gambar diambil dari sini
Apakah kau masih sendirian? Sementara adikmu sudah dilamar
orang? Dan pernikahannya harus ditunda karena kau belum punya calon untuk
diajak ke pelaminan?
Hm, maka duduk manislah dan dengar ceritaku. Siapa tahu ini
bisa jadi pertimbangan bagimu...
Sekitar tiga tahun lalu, Wendy, adikku mengatakan ingin
melamar seseorang. Kedua orang tuaku tidak melarang, tetapi ada satu syarat
yang ia harus pikirkan. Tidak apa-apa melamar anak orang, tapi soal menikah harus
menunggu aku yang saat itu belum kedengaran punya gandengan *truuk kaleee.
Hal semacam itu wajar di kalangan kami, yang lahir dan besar
di Jawa. Tahu sendiri kan, bahwa di dalam suku kami ada kepercayaan untuk tidak
menikah sebelum kakak tertua menikah alias melangkahinya. Entah apa alasannya,
tetapi ada satu dua yang berkata kalau kakak yang dilangkahi adiknya akan sulit
jodohnya. Benarkah demikian? Itu yang aku tak paham.
Selaku kakak aku berpikir, bodoh bila adikku harus batal
nikah karena menunggu aku. Itu nggak fair namanya. Selain nggak fair, aku sudah
jelas berdosa karena menghalangi niat baiknya. Lha iya, aku ini sudah banyak
dosa masa masih nambahin dosa lagi sih? Gila man!
Terus semisal nih aku diburu-buru untuk menemukan seseorang
buat diajak ngejogrog jadi ratu dan raja sehari di pelaminan, Siapa kira-kira
yang harus aku tabrak untuk menjadi pasangan? Masa narik orang dari jalanan
sih? Ogah juga kalau gitu. Dalam hematku, jodoh itu harusnya datang tanpa
paksaan, bukan karena didorong keadaan
yang mengharuskan aku “nabrak” sembarang orang buat jadi pasangan hidup. Dia
harus paham jeleknya aku, agar ia bisa menimbang ini orang cocok nggak hidup
dengan aku atau tidak *cuit, cuiiiit!
Pada akhirnya aku menghadap ibu untuk membicarakannya. Aku
katakan terus terang, bahwa aku tidak setuju jika niat baik adik aku harus
tertunda. Dalam syarat syahnya nikah tidak ada lho syarat menunggu aku
(kakaknya) menikah dulu (psst, tentu saja bahasanya nggak gitu J). Aku katakan bahwa
bisa jadi ini malah menimbulkan dosa. Siapa tahu mereka nekat dan kawin lari
(meski aku yakin ini takkan terjadi, Wendy meski terlihat slank tapi dia
menghargai orang tua). Kalau sudah begini yang repot kita juga nanti.
Ibu aku terdiam. Sepertinya mencerna apa yang aku katakan. Aku
menambahkan lagi dengan pertanyaan apakah ibu punya ketakutan bahwa setelah
dilangkahi Wendy aku akan sulit mendapat jodoh? Siapa tahu ibu terpengaruh oleh
kepercayaan itu. Ibu menjawab tidak. Dalam kalimatnya aku bisa membaca, bukan
itu yang dikhawatirkannya. Tetapi lebih kepada tidak tega dan menjaga
perasaanku.
Wah, padahal aku tidak merasa apa-apa. Bahkan ketika
akhirnya pernikahan terjadi aku nggak minta pelangkah apapun. Memang sih adikku
memberikannya— berupa baju, sandal cantik, dan seperangkat kosmetik, tapi yang jelas aku tidak pernah memintanya.
Ketika semua orang berkata, betapa hancurnya hati kakak yang
ditinggal menikah oleh adiknya. Alhamdulillah
aku tidak mengalami itu. Kalau ditanya kenapa, kurasa karena secara psikologis
aku bahagia. Aku tidak merasakan tekanan apapun yang membuatku jadi senewen.
Memang ada aja sih yang secara sporadis nanyain kapan menikah dan menasehatiku
perkara itu, tapi karena aku ini tergolong cuek beibeh aku hanya senyam-senyum
saja. Tak merasa tersindir atau gimana *mungkin karena aku dong-dong juga, jadi
nggak ngeh kalau disindir hahahaha.
