FOOD PHOTOGRAPHY AMATIRAN : BERSENANG-SENANG DALAM KETERBATASAN




Saya bukan pakar foto makanan. Saya hanya bersenang-senang. Semua dimulai ketika adik saya meminjami saya kamera poketnya—kamera Sony W 520 (kakak macam apa kamera saja dipinjami adiknya ahaha). Semula saya memotret apa saja. Sampai akhirnya saya belajar bahwa kamera saku mempunya keterbatasan. Kamera ini hanya bagus memotret dalam jarak satu meteran. Lebih dari itu kurang mantap
Akhirnya saya beralih fokus memotret yang kecil-kecil dan berjarak dekat. Embun, rumput, kupu, kepik, belalang, buah,  sampai makanan olahan Bapak saya. Seringkali saat Bapak memasak saya mengabadikannya. Dari situ saya jadi suka memotret makanan. 

Seperti yang saya ungkap dalam tulisan Si Dodol Belajar Fotografi, ya begitulah saya belajar. Dodol, konyol, banyak trial and error. Sampai sekarang. Meski pernah memenangkan lomba Food Photography-nya Blogfam, bukan berarti saya itu jagoan. Kalau ditanya kenapa menang saya akan....jeng, jeng...garuk-garuk jidat. Mungkin saya hanya luck.



TAK  PUSING SOAL GEAR, TEKNIK, DAN SEBAGAINYA
Orang bilang gear, teknik, properti, dan entah apalagi itu penting. Saya abaikan semua itu dari awal. Gear itu penting, teknik juga penting. Tapi kalau nunggu semua itu ada di tangan saya, kapan saya mulai? Keburu
momen-nya kelewat semua. Saya berpikir, mari lakukan saja. Belajar sambil jalan kan bisa.
Tapi itu berlaku untuk kasus saya lho. Tahu sendiri wong saya ndak gableg gini, hihi...


BELAJAR DARI GAMBAR DAN BACA INTERNET
Saya nggak mampu membeli buku fotografi (apalagi kursus fotografi). Kalaupun saya punya uang, tetap saja bukunya terasa mahal. Ketimbang beli buku, kenapa nggak manfaatin internet saja. Saya suka mengamati hasil jepretan food photographer terkenal. Belajar tips-tips dari mereka. Meski dalam kenyataan banyak yang tak bisa saya aplikasikan karena keterbatasan peralatan dan kemampuan mencerna ilmu itu.

Saya maju terus aja. Saya mikirnya sederhana, kalau saya nggak punya semua yang mereka punya, saya harus memaksimalkan apa yang ada. Having fun sajalah. Jadi keterbatasan bukanlah beban

APA YANG HARUS DILAKUKAN SAAT MEMOTRET MAKANAN?
Karena saya bukan pakar, maka saya bagikan tips sesuai kemampuan. Sembilan tips memotret makanan ala amatiran :
1.      Usahakan memotret siang hari
Itu pesan dari berbagai fotografer yang tips-nya saya baca. Meski begitu jangan memotret di bawah sinar matahari langsung, tetapi gunakan saja cahaya dari tepi jendela. Kenapa emangnya? Yah selain alasan cahaya sinar matahari langsung nggak bagus untuk gambar, kitanya juga kepanasan. Masa mau motret aja payungan? Aih, bisa-bisa gak jadi motret karena sibuk payungan.

saya sering motret di depan jendela ini. Memang kurang tepat, karena jendelanya masih ada peneduhnya
 Kalau motret malam hari gimana?
Boleh saja. Asal bisa memastikan lampu blitz tidak mengenai obyeknya langsung. Kalau tidak hasilnya nggak asyik, gambar jadi terlalu terang. Jauh dari kesan alami.
Cuma kalau kameranya sama kayak punya saya, kamera poket, mending hindari motret malam hari deh. Saya udah pernah dan hasilnya kayak lirik lagu dangdut “Nyolok mata nyolok” yang dinyanyiin duo Racun kalau nggak salah.

Tuh kan? Nyolok mata!
 
