Fortune Indonesia, Media Bisnis yang Membantu Perempuan Melek Keuangan Lewat Rubrik Business, Finance, dan Tech


Saya tengah membuka Fortune Indonesia-media bisnis yang membahas tentang ekonomi, perbankan, investasi, hingga keuangan-saat melihat bahasan tentang maraknya pinjol ilegal.


Menurut berita yang dirilis pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2021 di laman Majalah Fortune Indonesia, Jokowi  menyampaikan banyaknya masyarakat yang terjerat pinjol dengan bunga tinggi.


Menurutnya hal ini harus  harus disikapi dengan serius. Baik oleh pemerintah, maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


Berita ini tak urung mengingatkan saya pada beragam keluhan yang disampaikan warga masyarakat melalui media sosial terkait pinjol.


Selain bunga yang tinggi, cara menagihnya pun tak manusiawi.


Telat sehari alamat pihak pinjol akan menghubungi nomor-nomor keluarga atau kawan untuk melakukan penagihan.


Bukan saja tak sopan, kata-katanya pun sangat kasar. Si peminjam disebut maling karena telat bayar.


Awalnya saya pikir hal itu takkan terjadi pada saya. Namun, saya salah besar! 


Satu hari sebuah pesan dari nomor tak dikenal muncul di WhatsApp.


Isinya menyatakan si anu, sebut saja Mbak Rus Blekping berutang.


Dia harus segera membayar, sebelum datanya disebar.


Saya sebagai salah satu orang yang terdaftar dalam kontaknya diminta mengingatkan agar dia segera membayar utang.


Tanpa pikir panjang saya memblokir nomor itu dan berpikir secara naif hal itu takkan terjadi lain kali.


Pinjol, mudah di awal, bikin sengsaranya belakangan.

Lagi-lagi saya keliru. Di waktu yang berbeda, seseorang yang asing menelepon saya.


Ia mengatakan kalau Mbak Luna Bukan Maya (sebut saja demikian) berutang pada aplikasi X dan harus membayar secepatnya. 


Karena saya kenal, saya konfirmasi kabar tersebut kepada Luna Bukan Maya. 


Ternyata dia tidak pernah meminjam uang ke aplikasi pinjol.


Lalu bagaimana datanya bisa dimiliki oleh pinjol?


Rupanya secara tak sengaja ia pernah meng-klik aplikasi pinjol yang seliweran di internet sekitar tahun 2019.


Yang terjadi kemudian aplikasi tersebut ter-download dan terinstal di ponselnya.


Dari sanalah data-data pribadinya diambil dan digunakan pinjol untuk menagih utang yang sebenarnya tak ada, meskipun aplikasinya sudah dihapus.


Tak hanya dia yang diteror, keluarga dekat dan kawan-kawannya pun jadi sasaran. 


Hal ini tak hanya membuat stres dan kesal Mbak Luna Bukan Maya, tapi juga merepotkan orang-orang yang mengenalnya. Salah satunya termasuk saya.


Ketika masalah saya kelar, seorang kawan ganti mengalaminya.


Berkali-kali ia dihubungi pihak pinjol karena salah satu kawan kami meminjam ke sana.


Tidak hanya makian kasar dan tak sopan, kali ini foto selfi si peminjam bersama KTP-nya (Kartu Tanda Pengenal) disebarluaskan.


3 Sebab Seseorang Terjebak Aplikasi Pinjaman Online




Maraknya warga masyarakat yang terjerat aplikasi pinjol tak urung membuat kita bertanya ,"Apa gerangan penyebabnya?"


Berikut ini tiga sebab seseorang terjebak aplikasi pinjaman online:


  1. Kepepet


Situasi ekonomi yang sulit di masa pandemi  seperti sekarang tak urung memaksa orang-orang menggunakan segala cara untuk bertahan.


Salah satunya dengan berutang pada aplikasi  pinjaman online.


Ada dua hal yang mendorong mereka untuk meminjam uang pada pinjol:

  1. Kemudahan syarat untuk meminjam uang ketimbang bank-bank konvensional


Cukup menyodorkan foto KTP dan mengisi data yang diperlukan, sudah bisa meminjam.


Tak perlu ada survei dan prosedur lain yang merepotkan. 