Maka jika kamu mengalaminya, aku takkan menyuruhmu melakukan
hal yang sama. Tapi setidaknya sebelum mengambil keputusan mari berpikir
panjang, apa efeknya di masa depan. Kalau kita menghalanginya apa iya kita
bahagia. Bisa jadi malah membuat hubungan antar saudara jadi runyam. Kita lahir
lebih dulu pasti ada maknanya, bukan untuk mencari enak atau menang sebagai
saudara tua. Tapi juga mengayomi dan memberi contoh baik. Jika tak bisa
mengayomi dan menjadi contoh baik, setidaknya lakukan hal positif. Contohnya
mendukung ia dan niat baiknya.
Jika masih bimbang, coba selami perasaannya. Sekali saja
berpikir menjadi dia. Apa yang kau rasakan bila berada di posisinya? Hendak
menikah tapi terhalang status jomblo kakaknya? Nggak enak kan? Nah bila begitu mengapa tak merestuinya?
Siapa tahu dengan membantu saudaramu
muluslah cita-cita dan impianmu.
Hug, hug for you.
salut dengan mbak, cerita yang sangat inspiratif.. :)
BalasHapussemoga kakak segera menyusul si adik naik ke pelaminan..aamiin..
makasih banget Mbak Ajeng,
Hapusmakasih untuk komen dan doanya lho *hugs
pelajaran buat sya sbgai adik, haha, niat ngelangkahi atasan
BalasHapushahahahahaha, celamat ya. Semoga lancar ye
Hapussalut sama mba afin. *hug*
BalasHapuskalo di jawa memang masih ada kebiasaan seperti itu ya, mba. pamali katanya. tp di keluarga ibuku ada yang begitu, ga masalah sebenarnya, asalkan dikomunikasikan dengan baik di intern keluarga. biar ga jadi ganjalan suatu saat. :)
iya, La. Dikomunikasikan dengan baik. Ya namanya adat, emang agak susah. Untungnya meski jawa, umumnya di tempatku sudah tidak terlalu saklek ngugemi aturannya
HapusAdik perempuan saya pun menikah lebih dulu pada bulan 3 2012. Orang2 memandang saya dgn pandangan yg sulit dijelaskan sedangkan saya sendiri sibuk mengurus pernikahan mereka. Saya malah menikmati punya adik baru dan keluarga baru.. dan Saya yakin kok, jodoh rizq dan mati itu sudah diatur, dan Yang Mengatur pasti ga salah.. kita hanya perlu berbaik sangka karena Beliau sesuai prasangka hambaNya. :)
BalasHapusWah, bener banget itu mbak Arundati. Kitanya nggak apa-apa. Orang-orang yagn kadang merasa kasihan. Hahahaha.
HapusInspiratif Ceritanya heheheheeee
BalasHapusSabar bak jodoh nggak kemana,
Sabar & berusaha,,
Moga pean cepet nemuin sang pangerannya :) Amin.
Waduh, makasih banget doanya *nunduk
HapusALLAH sdh menyiapKan jodoh bg tiap umatNx.. Hanx mslh waktu.. Klo bkn skrg, itu pasti krn ALLAH sdg memPersiapKanNx jd pendamping yg layak, unt wanita yg seSpecial anda..
BalasHapusTerima kasih doa dan komentarnya. Amiin
Hapussepakat sekali, saya juga mengalami hal ini. adik sudah punya calon, tapi kakaknya masih lantang luntung sendirian, hehe...
BalasHapushahahaha, masa sih? Wah tenang aja, kata Afgan Jodoh pasti bertemu
Hapussaya salut sama mbak afin, aku juga pernah mengalami hal yang sama namun keputusan yg berbeda, dengan alasan yang logis tentunya alhamdulillah mudah2an itu keputusan yg tepat karena ternyata pasangan adik ku ga baik.
BalasHapusAh, iya Mbak Dewi. Semoga adik Mbak Dew menemukan yang lebih baik. Mbak Dew juga, eh atau malah sudah?
Hapussudah apa nih?? ehmmm
Hapussudah menemukan gandengan *berasa truk gak sih haha
Hapushampir aja pecah telor..tapi Alloh berkehendak lain :D belum saatnya mungkin
HapusHebat deh Mbak Afin
BalasHapusSemoga segera bertemu jodoh ya Mbak. Aamiin.