2.      Gunakan mode makro
Set kamera dalam mode makro. Mode makro biasanya disimbolkan dengan gambar bunga. Dengan mode makro maka obyek yang kita fokuskan akan tajam sementara bagian belakangnya (backgroundnya) kabur.
Untuk Sony DSC-W520 mode makro muncul dengan sendirinya ketika lensa dekat dengan obyeknya. Atau bisa juga menggunakan mode khusus makanan yang simbolnya sendok garpu (khusus Sony DSC-W520, yang lain aye nggak tahu).
By the way, karena saya belum pandai mengatur white balance, dst, saya serahkan semuanya pada moder pintar hihi...
Kenapa sih harus pakai mode makro?
Karena dengan mode makro,  tekstur dan detil dari obyek foto akan terlihat lebih baik. Ini bisa bikin makanan jadi lebih menarik!

3.      Properti Sederhana
Bagus sih kalau punya properti keren, semisal piring, mangkuk, atau wadah lain dari porselen. Kalau nggak punya kayak saya gimana? Sementara mau beli aiih harganya boo...mahal!
Saya pakai properti sederhana—satu buah piring melamin besar warna putih dan satu piring beling warna putih. Untuk mangkuk, karena nggak menemukan mangkuk yang pas, saya akali saja dengan menggunakan cangkir teh. Gimana, seru kan?

tak ada rotan akar pun jadi, hihihi
Oh ya, memangnya kalau pakai melamin nggak kelihatan ya di kamera? Nggak tuh.  Nggak kelihatan bedanya sama piring  porselen kok di kamera.  
Eh, tapi jangan menyepelekan properti sederhana ya? Meski sederhana, warnanya putih pula, bisa membuat makanan jadi bintangnya.
Kenapa? Sebab warna putih nan itu bisa menonjolkan si makanan tanpa mengacaukan tampilan visualnya. Apa sih orang-orang bilang? Oh ya, distract!

4.      Background
Banyak pilihan soal background. Tapi saya pakai background yang sederhana dan kontras dengan warna piring dan makanan. Bukan apa-apa, saya memang tak punya banyak pilihan soal background hahaha.
 
saya biasa memotret di tempat sekecil ini, di cuaca yang cerah, tanpa mendung
Background andalan saya adalah meja kayu warna gelap dan meja mesin jahit yang  kayunya warna gelap juga,  lainnya tidak ada. Dan justru background semacam itu membantu menonjolkan obyek yang saya bidik hehe...



5.      Style, style
Jelas kita memang bukan food stylish, tapi boleh dong bikin masakan kita jadi enak dipandang mata. Semangkuk mie instan akan jauh lebih menarik bila ditemani potongan telur rebus, sayur, cabai rawit iris, dan wortel. 

yummm!
Tomat akan terlihat lebih segar dengan titik-titik air. Semprotkan atau percikkan saja sedikit air agar terlihat fresh. Lebih bagus lagi sih kalau ada tangkainya, jadi berasa kayak baru metik


6.      Jangan Terlalu Matang
Khusus untuk keperluan foto, terutama sayuran,  tampilkan saat sayuran  saat belum terlalu matang. Nanti setelah kelar foto-foto, silakan dimasak lagi. Saya sering melakukan kesalahan. Saya memotret sayur yang masak benar. Padahal sayuran yang ledeh alias terlalu matang tidak menarik di kamera.

apa menariknya sayuran yang layu?
 
7.      Dari Berbagai Sisi
Ambil gambar dari berbagai sisi, jangan hanya dari satu sisi. Sisi kiri, kanan, atas, sudut 450.  Bebas saja. 



8.      Edit Foto
Terkadang koreksi diperlukan untuk mendapat tampilan gambar yang diinginkan. Mungkin warnanya, cahayanya. Bahkan jika perlu, lakukan pemotongan agar gambar lebih menonjol.

ini contoh gampangnya, sebelum di crop perhatian pemirsa akan terpecah kemana-mana, bukan ke makanannya
 Pakai software apa? Software apa aja. Kalau saya sih pakai photoscape, karena software ini nurut saya mudah dipelajari. Untuk sekedar menajamkan warna, kasih efek-efek terentu, cukup deh. Walau begitu diusahakan dari sananya udah kece jadi nggak terlalu banyak di edit dengan software.

9.      Jepret lebih dari sekali
Kenapa? Emang penting?
Penting pake banget. Sebab dengan begitu kita jadi banyak pilihan. Kalau gambarnya dikit dan jelek semua wah apa kabar? Meski sering juga ngalami setelah jeprat-jepret, eh ternyata hasilnya jelek juga *krik, krik. Yah tapi setidaknya dari yang terjelek cari yang terbagus dah.
Terus berapa gambar yang harus diambil?
Biasanya saya antara 10-15 gambar atau lebih.