  1. Dana cepat cair


Tak perlu menunggu lama, dana yang dibutuhkan cair segera.


Hal ini tak mungkin terjadi jika meminjam pada bank-bank konvensional.


  1. Rendahnya literasi keuangan


Kurangnya pengetahuan tentang cara mengelola keuangan, perlindungan data pribadi, serta penggunaan aplikasi pinjaman online secara bijak bisa menjadi bumerang. 


Dampaknya mereka mudah terjerat aplikasi pinjol ilegal dan akhirnya sulit berkelit jika sudah kecemplung di dalamnya.

 

  1. Terjebak liciknya cara pinjol menggaet nasabah


Cara yang umum bagi pinjol untuk mencari nasabah adalah membagikan pesan melalui SMS dan WhatsApp.


Biasanya berkedok koperasi simpan pinjam yang menawarkan bantuan dana untuk modal usaha.


Namun belakangan pinjol menempuh cara lain untuk mencari nasabah seperti berikut ini:


  1. Berpura-pura jadi customer yang hendak membeli barang pada penjual online


Peristiwa ini dialami oleh kawan ipar saya yang menjalankan bisnis online shop.


Dengan menyaru sebagai customer yang akan membeli barang, pinjol meminta nomor rekening sang penjual online


Lalu mengirim sejumlah uang melalui rekening tersebut tanpa konfirmasi.


Setelah itu bisa ditebak drama apa yang pihak pinjol mainkan.


Mereka akan menggertak, memaksa, hingga meneror sang penerima dana.


  1. Pinjam ke satu aplikasi, tapi beranak pinak jadi  banyak aplikasi


Resminya peminjam hanya masuk satu aplikasi pinjol, kenyatannya begitu menjadi nasabah ia sudah terdaftar di banyak aplikasi.


Seperti yang diceritakan adik ipar saya waktu kami ngobrol soal jahatnya pinjol.


Ada orang yang awalnya meminjam uang dari satu aplikasi pinjol, namun begitu masuk ada 8 aplikasi yang mencairkan dana tanpa persetujuan sang peminjam.


Akibatnya utang sang peminjam pun membengkak karena penipuan yang dilakukan oleh pinjol.

 

Fortune Indonesia

Membantu Perempuan Melek Masalah Keuangan


Dilansir dari Majalah Fortune Indonesia Senin, 11 Oktober 2021, Wahyu Kustiningsih seorang dosen Sosiologi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan bahwa kelompok yang rentan terjerat pinjaman online adalah perempuan. 


Untuk menanggulanginya perempuan harus melek literasi keuangan, utamanya mengenai Fintech (Financial Technology) pinjaman online yang kini marak.


Banyak sumber yang bisa digunakan di era digital ini.


Salah satunya dengan membaca artikel-artikel terkait di laman Majalah Fortune Indonesia.


Tinggal ketikkan kata kunci pinjol atau pinjaman online di kolom pencarian, kita akan disuguhi informasi penting mengenai aplikasi pinjol.


Dari tips aman berutang pada aplikasi pinjol, cara membedakan pinjol legal dan ilegal, daftar aplikasi pinjol yang legal, petunjuk praktis agar tak terjebak pinjol ilegal, hingga langkah yang harus dilakukan jika ingin mengadukan pinjol ilegal tersedia di sana.


Informasi seperti inilah yang dibutuhkan oleh kaum perempuan agar lebih berhati-hati sebelum memutuskan untuk meminjam dana dari aplikasi pinjol.


Jika tidak, bukan saja data pribadi yang dicuri. Namun,  juga tertekan secara mental karena harus membayar utang dengan bunga tinggi disertai intimidasi.


Masalahnya tidak semua perempuan bisa mengakses internet untuk  mendapatkan pengetahuan semacam itu secara langsung.





Tak masalah. Jika satu saja  perempuan membaca artikel di laman Fortune, ia bisa menjadi agen untuk menyelamatkan perempuan lain agar tak terjebak lingkaran pinjol yang menyesatkan.


Ia bisa berbagi secara langsung kepada tetangga, teman, dan saudara apa yang diketahuinya tentang Fintech pinjaman online dari laman Fortune secara gethok tular  (dari mulut ke mulut).


Entah lewat arisan, pengajian, atau saat kumpul-kumpul santai sambil berbelanja pada pada wlijo (penjual sayur).


