacam ini.

c.       Tidak sarapan

Karena tergesa-gesa, acap remaja melewatkan sarapan pagi. Melewatkan sarapan berarti kurangnya nutrisi untuk pertumbuhan dan aktivitas harian. Dampaknya kecukupan zat besi pun tidak terpenuhi.

d.      Minum minuman yang menghambat zat besi

Ada  beberapa minuman yang justru menghambat penyerapan zat besi, yaitu susu, coklat, teh dan kopi. Mengapa demikian? Karena senyawa tannin pada teh, polifenol pada coklat dan kopi, serta kalsium pada susu menjadi penyebab terhambatnya serapan zat besi oleh tubuh.

Oleh sebab itu, sebaiknya tidak minum empat jenis minuman ini setelah sarapan pagi, karena serapan zat besi jadi terganggu. 

3.      Ketidakmampuan tubuh menyerap zat besi

Zat besi biasanya akan diangkut oleh darah menuju usus kecil. Selain gangguan penyakit tertentu yang berdampak pada penyerapannya, asupan pangan pun turut mempengaruhi. Apabila konsumsi pangan nabati (non heme) lebih dominan ketimbang pangan hewani (heme), harus dibarengi oleh asupan vitamin C agar tubuh bisa menyerap zat besi dengan baik.

Karena vitamin C akan membuat lambung menjadi asam, dengan demikian perubahan zat besi dari bentuk ferri ke ferro yang lebih mudah diserap tubuh menjadi lebih optimal.  Itulah alasan mengapa vitamin C diperlukan saat menikmati pangan nabati (non heme).

 

Dampak Anemia Defisiensi Besi dan Cara Memutusnya

Sumber gambar: allinonemovie dari Pixabay


Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh, karena bermanfaat dalam proses pembentukan sel darah merah. Tidak hanya itu saja, zat besi juga dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh serta tumbuh kembang bayi. Apabila remaja yang mengalami anemia defisiensi besi tersebut hamil, risiko kelahiran bayi dengan  dengan berat  badan rendah dan stunting akan meningkatk.

Nah, kondisi ini tentu saja tidak bisa dianggap remeh. Dalam jangka pendek bayi yang stunting akan terganggu pertumbuhan fisik, metabolisme, serta perkembangan otaknya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak-anak tersebut akan mengalami masalah seperti kurangnya kecerdasan intelektual dan imun yang rendah. Pada masa dewasa mereka akan lebih berisiko terkena penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, serta diabetes mellitus.

Pada akhirnya faktor kecerdasan yang kurang ditambah tubuh yang mudah sakit, akan berdampak pada daya serap terhadap pelajaran di usia sekolah. Tak urung hal ini akan menurunkan daya saing serta produktivitasnya. Ujung-ujungnya berimbas pada rendahnya kesejahteraan ekonomi.

Bukan hanya itu saja, kemampuan reproduksi mereka pun terganggu. Pada masa dewasa, risiko terjadinya komplikasi kehamilan akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengalami stunting di masa kecilnya. Mau tak mau hal ini akan berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Jika lingkaran setan ini tak segera diatasi, maka Indonesia akan kehilangan sumber daya manusia yang mumpuni di masa depan. Sumber daya yang dibutuhkan untuk bersaing di tingkat global. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk menghentikan mata rantai anemia defisiensi besi lintas generasi.

Lalu bagaimana cara memutus mata rantai ini?

Tak lain dan tak bukan dengan cara edukasi serta pemenuhan nutrisi lewat pangan yang mengandung gizi seimbang. Jika di era saya dulu dikenal prinsip empat sehat lima sempurna, maka kini yang berlaku tumpeng gizi sebagai pedoman gizi seimbang yang bisa menjadi acuan seluruh lapisan masyarakat.  

 

Peran Danone Dalam Memutus Mata Rantai Anemia Defisiensi Besi

            Memutus mata rantai anemia defisiensi besi lintas generasi tak hanya tugas pemerintah semata. Di sektor swasta, Danone turut andil dalam memeranginya dengan melakukan kolaborasi bersama berbagai pemangku kepentingan untuk membantu mengatasi ancaman anemia  melalui:

1.       Edukasi

Dengan misi “one planet, one health”, Danone Indonesia berkomitmen untuk membawa kesehatan lewat nutrisi serta program berkelanjutan pada masyarat.

Untuk mengatasi defisiensi mikronutrien, Danone memiliki empat program unggulan yaitu:

a.        Kampanye Isi Piringku

Mempromosikan konsumsi gizi dan gaya hidup sehat untuk anak usia 4-6 tahun melalui guru dan orang tua.

b.      Gerakan Ayo Minum Air (AMIR)

Progrm AMIR merupakan program kolaboratif yang bertujuan meningkatan kebiasaan minum 7-8 gelas per hari bagi anak sekolah.

c.       Warung Anak Sehat

Memberdayakan ibu-ibu kantin sekolah untuk mengelola kantin sehat di sekolah. Di mana di tempat tersebut mereka menyediakan pangan sehat bagi siswa. Program ini juga bertujuan untuk mendidik guru, orang tua, dan penjual.

d.      Aksi Cegah Stunting

Bersama FKUI dan Kementerian Desa, Danone  melaksanakan program tersebut di desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi. Hasilnya, aksi tersebut berhasil menurunkan angka stunting  sebesar 4,3% dalam waktu enam bulan.

Fokusnya pada perbaikan sistem rujukan bagi anak-anak gizi buruk dan penguatan peran fasilitas kesehatan, serta memprioritaskan intervensi gizi khusus bagi mereka yang berisiko tinggi mngalami stunting.