Amiin mbak Esti, hebat mah enggak. Tapi kok rasanya saya salah aja kalo ngikutin adat itu, entah kenapa. Apa saya yang aneh ya *krik, kriik
Hapuskebetulan tetangga saya nih yang mengalami, dia kakak dari beberapa adik yang sudah menikah duluan, sedangkan dia belum dan setiap akan dilamar pasti ada aja halangannya dan nggak jadi menikah. Hm Allah yang tau ya :D
BalasHapusbenar cuma Allah yg tau. Memang gak dipungkiri mengesalkan atau nyesek buat tetangga sampeyan. Apalagi kalau dihubungkan dng nasib sial segala. Bikin frustasi
HapusMbak, kalo boleh tau, setelah menikah adik mbak tinggal sama siapa? Kalo saya, karena adik masih belum mapan dan telah menghamili diluar nikah, akhirnya mau dinikahkan dan setelah itu tinggal sama ortu dan saya selaku kakak perempuan satu2nya ( kami hanya 2 bersaudara)..Saya khawatir sekali akan pandangan tetangga dan saudara, sebelumnya aja mereka uda memandangi saya dgn begitu apalagi nanti adik saya menikah dan ngadain pesta dirumah.. Dan pacar adik saya adalah anak yg belum cukup umur, sedangkan saya adalah seorang wanita dewasa yg sudah saatnya menikah akan tetapi masih belum menjalin hub dgn siapapun..Alangkah baiknya jika saya bisa memiliki sifat cuek bebek seperti mbak tanpa harus mikirin kata2 org lain..Boleh minta sarannya mbak?
BalasHapusWaduh, mohon maaf, baru tahu ada yang komen lagi barusan.
HapusKalau adik saya tinggal di luar pulau, kebetulan dia kerja disana.
Jeng CAntik, kalau sampeyan mendengarkan apa kata orang apakah ada bagusnya? Sampeuan justru yang sedih. Sudah jangan terlalu dipikirkan.
Memang nanti akan ada orang yang nyinyir tetnang sampeyan dan adik anda, tetapi kenapa dipusingkan sekarang?Sampeyan tidak meminta makan dari mereka kan?
Kalaupun adik anda dan pcarnya berbuat salah, bukan urusan mereka. Ini urusan anda dan keluarga anda. Semangat ya, saya doakan sampeyan justru bisa menjadi cahaya bagi keluarga sampeyan. Salam hangat
Hm...
BalasHapusceritanya sm persis dgn yang sy alami skrng.
belum ada perkataan yg serius dr kakak sy.. :(
Mas Asep, semoga kakak anda segera memberi kepastian ya. Sehingga samepyan bisa menggenapkan separuh dien sampeyan. Semangat terus, jangan pupus harapan.
Hapusbarokallah
Kl aku tinngal nunggu waktu buat dilangkah,,, 3 bulan lg kayaknya.
BalasHapusTentunya aku ikut bahagia untuk kebahagian adik perempuan ku yg berjarak 1,5 tahun dg ku itu.
Yg buat sedih ketika adikku n teman2 yg lain lg tertawa bahagia membicarakan hari itu adalah ketika mereka tiba2 serentak diam hanya karna kehadiranku. Bahkan teman2 lain sudah lebih dulu tau dr pd aku. Niat nya baik, mungkin buat jaga perasaan ku...
Jadi bener2 ngerasa penghalang kebahagiannya, sedih & galau jadiny...
Tp setelah baca be2rapa artikel n tulisan mbak ini, fikiran aku jadi lebih kebuka... insyaallah ikhlas dilangkah.
Aq jg gak mau minta pelangkah apapun karna gak perlu ada yg diganti rugi... (padahal dulu kl lg becanda bareng temen2 dah niat mau ngancem minta pelangkah rumah beserta isinya).
alhamdulillah, saya senang mendengarnya. Saya justru mengacungkan jempol untuk mbak Ayu, apa yang sampean lakukan itu sudah benar.
HapusWajar saja, namanya orang Indonesia. Penuh tata krama, jadi kalau mendadak ada yang diam saat membicarakan pernikahan adik waktu ada anda untuk jaga perasaan bisa dimaklumi.
Ikhlas itu lebih baik, hati jadi ringan dan tidak terbeban. Salam sayang dari kejauhan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSangat inspiratif, kebetulan sekarang ini saya jdi korban tradisi jahiliah tsb. Dan smpe skrng sya masih dilarang menikah oleh keluarga. Padahal calon dan modal nikah sudah ada.
BalasHapusSeandainya kakak perempuan seperti cerita di atas
terus yakin saja Mas Elan, insyaallah tujuan Mas tercapai...Semangat!
Hapusmalah aku sedih , aku sebagai wanita yg berumur 20 ke atas pingin segera menikah , tapi pacar tidak mau menglakahi kakak laki lakinya aku harus menunggu entah berapa lama :( sedangkah hati terus meminta untuk segera d halalkan aku sebagai perempuan bisa apa selain menunggu
BalasHapus