Jika sepuluh orang saja menerima dan menularkan pada sepuluh orang lainnya dan demikian seterusnya, maka akan banyak perempuan melek masalah keuangan.  


Terutama bagaimana meminjam dana di era digital.


Pada akhirnya mereka akan mengerti, sebelum meminjam harus memahami tentang  legal serta logisnya aplikasi pinjaman online yang memberikan bantuan modal.


Legal dalam artian terdaftar dan mendapat ijin resmi dari OJK. 


Sementara logis berkaitan dengan skema peminjaman yang diterapkan oleh aplikasi pinjol tersebut.


Di samping itu, ada hal yang tak kalah penting sebagai bagian dari literasi keuangan, yaitu cara mengelola keuangan.


Tinggal mengetik kata kunci cara mengelola keuangan, kita bisa memperoleh informasi penting terkait hal itu.


Seperti tips bebas utang konsumtif serta cara mengatur keuangan yang efektif.


Bagi mereka yang ingin usaha, artikel "Mencari Ide Bisnis dari Sekitar Kita" yang tertera di rubrik bisnis ini bisa dijadikan referensi.


Dengan demikian kaum perempuan memahami bahwa untuk memulai usaha diperlukan pengenalan terhadap potensi diri, kebutuhan masyarakat, hingga riset.


Apa dampaknya jika keuangan berhasil dikelola dengan baik?


Tentu saja, masyarakat tak perlu lagi meminjam dana dari aplikasi peminjam online yang acap menyengsarakan.


Di sinilah secara tidak langsung Fortune Indonesia berperan

membantu perempuan melek literasi keuangan lewat rubrik bisnis (Business), keuangan (Finance), dan teknologinya (Tech).***





Sumber gambar

Pexels/Moose Photos

https://www.pexels.com/photo/women-s-white-button-up-long-sleeved-shirt-1037914/


Pexels/Andrea Piacquadio

https://www.pexels.com/photo/man-in-red-crew-neck-shirt-holding-silver-iphone-6-3907837/



Pexels/Andrea Piacquadio

https://www.pexels.com/photo/woman-sitting-while-using-cellphone-3768128/


Pexels/Liza Summer

https://www.pexels.com/photo/disappointed-black-woman-crying-and-touching-head-6382720/


Pexels/Karolina Grabowska

https://www.pexels.com/photo/person-holding-fan-of-us-dollar-bills-4968655/


Pexels/Anna Shvets

https://www.pexels.com/photo/elderly-happy-women-browsing-internet-while-searching-for-information-5257346/


Pexels/Karolina Grabowska

https://www.pexels.com/photo/person-counting-cash-money-4475524/


Pexels/Andrea Piacquadio

https://www.pexels.com/photo/photo-of-woman-standing-on-sunflower-field-3756168/


Sumber artikel:

https://www.idntimes.com/business/economy/amp/amelia-rosary/idn-media-hadirkan-majalah-bisnis-global-ke-indonesia-buat-apa



https://www.fortuneidn.com/




Komentar

  1. ngeri banget ya denagn pinjol ini, apalagi yang ilegal bener2 mencekik leher

    BalasHapus
  2. Wah baguslah ada Majalah Fortune yang mau mengedukasi masyarakat. Beneran, ngeri dengan sms pinjol-pinjol ini. Kalau lagi gelap mata kan nambah utang terus terusan. Semoga rezeki kita dicukupkan tanpa berhutang.

    BalasHapus
  3. Bener sekali wanita jaman sekarang tuh harus melek literasi keuangan. Jangan-jangan ujung-ujungnya jadi korban dari masalah keuangan itu sendiri

    BalasHapus
  4. Lagi happening banget ya Mbak pinjol ini, sampai ada yang nekat bunuh diri karena gak tahan ditagih debt collector terus. Penting nih masyarakat tahu dan update wawasan tentang pinjol biar tidak mudah tergoda

    BalasHapus
  5. Meresahkan banget pinjol ilegal ini..heu

    BalasHapus
  6. Good info kak! Jd lebih banyak tau ttg bahaya pinjol ilegal dan pentingnya literasi keuangan buat kaum emak.