Adapun mengenaik edukasi masyarakat tentang gizi dan kesehatan, ada tiga program unggulan Danone Indonesia.

a.       GESID (Generasi Sehat Indonesia)

GESID diluncurkan oleh pada tanggal 14 Desember tahun 2020, dengan menyasar  remaja yang duduk di bangku SMP dan SMA. Program kerjasama antara Danone Indonesia dan FEMA IPB ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai gizi seimbang, kesadaran tentang gizi, serta kesehatan reproduksi.

Bersamaan dengan itu Danone Indonesia serta  FEMA IPB juga meluncurkan buku panduan yang terdiri dari tiga modul, yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, dan Aku Bertanggung Jawab. Buku panduan tersebut membahas tentang permasalahan remaja, pembentukan remaja berkarakter,  serta tantangan remaja yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan reproduksinya.

b.      Taman Pintar

Danone Indonesia telah memberikan dukungan 4 fasilitas pendidikan yang berfokus pada kesehatan dan gizi di Taman Pintar, Yogyakarta, sejak bertahun-tahun silam.

c.        Duta 1000 Pelangi

Program Duta 1000 Pelangi telah berlangsung sejak tahun 2015. Selama itu pihak Danone Indonesia telah melakukan pendampingan  edukasi kepada karyawan dan masyarakat sekitar tentang masalah gizi serta kesehatan dalam 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Karyawan yang dijadikan duta diberi pelatihan dan pembekalan pengetahuan tentang gizi seimbang dan materi lainnya yang  terkait erat dengan 1000 HPK.

2.      Inovasi produk

Terkait inovasi produk, Danone menyediakan produk nutrisi yang dapat menbantu pemenuhan zat besi serta mendukung penyerapan zat besi untuk anak berusia di atas satu tahun.

 

 

 

Komentar

  1. Baguuuus sih kegiatan Danone ini utk mencegah anak2 menderita anemia. Dari dulu produk2 Danone pun banyaak yg aku pakai mba. Udh percaya aja kalo kuakitas yg mereka sajikan itu bagus, dan sudah melewati banyaaak proses penelitian. Jd tenang kalo membeli produk2 nya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inovasi produk yang berdampak baik ya Mbak Fanny, kurang lebih begitu untuk menggambarkan produk mereka.

      Hapus
  2. Terima kasih ilmunya. Sebetulnya pria juga rentan anemia, terutama yang malas sarapan, begadang melulu hehe... Orang yang anemia terlihat dari wajahnya pucat, lesu. Danone melalui produknya menaruh perhatian terhadap masalah ini. Nutrisi yang baik, tidak telat makan, banyak minum air putih, rutin olahraga dan cukup istirahat bisa menjadi tindakan preventif

    BalasHapus
  3. Saya suka produk Danone, kualitasnya bagus. Terimakasih informasinya sangat bermanfaat untuk bisa mengenali gejala anemia.

    BalasHapus
  4. Kondisi anemia tidak boleh disepelekan karena anemia juga bisa mengakibatkan kematian dan bisa kena ke siapa saja, program Danone ini bagus sekali guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya makanan bergizi termasuk zat besi di dalamnya

    BalasHapus
  5. Soal anak yang sangat pemilih makanan, sampai sekarang masuh betlangsung juga pada Palung. Tidak.mau masakan daging sup atau yang berbunbu, maunya bakso atau nugget.

    Saya jadi sadar bahwa hal itu tidak bisa dibiarkan tetus. Harus berjuang untuk ubah pola makan agar anak tixak alami kekurangan zat besi.

    Baru tahu juga kalau minuman macam kopi, teh, susu, dan cokelat bisa mengalangi pemyetapan zat besi.

    Terima kasih. Semoga Palung bisa ubah pola makannya.

    BalasHapus
  6. Baru tahu susu yang bagus karena mengandung kalsium, ternyata bisa memperlambat penyerapan zat besi. Kurang tepat berarti, ya, gambaran umum sarapan selama ini yang biasanya harus ada susu, terutama bagi anak-anak.

    BalasHapus
  7. Kontribusi nyata dunia usaha terhadap kesehatan masyarakat. Perwujudan Good corporate social responsibility yang patit di dukung bersama.

    BalasHapus
  8. Sebagai orang tua harus memberikan perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak, termasuk kondisi ini. Jangan sampai anak-anak mengalami anemia. Terima kasih sharingnya tentang anemia.

    BalasHapus
  9. Anemia semua orang bisa terkena ya mbak. Intinya harus memperhatikan asupan makanan dan gizi. Perempuan rawan karena mereka menstruasi dan banyak melakukan pekerjaan rumah tangga

    BalasHapus
  10. Tulisannya lengkap sekali Kak... aku kayaknya mengalami ini. Terima kasih banyak ya infonya

    BalasHapus
  11. Brati anak perempuan harus dapat nutrisi lebih ekstra dari anak laki-laki ya kak karena kondisinya demikian aku jd semangat makan makanan sehat

    BalasHapus
  12. Anemia memang tidak bisa diremehkan ya. Dampaknya terhadap tubuh itu lho. Asupan gizi dalam makanan perlu jadi perhatian.

    BalasHapus
  13. Danone adalah sebuah brand luar negeri. Walau begitu kontribusi kepada masyarakat dalam program CSR (Corporate Social Responsibility) sangat luar biasa. Fokus kepada pencegahan stunting anak bersama FKUI salah satu program yang patut diacungi jempol. Semoga makin banyak perusahaan lokal yang meniru program CSR Danone, sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar dapat terjamin.

    BalasHapus
  14. saya baru tahu soal Anemia Defisiensi Besi ini, sungguh bermanfaat ilmunya jadi lebih dan makin aware sama kesehatan tubuh kak pas baca ini

    BalasHapus

Posting Komentar