Nah, teman-teman itu tadi sharing Food Photography Amatiran : Bersenang-Senang Dalam Keterbatasan”. Semoga  tips fotografi amatiran diatas  bisa  encourage kalian  untuk  bersenang-senang dengan si kamera poket digital. Bebaskan diri kalian, tak perlu terbeban dengan gear minim. Kalaupun ada yang bilang hasil jepretan kita masih jelek, ya biar. Kita memang harus banyak belajar memaksimalkan peralatan.
Yang penting lakukan terus-menerus. Kata orang-orang hebat satu hal yang dilakukan terus-menerus akan mengasah insting dan kemampuan.
Semangat!

Komentar

  1. wah seru nih tipsnya mak..bisa dipraktekkan
    thanks for sharing ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama Mbak Indah Primadona, mari kita gokil berjamaah!

      Hapus
  2. Beberapa tips sudah sering saya praktekkan Mak...
    Dan memang coba-coba sih,ampe dapet yg bagus gambarnya
    hehehehe...
    Salam kenal Mak...:-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, iya Mbak Putri, emang coba-coba itu adalah kuncinya.
      Saya apalagi, setiap kali trial isinya error mulu.
      Salam kenal juga

      Hapus
  3. iya, beberapa tips yang ditulis, udah dipraktikan. Jepret puluhan kali tapi yang tayang cuma satu gambar aja, hihihihi... :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahahah, iya....sampe kringetan euy! Begitu dilihat, yah yang keren cuma atu. Mending atu kalo nggak ada blas?

      Hapus
  4. Saya banget tuh mak tipsnya... Hehhe... Sesama amatiran.
    Walaupun saya juga pernah baca dari ahli food photography, "its not all about makro".
    Jadi tidak harus semua disuguhkan dalam bentuk makro. Tapi itu tadi mak, menikmati saja keterbatasan yang ada. Hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. alo Mbak Sri Muliana,
      iya yang penting ayo jepreet.

      Hapus
  5. wah, keren nih, nggak perlu nunggu punya kamera mahal baru motret ya, mbak.. minjem juga bisa ^^
    Makasih sudah berbagi ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, Mbak Waya...itu namanya memanfaatkan yang ada.
      ADa yang kasih pinjem hajar aja hahaha

      Hapus
  6. Balasan
    1. bisa, mbak Kania. Hape-hape baru sudah dilengkapi fitur yang canggih.
      Tapi sayang kurang paham, soalnya hape saya jadul

      Hapus
  7. aku pake hp jepret2nya mbak,untuk properti saya pilih seadanya,g harus beli hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak hana, manfaatin aja apa yang ada. Bahkan pernah tuh properti saya tuh ada yang tampilannya jelek, kayak retak gitu. Ya terpaksa putar si mangkok, cari sudut yang kece

      Hapus
  8. waah boleh juga nih tips2nya untuk yg suka motrat motret sendiri kayak saya. Thanks for sharing mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama Mbak Ophi. Saya juga mkasih udah mampir kemari

      Hapus
  9. Terima kasih, ilmunya, salam jepret ya Mak

    BalasHapus
  10. aku harus mempraktekkan jepret lebih dari sekali nih. Asuh itu manggisnya menggoda banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai mbak Lidya, waduh sayang manggisnya hanya di foto. Coba kalo enggak ya? hhihi

      Hapus
  11. Mak, kalo nggak punya background keren, bisa pake talenan atau putih polos aja, jadinya keren juga kok...

    BalasHapus
    Balasan
    1. WAh makasih tambahannnya MBak Junita. Bener juga ya

      Hapus
  12. Ada beberapa hal yang sudah dilakukan, dan ada beberapa hal yang belum dilakukan karena kadang ribet sendiri kalau mau potret. Dan ya, betul banget semua tips ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aih, makasih Mbak Ria udah baca sharing ini.
      Sharing tukang jepret dodol ini

      Hapus
  13. Keren,mak Afin.makasih udah berbagi tips:-))

    BalasHapus
  14. Keren,mak Afin.makasih udah berbagi tips:-))

    BalasHapus

Posting Komentar