    BalasHapus
  7. Betul bangett perempuan harus melek informasi biar tidak mudah di tipu

    BalasHapus
  8. Ngeri ya cara-cara curang yang dilakukan pinjol, semoga terhindar dari berhutang.

    BalasHapus
  9. Nice info ka.. kita harus pintar memilih dan memilah soal pinjol..

    BalasHapus
  10. Itu yg terjebak di 1 pinkol, tapi ternyata ada pinjol2 lain yg juga mencairkan dananya ke orang tersebut, terjadi juga Ama temen suami di kantor mba. Tapi salahnya, si teman ini malah mikirnya, 'ya udah pake aja, mumpung di transfer' -_- . Akhir ya makin bengkak dan case nya sampe di bawa ke HRD kantor mereka Krn debcoll nya makin berani.

    Memang licik bangetttt cara2 mereka ya. Sampe pura2 jadi customer dan minta rek :(.

    Memang sih wanita tetep harus update Ama berita1 keuangan, ekonomi, dan topik yg sedang panas di dalam negeri. Kalo ga, bisa gaptek ttg cara2 licik pinjol ini misalnya. :(

    BalasHapus
  11. Saya juga baru tahu adanya website daring ini. Ternyata media mainstream yang elegan, ya. Tidak Clickbait juga. Baguslah.. aman dari hoaks..

    BalasHapus
  12. Aku juga baca Fortune Indonesia, Mbak. Kalau nggak update tentang perkembangan dunia keuangan, kita bisa jadi incaran praktik-praktik ilegal macam pinjol ini, ya. Peringatan juga buat diri sendiri agar lebih rajin baca berita.

    BalasHapus
  13. jadi ingat berapa waktu lalu, Tanteku juga tiba-tiba ditelpon pinjol, katanya temannya di Jakarta berhutang 2juta, padahal si Teman itu tidak pernah meminjam, bahkan bisa dibilang sih temannya itu orang berada dan mustahil minjam duit apalagi cuma sejumlah itu, pada pinjol pula.
    kebetulan juga beberapa hari sebelum terima telpon itu Tante sempat lihat kalau temannya woro-woro bahwa nomornya telah digunakan orang tak bertanggung jawab.

    Benar nih Kak, kalau semakin banyak perempuan yang melek info berguna seperti ini dan disebarkan ke orang lain di sekitarnya/komunitasnya makin semakin banyak orang akan terbantu untuk berjaga-jaga.
    saya juga belakangan suka baca info di Fortune Indonesia ini, apalagi kategorinya banyak dan menarik semua.

    BalasHapus
  14. Jahat banget ya yang pakai tipu mkuslihat seperti berpura-pura jadi customer yang hendak membeli barang pada penjual online dan dari satu aplikasi kok ya bisa beranak lagi ... ckckck. Saya baru dengar 2 modus ini, Mbak. Semoga dengan selalu belajar, kita semua jadi bisa memproteksi diri dan terhindar dari kejahatan pinjol ya.

    BalasHapus
  15. Cerita tentang pinjol makin lama makin ngeriii...dan korbannya ada di circle yg kita kenal huhuu...beneran deh kita harus mau banyak baca untuk nambah wawasan seputar finansial. Thanks mba udh sharing pengalamannya.

    BalasHapus
  16. Setuju banget... perempuan juga kudu melek tentang keuangan. Karena memang sebagai istri, kita tuh harus memahami itu, agar sistem keuangan keluarga lancar. Dengan terus menambah wawasan dan informasi tenang keuangan, setidaknya kita tidak akan mudah tertipu.

    BalasHapus
  17. Harus hati-hati dengan kemudahan yang didukung teknologi harus cari informasi dulu sebelum terjerumus ke masalah seberat terjebak pinjol.

    BalasHapus
  18. Iya nih kasus pinjol merajarlea, karena mudahnya mendapatkan pinjaman banyak masyarakat tergiur padahal bisa menjerat ya.
    Lewat majalah fortune kita bisa belajar bagaimana tentang aplikasi pinjaman online

    BalasHapus
  19. Modusnya bisa gitu bnget yaak. Meresahkan bangett.
    Aku sendiri jg hati2 banget kalo sama aplikasi sekarang mba.
    Btw kalau ada fortune gini kan kita banyak yg teredukasi ya

    BalasHapus

Posting Komentar